Ribuan siswa SMK demo kenaikan uang komite
A
A
A
Sindonews.com - Ribuan siswa SMKN 1 Sengkang berunjuk rasa di halaman sekolah mereka, di Sempangnge, Kecamatan Tanasitolo. Para siswa tersebut menuntut pembayaran uang komite tidak dinaikkan, karena dinilai memberatkan siswa.
Kendati diikuti ribuan siswa, aksi unjuk rasa tersebut berjalan damai. Para siswa membubarkan diri dengan tertib, setelah pihak sekolah berjanji tidak akan menaikkan pembayaran komite.
Kendati demikian, aksi siswa sempat aktivitas di sekolah tersebut. "Aksi damai ini diikuti 1.050 siswa," kata salah seorang siswa AI, kepada wartawan, Rabu (29/1/2014).
Dia mengatakan, aksi damai tersebut dilakukan karena adanya rencana rapat komite untuk menaikkan pembayaran iuran. Sementara uang komite yang dibayarkan selama ini sudah dianggap memberatkan siswa.
"Selama ini kami membayar uang komite Rp50.000, ditambah iuran OSIS Rp10.000, itu sudah memberatkan bagi kami, eh hari ini malah ada rencana rapat untuk kenaikan iuran, makanya kami demo," kata AI.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Sengkang Parmawangsah membenarkan adanya rencana untuk menaikkan uang komite, dengan alasan untuk meningkatkan mutu pelayanan maksimal. Kendati demikian, belum ada kesepakatan berapa estimasi kenaikan.
"Memang ada rencana kenaikan, tapi dengan adanya aksi penolakan dari para siswa, yah kami batalkan," katanya.
Kendati demikian, pihak sekolah masih mencari solusi untuk menutupi pengeluaran anggaran di sekolah tersebut, mengingat jumlah guru honor 30 orang, tata usaha 21 orang, keamanan dua orang dan petugas kebersihan empat orang.
"Jumlah PNS yang ada di sini 63 orang, dan itu tidak mampu melayani siswa yang berjumlah 1.050 siswa. Makanya kami masih mencari solusi, karena kami terbatas masalah anggaran," katanya.
Humas Komite SMKN 1 Sengkang Abdul Kadir menambahkan, tidak ada kenaikan pembayaran uang komite. Kendati demikian, pihak komite akan mencari solusi lain untuk menutupi terbatasnya anggaran di sekolah tersebut.
"Tidak ada kenaikan komite, saat ini kami sementara merapatkan solusi terbaiknya, karena untuk pembayaran guru honor dan security tidak dianggarkan di APBD dan APBN," katanya.
Dia mengatakan, kendati ada dana BOS, namun tertuju pada pos masing-masing. Tunjangan guru honor dan security sangat jauh dari kesejahteraan mereka. "Mana bisa hidup guru honor kalau hanya mengandalkan dana BOS. Tapi karena ada penolakan dari siswa, yah tentu kami tidak akan naikkan," katanya.
Kendati diikuti ribuan siswa, aksi unjuk rasa tersebut berjalan damai. Para siswa membubarkan diri dengan tertib, setelah pihak sekolah berjanji tidak akan menaikkan pembayaran komite.
Kendati demikian, aksi siswa sempat aktivitas di sekolah tersebut. "Aksi damai ini diikuti 1.050 siswa," kata salah seorang siswa AI, kepada wartawan, Rabu (29/1/2014).
Dia mengatakan, aksi damai tersebut dilakukan karena adanya rencana rapat komite untuk menaikkan pembayaran iuran. Sementara uang komite yang dibayarkan selama ini sudah dianggap memberatkan siswa.
"Selama ini kami membayar uang komite Rp50.000, ditambah iuran OSIS Rp10.000, itu sudah memberatkan bagi kami, eh hari ini malah ada rencana rapat untuk kenaikan iuran, makanya kami demo," kata AI.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Sengkang Parmawangsah membenarkan adanya rencana untuk menaikkan uang komite, dengan alasan untuk meningkatkan mutu pelayanan maksimal. Kendati demikian, belum ada kesepakatan berapa estimasi kenaikan.
"Memang ada rencana kenaikan, tapi dengan adanya aksi penolakan dari para siswa, yah kami batalkan," katanya.
Kendati demikian, pihak sekolah masih mencari solusi untuk menutupi pengeluaran anggaran di sekolah tersebut, mengingat jumlah guru honor 30 orang, tata usaha 21 orang, keamanan dua orang dan petugas kebersihan empat orang.
"Jumlah PNS yang ada di sini 63 orang, dan itu tidak mampu melayani siswa yang berjumlah 1.050 siswa. Makanya kami masih mencari solusi, karena kami terbatas masalah anggaran," katanya.
Humas Komite SMKN 1 Sengkang Abdul Kadir menambahkan, tidak ada kenaikan pembayaran uang komite. Kendati demikian, pihak komite akan mencari solusi lain untuk menutupi terbatasnya anggaran di sekolah tersebut.
"Tidak ada kenaikan komite, saat ini kami sementara merapatkan solusi terbaiknya, karena untuk pembayaran guru honor dan security tidak dianggarkan di APBD dan APBN," katanya.
Dia mengatakan, kendati ada dana BOS, namun tertuju pada pos masing-masing. Tunjangan guru honor dan security sangat jauh dari kesejahteraan mereka. "Mana bisa hidup guru honor kalau hanya mengandalkan dana BOS. Tapi karena ada penolakan dari siswa, yah tentu kami tidak akan naikkan," katanya.
(san)