Habiskan Rp40 M keruk drainase, banjir masih mengancam Makassar

Jum'at, 24 Januari 2014 - 19:18 WIB
Habiskan Rp40 M keruk...
Habiskan Rp40 M keruk drainase, banjir masih mengancam Makassar
A A A
Sindonews.com - Anggaran rutin sebesar Rp40 miliar yang digelontorkan dari APBD Makassar untuk pemeliharaan dan pengerukan drainase dinilai hanya pemborosan dana. Sebab, masyarakat tidak pernah merasakan langsung dampak pengerukan itu.

Berdasarkan pantauan di Makassar, belum sebulan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar melalui rekanan melakukan pengerukan sedimentasi di 320 titik pada 14 Kecamatan, banjir masih tampak menggenangi sejumlah titik.

Fungsi drainase sebagai tempat menampung debit air dan melancarkan koneksitas air ke saluran primer atau kanal, masih belum berfungsi secara maksimal. Sampah bercampur lumpur kembali menyumbat drainase yang ada.

Akibatnya, hujan sehari saja, Kota Makassar langsung dikepung genangan air di sejumlah ruas jalan protokol, maupun di pemukiman padat penduduk.

Seperti yang terlihat hari ini, di beberapa tempat. Melubernya air dari drainase mengakibatkan air setinggi 10 centimeter menggenangi jalan utama, seperti Jalan AP Pettarani, Urip Sumihardjo, Perintis Kemerdekaan, Pengayoman, Hertasning, Abd Dg Sirua, Racing Center, Pelita Raya, Sungai Saddang, Bulu Saraung, Sulawesi, dan Jalan Penghibur.

Bukan hanya itu, pemukiman penduduk di empat Kecamatan yang menjadi langganan banjir, yakni Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, dan Panakukang, kini sudah siaga satu banjir susulan. Bahkan ketinggian air di beberapa titik di wilayah ini sudah mencapai lutut orang dewasa.

“Desember 2013 anggaran pengerukan drainase Rp40 miliar sudah habis kita pergunakan, tahun ini anggarannya meningkat jadi Rp60 miliar. Tetapi sekarang masih proses tender dan perencanaan," ungkap kepala seksi Drainase dan Pemeliharaan Bangunan Air PU Makassar, Darmawagus, Jumat (24/1/2014).

Ditambahkan dia, sesuai surat perintah kerja yang tertuang dalam APBD 2014, pengerjaannya paling cepat di mulai Maret. Dia juga menampik implementasi dari program anggaran rutin itu tidak mempunyai implikasi dalam meminimalisasi banjir ketika curah hujan tinggi.

"Air hujan yang turun ke drainase pasti mengalir cepat setelah kita keruk. Hanya memang beban drainase kita yang tak mampu menampung keseluruhan air, karena ada pertemuan antara air pasang dan air hujan, itulah yang menyebabkan banjir,” urainya.

Sementara itu, legislator PDI Perjuangan Stepanus Swardi Hiong mengatakan, untuk mengatasi banjir di Kota Makassar, tidak boleh dengan cara parsial. Tetapi harus ditangani mulai dari hulu ke hilir.

“Kalau drainase terus yang dianggarkan, sampai kapanpun kita pasti hanya buang-buang dana. Pemkot harus punya target jangka panjang. Berapa kali penganggaran APBD Makassar bisa bebas banjir? Jadi persoalan ini harus ditangani secara terukur dan komperhensif,” pungkasnya.

Di lain pihak, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akhir Januari dan awal Februari 2014 puncak hujan disertai angin kencang masih akan melanda Makassar.

Olehnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar memberikan peringatan dini kepada warga yang bermukim di wilayah rawan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Kita imbau kepada warga terutama yang menetap di wilayah rawan banjir agar tetap waspada menyikapi cuaca yang tidak menentu saat ini. Status siaga darurat bencana telah kita tingkatkan, sehingga bantuan evakuasi dan logistik semua telah disiapkan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Ligistik BPBD Makassar Muhammad Danibal.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0982 seconds (0.1#10.140)