Istri matre & hedonis dorong suami korupsi
A
A
A
Sindonews.com - Ada banyak penyebab yang membuat seseorang melakukan tindak pidana korupsi (tipikor). Salah satunya, sikap seorang istri yang gaya hidupnya materialistis dan hedonis, akan membuat suami tertekan kemudian mencari peluang korupsi.
"Salah satu faktor (suami melakukan korupsi) adalah budaya (istri) materialistik dan hedonis dengan penampilan harus serba bermerek dan lain-lain," kata Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Netty Heryawan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/1/2014).
Suami yang tadinya tidak berniat korupsi, katanya, akan mencari kesempatan korupsi ketika punya istri bergaya hidup seperti itu. Hal ini yang kemudian harus disadari para istri, terutama istri pejabat. "Kita berharap istri juga mampu menahan diri, bahwa hidup ini adalah perjuangan. Hidup ini tidak perlu ngoyo dan memaksakan diri," ungkapnya.
Jika ternyata ingin meraih kesuksesan, maka kesuksesan harus diraih dengan penuh perjuangan dan kesungguhan. "Jadi kalau sekarang ingin berpenampilan baik, ya tentu saja harus dengan cara-cara yang baik, dengan jenis pekerjaan yang juga baik dan halal, aman syari, aman hukum, aman citra," jelas Netty.
Istri pejabat pun diharapkan tidak bergaya hidup mewah. Mereka diharapkan jadi contoh baik bagi masyarakat. "Kita harus memberikan keteladanan, bahwa kesederhanaan tidak akan mengurangi nilai dan kewibawaan, serta harga diri seseorang," tuturnya.
Disinggung soal fakta istri jadi pendorong suami melakukan korupsi, Netty menyebut secara kuantitatif harus dilakukan penelitian untuk menemukan datanya. "Tapi secara kualitatif saya pikir ada (benarnya). Karena bagaimanapun suami tidak akan bisa terlepas dari istri. Keduanya saling terkait satu sama lain," paparnya.
Sementara untuk memerangi korupsi, Netty bersama sejumlah istri pejabat mendeklarasikan Perempuan Jawa Barat Antikorupsi. Secara simbolis, naskah deklarasi ditandatangani para istri Muspida tingkat Jawa Barat. Deklarasi lalu dibacakan di hadapan para PNS perempuan di Aula Barat Gedung Sate.
Dengan adanya deklarasi itu, Netty mengaku ingin mengajak para perempuan untuk memerangi korupsi. Sebab selain jadi pendorong dan pelaku korupsi, perempuan juga bisa jadi yang terdepan menolak korupsi.
"Perempuan juga sebaliknya akan bisa melakukan pencegahan dan pemberantasan tipikor dengan berbagai peran dan ruangan yang dimasukinya," tandas Netty.
"Salah satu faktor (suami melakukan korupsi) adalah budaya (istri) materialistik dan hedonis dengan penampilan harus serba bermerek dan lain-lain," kata Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Netty Heryawan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/1/2014).
Suami yang tadinya tidak berniat korupsi, katanya, akan mencari kesempatan korupsi ketika punya istri bergaya hidup seperti itu. Hal ini yang kemudian harus disadari para istri, terutama istri pejabat. "Kita berharap istri juga mampu menahan diri, bahwa hidup ini adalah perjuangan. Hidup ini tidak perlu ngoyo dan memaksakan diri," ungkapnya.
Jika ternyata ingin meraih kesuksesan, maka kesuksesan harus diraih dengan penuh perjuangan dan kesungguhan. "Jadi kalau sekarang ingin berpenampilan baik, ya tentu saja harus dengan cara-cara yang baik, dengan jenis pekerjaan yang juga baik dan halal, aman syari, aman hukum, aman citra," jelas Netty.
Istri pejabat pun diharapkan tidak bergaya hidup mewah. Mereka diharapkan jadi contoh baik bagi masyarakat. "Kita harus memberikan keteladanan, bahwa kesederhanaan tidak akan mengurangi nilai dan kewibawaan, serta harga diri seseorang," tuturnya.
Disinggung soal fakta istri jadi pendorong suami melakukan korupsi, Netty menyebut secara kuantitatif harus dilakukan penelitian untuk menemukan datanya. "Tapi secara kualitatif saya pikir ada (benarnya). Karena bagaimanapun suami tidak akan bisa terlepas dari istri. Keduanya saling terkait satu sama lain," paparnya.
Sementara untuk memerangi korupsi, Netty bersama sejumlah istri pejabat mendeklarasikan Perempuan Jawa Barat Antikorupsi. Secara simbolis, naskah deklarasi ditandatangani para istri Muspida tingkat Jawa Barat. Deklarasi lalu dibacakan di hadapan para PNS perempuan di Aula Barat Gedung Sate.
Dengan adanya deklarasi itu, Netty mengaku ingin mengajak para perempuan untuk memerangi korupsi. Sebab selain jadi pendorong dan pelaku korupsi, perempuan juga bisa jadi yang terdepan menolak korupsi.
"Perempuan juga sebaliknya akan bisa melakukan pencegahan dan pemberantasan tipikor dengan berbagai peran dan ruangan yang dimasukinya," tandas Netty.
(san)