Pasutri di Malang tewas tertimpa longsor
A
A
A
Sindonews.com - Pasangan suami - istri, Kayun (70) dan Sunaryati (60), warga Dusun Mantung, Desa Madirejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tewas setelah tertimpa plengsengan.
Longsor bongkahan batu itu terjadi karena hujan mengguyur terus menerus.
Salah seorang saksi mata, Dodik Afianto mengatakan, saat itu rumahnya juga ikut bergerak seperti gempa bumi. Lalu ia keluar dan melihat plengsengan yang terdiri dari batu berdiameter 120 centimeter bercampur tanah masuk menimpa rumah korban Kayun dan Sunaryati.
“Saya langsung masuk ke rumah Pak Kayun dan masih mendengar suara minta tolong, saya kemudian mencari bantuan tetangga terdekat, namun setelah kembali korban sudah meninggal," katanya, Selasa (21/1/2014).
Warga kemudian memindahkan bongkahan longsor yang menindih kedua korban. Rumah korban memang berdinding triplek sehingga mudah diterjang longsoran plengsengan yang memiliki kemiringan 45 derajat.
Menurut adik kandung Sunaryati, Pujiono (44), keduanya memang tinggal berdua, sementara ketiga anaknya berada di luar kota seperti Surabaya, dan Kalimantan. Mereka setiap hari berjualan sayur di pasar Mantung.
"Pak Kayun sudah lima tahun ini mengalami kebutaan," ujar Dodik.
Longsor bongkahan batu itu terjadi karena hujan mengguyur terus menerus.
Salah seorang saksi mata, Dodik Afianto mengatakan, saat itu rumahnya juga ikut bergerak seperti gempa bumi. Lalu ia keluar dan melihat plengsengan yang terdiri dari batu berdiameter 120 centimeter bercampur tanah masuk menimpa rumah korban Kayun dan Sunaryati.
“Saya langsung masuk ke rumah Pak Kayun dan masih mendengar suara minta tolong, saya kemudian mencari bantuan tetangga terdekat, namun setelah kembali korban sudah meninggal," katanya, Selasa (21/1/2014).
Warga kemudian memindahkan bongkahan longsor yang menindih kedua korban. Rumah korban memang berdinding triplek sehingga mudah diterjang longsoran plengsengan yang memiliki kemiringan 45 derajat.
Menurut adik kandung Sunaryati, Pujiono (44), keduanya memang tinggal berdua, sementara ketiga anaknya berada di luar kota seperti Surabaya, dan Kalimantan. Mereka setiap hari berjualan sayur di pasar Mantung.
"Pak Kayun sudah lima tahun ini mengalami kebutaan," ujar Dodik.
(lns)