Kepsek sering bolos, guru & siswa SMKN 1 demo
Kepsek sering bolos, guru & siswa SMKN 1 demo
A
A
A
Sindonews.com - Aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMKN 1 Bua, Palopo, Sulawesi Selatan, hari ini lumpuh total setelah ratusan siswanya bersama unsur guru melakukan aksi unjuk rasa.
Aksi itu dilakukan menyusul sikap Kepala Sekolah SMKN 1 Bua Musakir dan Wakilnya Ridwan Rajab yang dinilai sering membolos. Mereka juga geram dengan ulah keduanya yang menggadaikan fasilitas komputer sekolah untuk keperluan yang tidak diketahui.
Dalam aksinya para siswa dan guru terus menyuarakan sikap kedua pucuk pimpinan sekolah tersebut yang dinilai malas untuk masuk kantor. "Kondisi ini sudah sering dilaporkan para guru-guru ke Kepala Dinas Pendidikan Luwu. Tetapi kita tahu, kepala sekolah di sini kesayangannya Bupati, makanya tidak ditanggapi," jelas salah seorang guru, Rohmayani, Rabu (15/1/2014).
Dia memaparkan, sikap arogan keduanya juga ditunjukkan dengan memecat enam guru di sekolah tersebut secara semena-mena. Selain itu, keduanya diduga telah menyelewengkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli sapi. Tak hanya itu, Rohmayani menyebut keduanya acap kali melakukan pungutan liar kepada siswa.
"Kami minta keduanya untuk dipecat, karena mereka adalah dalang semua ini," seru Rohmayani yang disambut sorak sorai para pengunjuk rasa.
Aksi ini sempat diwarnai kericuhan setelah pihak kepala sekolah mendatangkan seorang preman yang ingin memprovokasi demo para siswa dan guru. Beruntung, pihak aparat tanggap dan cepat mengamankan oknum preman tersebut.
Aksi ini baru berhenti setelah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu datang ke sekolah dan membuka dialog dengan para guru. Dalam kesepakatannya, kepala dinas meminta kepala sekolah untuk rajin masuk kantor dan mempertanggungjawabkan seluruh keuangan sekolah agar tidak ada lagi persoalan di kemudian hari.
Aksi itu dilakukan menyusul sikap Kepala Sekolah SMKN 1 Bua Musakir dan Wakilnya Ridwan Rajab yang dinilai sering membolos. Mereka juga geram dengan ulah keduanya yang menggadaikan fasilitas komputer sekolah untuk keperluan yang tidak diketahui.
Dalam aksinya para siswa dan guru terus menyuarakan sikap kedua pucuk pimpinan sekolah tersebut yang dinilai malas untuk masuk kantor. "Kondisi ini sudah sering dilaporkan para guru-guru ke Kepala Dinas Pendidikan Luwu. Tetapi kita tahu, kepala sekolah di sini kesayangannya Bupati, makanya tidak ditanggapi," jelas salah seorang guru, Rohmayani, Rabu (15/1/2014).
Dia memaparkan, sikap arogan keduanya juga ditunjukkan dengan memecat enam guru di sekolah tersebut secara semena-mena. Selain itu, keduanya diduga telah menyelewengkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli sapi. Tak hanya itu, Rohmayani menyebut keduanya acap kali melakukan pungutan liar kepada siswa.
"Kami minta keduanya untuk dipecat, karena mereka adalah dalang semua ini," seru Rohmayani yang disambut sorak sorai para pengunjuk rasa.
Aksi ini sempat diwarnai kericuhan setelah pihak kepala sekolah mendatangkan seorang preman yang ingin memprovokasi demo para siswa dan guru. Beruntung, pihak aparat tanggap dan cepat mengamankan oknum preman tersebut.
Aksi ini baru berhenti setelah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu datang ke sekolah dan membuka dialog dengan para guru. Dalam kesepakatannya, kepala dinas meminta kepala sekolah untuk rajin masuk kantor dan mempertanggungjawabkan seluruh keuangan sekolah agar tidak ada lagi persoalan di kemudian hari.
(rsa)
Explore More