Korban pembunuhan bajing loncat itu bernama Erlan
A
A
A
Sindonews.com - Sopir truk gandeng ditemukan tewas di pinggir Jalan Arteri Kaliwungu, Desa Kebonadem, Kecamatan Brangsong, Kendal, Jawa Tengah. Salah seorang warga mengenai mayat tersebut sebagai Erlan Supriatna (27), dan biasa dipanggil Nana.
Mayat korban kali pertama ditemukan oleh Jaeri (61), seorang petani, warga Kumpulrejo, Kaliwungu, saat hendak pergi ke sawah. Tanpa disengaja, saksi dihampiri oleh dua orang pemuda, yang mengabarkan bahwa ada orang yang tertidur di pingir jalan, tempat mayat tersebut ditemukan.
Saat dihampiri, ternyata orang yang dimaksud bukan tertidur. Tetapi sudah tewas. Korban pertama ditemukan dalam posisi tertelungkup dengan mengenakan kaos bergaris kombinasi merah hitam, serta celana jins warna biru tua.
Di dada korban terdapat luka bekas tusukan senjata tajam dan terdapat darah di kepala belakang. Tidak jauh dari mayat korban, terdapat truk gandeng R 1791 AS milik PT Tata Transport yang membawa muatan semen terparkir di tepi jalan.
Pada pintu truk sebelah kiri, ditemukan bercak darah, dan di dalam ruang sopir juga terdapat bercak darah. “Saya tidak tahu kenapa korban tewas. Saya hanya tahu kalau korban sudah tergeletak di situ, setelah diberitahu dua pemuda. Katanya, ada orang tidur," kata Jueri, kepada wartawan, Selasa (14/1/2014).
Dia menambahkan, darah pada kepala korban masih sudah mengering di bagian belakang. Dia kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke pihak kepolisian. “Karena tidak wajar, saya langsung lapor ke polisi,” imbuhnya.
Tidak lama kemudian, anggota Polsek Brangsong dan petugas Inafis Polres Kendal tiba di lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hasilnya, petugas menemukan pisau lipat diduga milik pelaku yang digunakan menusuk korban.
Pisau itu berlumuran darah, dan ditemukan di sawah yang berjarak sekitar 20 meter dari lokasi mayat Erlan Supriatna. Pisau dan truk gandeng itu kini diamankan polisi. Sementara jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk dilakukan autopsi.
Kapolres Kendal AKBP Harryo Sugihhartono menuturkan, hasil penyelidikan sementara pembunuhan tersebut diduga karena persoalan pribadi. Hal tersebut berdasar dengan tidak ditemukan barang korban yang hilang.
“Dugaan bukan karena perampokan. Dari informasi yang didapatkan, seharusnya bukan korban yang membawa muatan semen tersebut, melainkan kakaknya. Namun, tanpa sepengetahuan perusahaan, korban menggantikan menjadi sopir, tetapi tidak diberi kernet yang membantu,” terangnya.
Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus pembununuhan tersebut. Ditambahkannya, pihaknya sudah mengamankan sejumlah barang bukti, seperti pisau lipat, dan truk yang dikendarai korban. “Kami masih melakukan penyelidikan mendalam,” tandasnya.
Baca juga: Sopir truk gandeng dihabisi kawanan bajing loncat
Mayat korban kali pertama ditemukan oleh Jaeri (61), seorang petani, warga Kumpulrejo, Kaliwungu, saat hendak pergi ke sawah. Tanpa disengaja, saksi dihampiri oleh dua orang pemuda, yang mengabarkan bahwa ada orang yang tertidur di pingir jalan, tempat mayat tersebut ditemukan.
Saat dihampiri, ternyata orang yang dimaksud bukan tertidur. Tetapi sudah tewas. Korban pertama ditemukan dalam posisi tertelungkup dengan mengenakan kaos bergaris kombinasi merah hitam, serta celana jins warna biru tua.
Di dada korban terdapat luka bekas tusukan senjata tajam dan terdapat darah di kepala belakang. Tidak jauh dari mayat korban, terdapat truk gandeng R 1791 AS milik PT Tata Transport yang membawa muatan semen terparkir di tepi jalan.
Pada pintu truk sebelah kiri, ditemukan bercak darah, dan di dalam ruang sopir juga terdapat bercak darah. “Saya tidak tahu kenapa korban tewas. Saya hanya tahu kalau korban sudah tergeletak di situ, setelah diberitahu dua pemuda. Katanya, ada orang tidur," kata Jueri, kepada wartawan, Selasa (14/1/2014).
Dia menambahkan, darah pada kepala korban masih sudah mengering di bagian belakang. Dia kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke pihak kepolisian. “Karena tidak wajar, saya langsung lapor ke polisi,” imbuhnya.
Tidak lama kemudian, anggota Polsek Brangsong dan petugas Inafis Polres Kendal tiba di lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hasilnya, petugas menemukan pisau lipat diduga milik pelaku yang digunakan menusuk korban.
Pisau itu berlumuran darah, dan ditemukan di sawah yang berjarak sekitar 20 meter dari lokasi mayat Erlan Supriatna. Pisau dan truk gandeng itu kini diamankan polisi. Sementara jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk dilakukan autopsi.
Kapolres Kendal AKBP Harryo Sugihhartono menuturkan, hasil penyelidikan sementara pembunuhan tersebut diduga karena persoalan pribadi. Hal tersebut berdasar dengan tidak ditemukan barang korban yang hilang.
“Dugaan bukan karena perampokan. Dari informasi yang didapatkan, seharusnya bukan korban yang membawa muatan semen tersebut, melainkan kakaknya. Namun, tanpa sepengetahuan perusahaan, korban menggantikan menjadi sopir, tetapi tidak diberi kernet yang membantu,” terangnya.
Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus pembununuhan tersebut. Ditambahkannya, pihaknya sudah mengamankan sejumlah barang bukti, seperti pisau lipat, dan truk yang dikendarai korban. “Kami masih melakukan penyelidikan mendalam,” tandasnya.
Baca juga: Sopir truk gandeng dihabisi kawanan bajing loncat
(san)