Anas ziarah ke makam ayah, minta doa ibunda
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum berziarah ke makam almarhum Mugheni, di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Usai memanjat doa untuk ayahanda, mantan Ketua PB HMI tersebut juga meminta restu kepada Ny Sriyati (69), ibundanya.
Kepulangan kilat Anas terkait kesiapannya untuk memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Jumat 10 Januari 2013.
"Benar, Mas Anas pulang ke Blitar sebentar. Setelah nyekar, minta doa restu. Panen rambutan dan besok (Jumat) memenuhi panggilan KPK," tutur Anna Luthfie, adik kandung Anas Urbaningrum, dalam pesan BBM, kepada wartawan, Kamis (9/1/2013).
Rumah orangtua yang juga tempat kelahiran Ketua Umum ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) tersebut berada desa. Suasananya kampung, dengan deretan rumah padat warga. Di sebelah kiri rumah, terhampar pekarangan cukup luas.
Sebatang pohon durian peninggalan almarhum ayahanda Anas, tengah berbuah lebat. Di sekelilingnya, beberapa buah mangga dan rambutan juga memasuki masa petik. Sementara di sebelah kanan rumah, berdiri musala keluarga yang bersebelahan dengan bangunan model srotong yang sedikit menjorok di belakang bangunan utama.
"Sebulan lagi panen durian. Dari Blitar, Mas Anas langsung terbang ke Jakarta via Malang," terang Anna Luthfie.
Kepulangan Anas Urbaningrum untuk minta doa restu kepada ibunya dibenarkan Mustofa, salah seorang kerabat dekatnya. Saat ditemui, lelaki muda yang ditemani pria berumur lebih tua tersebut, sedang menempelkan atribut bergambar Anna Luthfie, di sebelah musala. Situasi rumah sendiri tergolong sunyi.
Seperti diketahui, mantan anggota DPRD Propinsi Jatim itu (Anna Luthfie) maju kembali sebagai calon anggota legislatif DPR RI. Caleg nomor sembilan itu, berangkat di Daerah Pemilihan VI (Blitar, Kediri dan Tulungagung) dengan kendaraan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
"Iya benar, tadi pagi Mas Anas pulang sebentar. Setelah minta doa restu ibunya, langsung balik lagi," tutur Musthofa.
Sepengetahuan Mustofa, satu dua bulan belakangan ini Anas kerap pulang ke Blitar. Bahkan, bulan Februari depan, menantu Ponpes Ali Maksum Krapyak Yogyakarta itu akan menggelar acara wayang kulit di rumah ibundanya. "Dalangnya sama. Ki Enthus Susmono dari Tegal," terang Mustofa dengan nada gembira.
Sekedar mengingat, pada acara halal bihalal Lebaran 2013 lalu, Anas Urbaningrum menggelar wayang kulit dengan dalang Enthus Susmono. Pada waktu itu, Ki Enthus bernadzar secara terbuka kepada penonton wayang, bila dirinya terpilih sebagai Bupati Tegal, dia akan melakukan wayangan lagi di rumah Ibunda Anas, di Blitar.
"Dan lakonnya wayang nanti adalah matinya Sengkuni," jelas Mustofa.
Sementara Ny Sriyati, Ibunda Anas saat ditemui mengatakan, kondisinya cukup sehat. Perempuan berusia uzur yang sehari-hari tinggal bersama Ali Fikri, putra bungsunya tersebut mengaku, masih berusaha memantau kabar perkembangan kasus Anas Urbaningrum.
Yang terbaru, Anas mangkir dari panggilan KPK, pada pemeriksaan pertama kalinya sebagai tersangka kasus korupsi proyek Hambalang. "Namanya anak. Meskipun sama anak saya yang lain dilarang nonton televisi, tapi kadang saya diam-diam masih memantau berita tentang Anas," tuturnya.
Sebagai orangtua, beban pikiran akan kasus korupsi yang melilit Anas, diakui Sriyati kadang memengaruhi kesehatannya. Apalagi, dia mengidap penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) yang secara teori tidak boleh terlalu banyak menanggung beban pikiran.
Karenanya tidak heran, kakak tertua Anas, yakni Agus Nasrudin pernah berniat mengambil pesawat televisi di rumah, agar ibunya tidak lagi mengikuti pemberitaan media soal kasus Anas. "Namun kami semua sudah pasrah dengan semua yang ada," pungkasnya.
Kepulangan kilat Anas terkait kesiapannya untuk memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Jumat 10 Januari 2013.
"Benar, Mas Anas pulang ke Blitar sebentar. Setelah nyekar, minta doa restu. Panen rambutan dan besok (Jumat) memenuhi panggilan KPK," tutur Anna Luthfie, adik kandung Anas Urbaningrum, dalam pesan BBM, kepada wartawan, Kamis (9/1/2013).
Rumah orangtua yang juga tempat kelahiran Ketua Umum ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) tersebut berada desa. Suasananya kampung, dengan deretan rumah padat warga. Di sebelah kiri rumah, terhampar pekarangan cukup luas.
Sebatang pohon durian peninggalan almarhum ayahanda Anas, tengah berbuah lebat. Di sekelilingnya, beberapa buah mangga dan rambutan juga memasuki masa petik. Sementara di sebelah kanan rumah, berdiri musala keluarga yang bersebelahan dengan bangunan model srotong yang sedikit menjorok di belakang bangunan utama.
"Sebulan lagi panen durian. Dari Blitar, Mas Anas langsung terbang ke Jakarta via Malang," terang Anna Luthfie.
Kepulangan Anas Urbaningrum untuk minta doa restu kepada ibunya dibenarkan Mustofa, salah seorang kerabat dekatnya. Saat ditemui, lelaki muda yang ditemani pria berumur lebih tua tersebut, sedang menempelkan atribut bergambar Anna Luthfie, di sebelah musala. Situasi rumah sendiri tergolong sunyi.
Seperti diketahui, mantan anggota DPRD Propinsi Jatim itu (Anna Luthfie) maju kembali sebagai calon anggota legislatif DPR RI. Caleg nomor sembilan itu, berangkat di Daerah Pemilihan VI (Blitar, Kediri dan Tulungagung) dengan kendaraan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
"Iya benar, tadi pagi Mas Anas pulang sebentar. Setelah minta doa restu ibunya, langsung balik lagi," tutur Musthofa.
Sepengetahuan Mustofa, satu dua bulan belakangan ini Anas kerap pulang ke Blitar. Bahkan, bulan Februari depan, menantu Ponpes Ali Maksum Krapyak Yogyakarta itu akan menggelar acara wayang kulit di rumah ibundanya. "Dalangnya sama. Ki Enthus Susmono dari Tegal," terang Mustofa dengan nada gembira.
Sekedar mengingat, pada acara halal bihalal Lebaran 2013 lalu, Anas Urbaningrum menggelar wayang kulit dengan dalang Enthus Susmono. Pada waktu itu, Ki Enthus bernadzar secara terbuka kepada penonton wayang, bila dirinya terpilih sebagai Bupati Tegal, dia akan melakukan wayangan lagi di rumah Ibunda Anas, di Blitar.
"Dan lakonnya wayang nanti adalah matinya Sengkuni," jelas Mustofa.
Sementara Ny Sriyati, Ibunda Anas saat ditemui mengatakan, kondisinya cukup sehat. Perempuan berusia uzur yang sehari-hari tinggal bersama Ali Fikri, putra bungsunya tersebut mengaku, masih berusaha memantau kabar perkembangan kasus Anas Urbaningrum.
Yang terbaru, Anas mangkir dari panggilan KPK, pada pemeriksaan pertama kalinya sebagai tersangka kasus korupsi proyek Hambalang. "Namanya anak. Meskipun sama anak saya yang lain dilarang nonton televisi, tapi kadang saya diam-diam masih memantau berita tentang Anas," tuturnya.
Sebagai orangtua, beban pikiran akan kasus korupsi yang melilit Anas, diakui Sriyati kadang memengaruhi kesehatannya. Apalagi, dia mengidap penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) yang secara teori tidak boleh terlalu banyak menanggung beban pikiran.
Karenanya tidak heran, kakak tertua Anas, yakni Agus Nasrudin pernah berniat mengambil pesawat televisi di rumah, agar ibunya tidak lagi mengikuti pemberitaan media soal kasus Anas. "Namun kami semua sudah pasrah dengan semua yang ada," pungkasnya.
(san)