Bawa sabu, mahasiswi UIN ini miliki jaringan di LN
A
A
A
Sindonews.com - Polres Boyolali masih menyelidiki dugaan jaringan narkotika internasional melibatkan mahasiswi pasca sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, berinisial JN.
Kapolres Boyolali AKBP Budi Haryono mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyelidiki nomor-nomor telepon (kontak) yang ada di dalam handphone milik JN.
Menurutnya, dalam HP itu tidak ada satupun kontak Indonesia, semuanya nomor luar negeri.
"Seluruh kontak telpon yang dilakukan JN, tak satupun berasal dari Indonesia. Jaringannya memang dari luar negeri. Jaringannya belum terungkap, maka kita terus kembangkan. Apakah nomor-nomor di HP JN tersebut termasuk jaringannya atau tidak," jelas Budi kepada wartawan, di Mapolres Boyolali, Jawa Tengah, Senin (6/1/2014).
Diakui Budi, dalam pemeriksaan pihaknya sedikit mengalami kesulitan. Pasalnya, JN lebih banyak diam ketika disidik.
Namun kuat diduga, JN terlibat dalam jaringan internasional, meski berkali kali mengatakan hanya dititipi.
"Berulang kali kepada penyidik dia mengaku hanya dititipi bungkusan saat berkunjung ke rumah temannya di Kamboja. Di sana dia bertemu dengan beberapa temannya dari pelbagai negara, di antaranya Nigeria dan Kamboja," jelas Budi.
"Alasannya klise, berulang kali hanya mengaku dititipi barang temannya, itu alasan klise jaringan narkoba," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, JN dibekuk petugas Bea dan Cukai Tipe Madya Bandara Internasional Adi Soemarmo saat saat membawa sabu seberat 946 gram, atau senilai Rp1,89 miliar.
Tersangka dibekuk sesaat setelah turun dari pesawat Silk Air yang membawanya dari Singapura.
Kapolres Boyolali AKBP Budi Haryono mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyelidiki nomor-nomor telepon (kontak) yang ada di dalam handphone milik JN.
Menurutnya, dalam HP itu tidak ada satupun kontak Indonesia, semuanya nomor luar negeri.
"Seluruh kontak telpon yang dilakukan JN, tak satupun berasal dari Indonesia. Jaringannya memang dari luar negeri. Jaringannya belum terungkap, maka kita terus kembangkan. Apakah nomor-nomor di HP JN tersebut termasuk jaringannya atau tidak," jelas Budi kepada wartawan, di Mapolres Boyolali, Jawa Tengah, Senin (6/1/2014).
Diakui Budi, dalam pemeriksaan pihaknya sedikit mengalami kesulitan. Pasalnya, JN lebih banyak diam ketika disidik.
Namun kuat diduga, JN terlibat dalam jaringan internasional, meski berkali kali mengatakan hanya dititipi.
"Berulang kali kepada penyidik dia mengaku hanya dititipi bungkusan saat berkunjung ke rumah temannya di Kamboja. Di sana dia bertemu dengan beberapa temannya dari pelbagai negara, di antaranya Nigeria dan Kamboja," jelas Budi.
"Alasannya klise, berulang kali hanya mengaku dititipi barang temannya, itu alasan klise jaringan narkoba," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, JN dibekuk petugas Bea dan Cukai Tipe Madya Bandara Internasional Adi Soemarmo saat saat membawa sabu seberat 946 gram, atau senilai Rp1,89 miliar.
Tersangka dibekuk sesaat setelah turun dari pesawat Silk Air yang membawanya dari Singapura.
(lns)