Pelaku tak tahu yang dibacoknya Kapolsekta Astana Anyar
A
A
A
Sindonews.com - Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Unit I Resum Satreskrim Polresatabes Bandung, enam pelaku yang melakukan penganiayaan dan pembacokan terhadap Kapolsekta Astana Anyar Kompol Sutorih, mengaku jika salah sasaran.
Wakasatreskrim Polrestabes Bandung Kompol Indra Gunawan menjelaskan, para pelaku menduga jika salah satu temannya, Ali, yang terlebih dahulu ditangkap oleh sekuriti karena dugaan penjambretan ditahan di dalam tempat Pub Dangdut Anggun.
“Motif mereka ini salah sasaran. Mereka menduga temannya di dalam (Anggun). Tapi ternyata kan temannya telah dibawa ke Polsekta Astana Anyar oleh petugas patroli,” jelas Indra saat diwawancarai, di ruang kerjanya, Senin (6/1/2013).
Tidak hanya itu, para pelaku pun tak mengetahui jika orang yang mereka aniaya dan bahkan dibacok dengan parang sepanjang 60 cm tersebut adalah seorang Kapolsekta Astana Anyar.
“Dikirannya Pak Kapolsek itu temannya sekuriti. Soalnya saat kejadian memakai baju preman. Saat para pelaku datang sempat terjadi dorong-dorongan, Pak Kapolsek sempat menjelaskan identitasnya tapi tiba-tiba dari belakang satu pelaku, Iklar, langsung membacok,” bebernya.
Disaat Sutorih terjatuh karena bacokan dari belakang, Handy Talky (HT) miliknya terjatuh. “Terlebih dalam keadaan terdesak Pak Kapolsek mau mengeluarkan senjatanya. Di situ para pelaku baru percaya dan langsung kabur,” terangnya.
Meski sempat melarikan diri, namun pihak kepolisian yang bergerak cepat berhasil menangkap para pelaku ditempat persembunyiannya masing-masing dalam kurun waktu sekitar dua jam.
Baca:
Ini kronologis pembacokan Kapolsekta Astana Anyar
Wakasatreskrim Polrestabes Bandung Kompol Indra Gunawan menjelaskan, para pelaku menduga jika salah satu temannya, Ali, yang terlebih dahulu ditangkap oleh sekuriti karena dugaan penjambretan ditahan di dalam tempat Pub Dangdut Anggun.
“Motif mereka ini salah sasaran. Mereka menduga temannya di dalam (Anggun). Tapi ternyata kan temannya telah dibawa ke Polsekta Astana Anyar oleh petugas patroli,” jelas Indra saat diwawancarai, di ruang kerjanya, Senin (6/1/2013).
Tidak hanya itu, para pelaku pun tak mengetahui jika orang yang mereka aniaya dan bahkan dibacok dengan parang sepanjang 60 cm tersebut adalah seorang Kapolsekta Astana Anyar.
“Dikirannya Pak Kapolsek itu temannya sekuriti. Soalnya saat kejadian memakai baju preman. Saat para pelaku datang sempat terjadi dorong-dorongan, Pak Kapolsek sempat menjelaskan identitasnya tapi tiba-tiba dari belakang satu pelaku, Iklar, langsung membacok,” bebernya.
Disaat Sutorih terjatuh karena bacokan dari belakang, Handy Talky (HT) miliknya terjatuh. “Terlebih dalam keadaan terdesak Pak Kapolsek mau mengeluarkan senjatanya. Di situ para pelaku baru percaya dan langsung kabur,” terangnya.
Meski sempat melarikan diri, namun pihak kepolisian yang bergerak cepat berhasil menangkap para pelaku ditempat persembunyiannya masing-masing dalam kurun waktu sekitar dua jam.
Baca:
Ini kronologis pembacokan Kapolsekta Astana Anyar
(rsa)