Puting beliung rusak 2 sekolah
A
A
A
Sindonews.com - Dua sekolah di Desa Bungeng, Batang, Sulawesi Selatan, rusak parah diterjang puting beliung, sekitar pukul 13.00 wita, kemarin. Selain dua sekolah, angin kencang juga merusak belasan rumah warga.
Dua sekolah yang rusak parah yakni SD Inpres Junggea 223 dan MTS Pelabuhan Desa Bungeng. Angin kencang itu terjadi saat warga sedang beristrahat di rumah mereka.
Tiba-tiba, angin putting beliung datang dan mengagetkan warga. Warga pun berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri menghindari reruntuhan seng dan kayu. Saat itu cuaca sedang gerimis.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, tetapi kerugian negara ditaksir di atas Rp100 juta. Salah seorang warga yang rumahnya rusak, Irwan (30) mengatakan, angin kencang terjadi tiba-tiba dan berlangsung sangat cepat.
Umumnya, rumah dan sekolah yang rusak terjadi di bagian atap yang roboh, sementara sengnya diterbangkan angin. “Kalau sengnya diterbangkan angin, balok-baloknya banyak yang roboh, anginnya kencang memang,” kata Irwan kepada wartawan, di Batang, Sulawesi Selatan, Minggu 5 Januari 2014.
Kepala Desa Bungeng Mustari Akku mengatakan, saat ini sementara melakukan pendataan jumlah kerusakan dan kerugian yang dialami oleh warganya. Saat kejadian terjadi, Mustari mengatakan sedang berada di dalam rumah lantaran hujan.
“Warga sedang beristrahat saat kejadian terjadi, rata-rata kerusakan terjadi di bagian atap, termasuk sekolah, tandas Mustari.
Selain itu, sebuah bengkel juga terkena reruntuhan kayu. Akibatnya sebuah mobil yang sedang diperbaiki di bengkel milik salah seorang warga ikut tertimpa reruntuhan kayu. Saat itu, mobil itu sedang terparkir di dalam bengkel dan tidak sempat diselamatkan saat kejadian terjadi.
"Kalau bengkel tidak rusak, hanya saja rumah di sampingnya yang digunakan sebagai tempat penyimpanan kayu bantilang roboh, kayu itu yang kena itu mobil, rusak parah pak mobilnya,” ujar Mustari.
Mustari mengatakan, jumlah kerusakan secara detail akan dilaporkan ke Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Selanjutnya, dia mengharapkan agar rumah warga yang mengalami kerusakan mendapatkan bantuan dari pemerintah. “Kita harapkan ada bantuan dari pemerintah kabupaten,” pintanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jeneponto Anwaruddin Munassar membenarkan puting beliung yang terjadi di Bungeng itu. Anwar pun mengaku, telah memerintahkan anggotanya untuk langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendataan terhadap rumah warga yang rusak
“Pihak kami telah langsung ke lapangan untuk melakukan pendataan, sementara kami tunggu datanya,” kata Anwar.
Anwar mengimbau warga, agar waspada dengan bencana yang sewaktu-waktui bisa terjadi. Di Jeneponto, selain banjir dan puting beliung, longsor juga kerap terjadi di daerah Rumbia.
”Masyarakat harus semakin waspada dengan potensi bencana, curah hujan juga tak menentu,” ungkapnya.
Dua sekolah yang rusak parah yakni SD Inpres Junggea 223 dan MTS Pelabuhan Desa Bungeng. Angin kencang itu terjadi saat warga sedang beristrahat di rumah mereka.
Tiba-tiba, angin putting beliung datang dan mengagetkan warga. Warga pun berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri menghindari reruntuhan seng dan kayu. Saat itu cuaca sedang gerimis.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, tetapi kerugian negara ditaksir di atas Rp100 juta. Salah seorang warga yang rumahnya rusak, Irwan (30) mengatakan, angin kencang terjadi tiba-tiba dan berlangsung sangat cepat.
Umumnya, rumah dan sekolah yang rusak terjadi di bagian atap yang roboh, sementara sengnya diterbangkan angin. “Kalau sengnya diterbangkan angin, balok-baloknya banyak yang roboh, anginnya kencang memang,” kata Irwan kepada wartawan, di Batang, Sulawesi Selatan, Minggu 5 Januari 2014.
Kepala Desa Bungeng Mustari Akku mengatakan, saat ini sementara melakukan pendataan jumlah kerusakan dan kerugian yang dialami oleh warganya. Saat kejadian terjadi, Mustari mengatakan sedang berada di dalam rumah lantaran hujan.
“Warga sedang beristrahat saat kejadian terjadi, rata-rata kerusakan terjadi di bagian atap, termasuk sekolah, tandas Mustari.
Selain itu, sebuah bengkel juga terkena reruntuhan kayu. Akibatnya sebuah mobil yang sedang diperbaiki di bengkel milik salah seorang warga ikut tertimpa reruntuhan kayu. Saat itu, mobil itu sedang terparkir di dalam bengkel dan tidak sempat diselamatkan saat kejadian terjadi.
"Kalau bengkel tidak rusak, hanya saja rumah di sampingnya yang digunakan sebagai tempat penyimpanan kayu bantilang roboh, kayu itu yang kena itu mobil, rusak parah pak mobilnya,” ujar Mustari.
Mustari mengatakan, jumlah kerusakan secara detail akan dilaporkan ke Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Selanjutnya, dia mengharapkan agar rumah warga yang mengalami kerusakan mendapatkan bantuan dari pemerintah. “Kita harapkan ada bantuan dari pemerintah kabupaten,” pintanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jeneponto Anwaruddin Munassar membenarkan puting beliung yang terjadi di Bungeng itu. Anwar pun mengaku, telah memerintahkan anggotanya untuk langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendataan terhadap rumah warga yang rusak
“Pihak kami telah langsung ke lapangan untuk melakukan pendataan, sementara kami tunggu datanya,” kata Anwar.
Anwar mengimbau warga, agar waspada dengan bencana yang sewaktu-waktui bisa terjadi. Di Jeneponto, selain banjir dan puting beliung, longsor juga kerap terjadi di daerah Rumbia.
”Masyarakat harus semakin waspada dengan potensi bencana, curah hujan juga tak menentu,” ungkapnya.
(maf)