Januari, diprediksi puncak serangan DBD
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah memprediksi puncak serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi pada akhir tahun 2013 hingga awal 2014.
Kenaikan kasus telah terdeteksi dengan banyaknya jumlah pasien hingga Oktober 2013.
“Sampai Oktober 2013, jumlah kasus DBD mencapai 226 kejadian. Ini jauh lebih banyak dibanding pada 2012 lalu yang hanya 52 kasus. Gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) makin digencarkan karena puncaknya diprediksi pada Desember hingga Januari,” kata Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Kabupaten Magelang, Darsiwan, Rabu (1/1/2014).
Musim penghujan merupakan pemicu perkembangan jentik nyamuk yang membawa bibit penyakit tersebut. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat perlu digencarkan lagi guna memutus daur hidupnya.
Darsiwan mengatakan, tidak ada pasien meninggal dunia terserang DBD sepanjang dua tahun terakhir. Pantauan petugas diprioritaskan di wilayah 10 kecamatan langganan kasus DBD.
“Pada tahun ini kenaikannya luar biasa. Dominan di 10 kecamatan, yaitu Borobudur, Salam, Dukun, Muntilan, Mungkid, Mertoyudan, Bandongan, Tegalrejo, Secang, dan Kecamatan Salaman,” terang dia.
Pola hidup masyarakat urban di wilayah 10 kecamatan itu juga menjadi pemicu pesatnya daur hidup nyamuk.
Lebih lanjut dia menyayangkan langkah pemberantasan jentik melalui penaburan bubuk abate gagal terealisasi pada 2013. Alasannya, panitia pengadaan barang luput memasang harga pembelian abate yang ternyata lebih mahal dari nilai yang tertera.
“Kesalahan ini tidak akan terulang pada 2014. Penggunaan abate di tahun ini pasti terealisasi, karena memang sudah banyak yang meminta,” terang dia.
Selain penaburan bubuk abate, pengasapan juga diagendakan untuk ditambah 10 persen dari kegiatan tahun lalu sebanyak 70 kali. Darsiwan mengatakan, langkah pencegahan DBD paling efektif dengan memberdayakan masyarakat setempat, misalnya gerakan PSN dan 3M (menutup, menguras dan mengubur).
Selain DBD, Dinkes juga mencatat serangan cikungunya di wilayah urban. Sebanyak sembilan warga Dusun Seneng, Kecamatan Mertoyudan dilaporkan menderita penyakit itu pada Desember 2013.
“Sekarang sudah tertangani dengan baik,” jelasnya.
Kenaikan kasus telah terdeteksi dengan banyaknya jumlah pasien hingga Oktober 2013.
“Sampai Oktober 2013, jumlah kasus DBD mencapai 226 kejadian. Ini jauh lebih banyak dibanding pada 2012 lalu yang hanya 52 kasus. Gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) makin digencarkan karena puncaknya diprediksi pada Desember hingga Januari,” kata Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Kabupaten Magelang, Darsiwan, Rabu (1/1/2014).
Musim penghujan merupakan pemicu perkembangan jentik nyamuk yang membawa bibit penyakit tersebut. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat perlu digencarkan lagi guna memutus daur hidupnya.
Darsiwan mengatakan, tidak ada pasien meninggal dunia terserang DBD sepanjang dua tahun terakhir. Pantauan petugas diprioritaskan di wilayah 10 kecamatan langganan kasus DBD.
“Pada tahun ini kenaikannya luar biasa. Dominan di 10 kecamatan, yaitu Borobudur, Salam, Dukun, Muntilan, Mungkid, Mertoyudan, Bandongan, Tegalrejo, Secang, dan Kecamatan Salaman,” terang dia.
Pola hidup masyarakat urban di wilayah 10 kecamatan itu juga menjadi pemicu pesatnya daur hidup nyamuk.
Lebih lanjut dia menyayangkan langkah pemberantasan jentik melalui penaburan bubuk abate gagal terealisasi pada 2013. Alasannya, panitia pengadaan barang luput memasang harga pembelian abate yang ternyata lebih mahal dari nilai yang tertera.
“Kesalahan ini tidak akan terulang pada 2014. Penggunaan abate di tahun ini pasti terealisasi, karena memang sudah banyak yang meminta,” terang dia.
Selain penaburan bubuk abate, pengasapan juga diagendakan untuk ditambah 10 persen dari kegiatan tahun lalu sebanyak 70 kali. Darsiwan mengatakan, langkah pencegahan DBD paling efektif dengan memberdayakan masyarakat setempat, misalnya gerakan PSN dan 3M (menutup, menguras dan mengubur).
Selain DBD, Dinkes juga mencatat serangan cikungunya di wilayah urban. Sebanyak sembilan warga Dusun Seneng, Kecamatan Mertoyudan dilaporkan menderita penyakit itu pada Desember 2013.
“Sekarang sudah tertangani dengan baik,” jelasnya.
(lns)