Banjir Makassar, 2.000 warga Manggala mengungsi

Jum'at, 27 Desember 2013 - 02:28 WIB
Banjir Makassar, 2.000...
Banjir Makassar, 2.000 warga Manggala mengungsi
A A A
Sindonews.com - Sedikitnya 2.000 jiwa warga Kecamatan Manggala mengungsi akibat tempat tinggal mereka terendam banjir setelah hujan deras mengguyur Makassar dalam satu pekan terakhir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar mencatat, korban banjir paling banyak di Jalan Swadaya Mas dan Toa Daeng Kelurahan Batua sebanyak 1.620 jiwa atau 370 kepala keluarga (kk). Sebanyak 1.304 jiwa (289 kk) mengungsi ke rumah keluarga, serta 316 jiwa (81 kk) dievakuasi ke Masjid AT Tayyibah.

Ketinggian air di Swadaya Mas dan Toa Daeng sampai pusar orang dewasa atau 1 meter. “Swadaya Mas, Kelurahan Paccerakkang (Biringkanaya), dan belakang BTP (Tamalanrea) termasuk yang paling parah,” kata Kepala BPBD Makassar, Muhammad Ismounandar, Kamis (27/12/2013).

Sementara, banjir cukup parah juga terjadi tiga titik pemukiman warga di Kelurahan Tamangapa Raya yakni, Bontoa, Romang Tangaya, dan Kajenjeng. Sedikitnya 400 jiwa korban banjir Tamangapa terpaksa mengungsi ke rumah keluarga atau tetangga.

Bahu Jalan Rahmatullah 9 Bontoa teredam banjir hingga pusar orang dewasa atau setinggi sekitar 130 centimeter (cm). Akibatnya, sekitar 100 rumah warga berlantai rendah di jalan ini terendam.

Korban banjir di Jalan Rahmatullah termasuk sekitar 300 santri Pondok Pesantren Tahfidz Al-Quran Wahdah Islamiyah. Seluruh santri mulai dijemput satu-persatu orang tuanya dari pagi hingga sore, kemarin.

“Saya dari Bulukumba. Saya langsung kesini setelah dikabari air sudah masuk dalam asrama. Saya juga kaget karena lantai asrama cukup tinggi,” kata Masrum, ayah dari salah seorang santri, Hafifa Magfirah.

Demikian juga di Kanjenjeng yang bersebelahan dengan Bontoa. Terdapat sekitar 100 rumah Kajenjeng terendam banjir, termasuk 20 kepala keluarga (KK) yang harus mengungsi karena air dalam rumah sudah diatas 50 cm.

“Paling parah di Kampung Romang Tangaya, ketinggian air disana sudah hampir 3 meter. Saya tidak tau bagaimana kondisi warga disana karena harus naik perahu untuk kesana,” ujar warga Kajenjeng, Daeng Ngago.

Di Romang Tangaya, terdapat sekitar 100 rumah yang semuanya terendam. Hamparan sawa yang membela Kampung Bontoa, Kanjenjeng dan Romang Tangaya berubaha menjadi danau akibat banjir. Banyak tanaman padi warga yang puso atau gagal panen akibat terendam.

“Sudah satu minggu kami dirumah karena tidak ada yang bisa dikerjakan, tanaman padi kebanjiran sebelum dipanen. Sebagian besar warga di Kanjenjeng dan Romang Tangaya petani,” ucap Ngago.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0854 seconds (0.1#10.140)