Jalur alternatif Borobudur longsor
A
A
A
Sindonews.com - Jalur alternatif menuju Kecamatan Borobudur dari Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dengan melewati alur di Perbukitan Menoreh, rawan longsor. Terdeteksi, material longsoran telah menutup tiga titik Jalan Kyai Sampir, Desa Kalirejo, Salaman, di dua dusun di perbukitan tersebut.
Pantauan Sindonews, masyarakat setempat dibantu TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang bergotong-royong membersihkan titik longsor dari tanah dan bebatuan.
Meski tak menimbulkan korban jiwa, longsor yang terjadi pada Jumat 20 Desember 2013 malam menyebabkan lalu lintas pedesaan di jalur tersebut lumpuh. Mobilitas penduduk baru kembali normal pada Sabtu 21 Desember 2013 pagi, seiring pembersihan material longsor oleh warga.
“Semalam (jalan) terputus. Tanah-tanahnya luruh bercampur air hujan dari atas bukit. Dua dari tiga titik longsor ada di Dusun Kobar dan satunya di Glagah,” ujar Kepala Urusan (Kaur) Kesra Desa Kalijero Suparno.
Dirinya meminta pengguna jalur alternatif itu agar ekstra waspada terhadap kemungkinan longsor susulan. Dibutuhkan kesigapan pengemudi di lokasi bekas longsoran karena kondisi jalan berlumpur dan licin.
Suparno menambahkan, logistik dari BPBD dan dukungan TNI cukup membantu pemulihan jalur alternatif menuju Kecamatan Borobudur tersebut. Apabila kondisi tetap stabil, dia memerkirakan pemulihan jalur dari material longsor dapat selesai maksimal hari ini.
Sementara itu, sebagian warga yang berhunian di sepanjang Jalan Kyai Sampir memilih tetap bertahan di bidang-bidang labil kawasan Perbukitan Menoreh. Mereka mengaku paham betul kapan harus mengevakuasi diri.
“Saat hujan deras dengan melihat struktur tanah yang mulai bergerak, saat itulah kami akan menyelamatkan diri. Untuk saat ini masih relatif aman,” ujar Sulaiman (45), warga Dusun Glagah yang tinggal tepian jalur alternatif.
Pantauan Sindonews, masyarakat setempat dibantu TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang bergotong-royong membersihkan titik longsor dari tanah dan bebatuan.
Meski tak menimbulkan korban jiwa, longsor yang terjadi pada Jumat 20 Desember 2013 malam menyebabkan lalu lintas pedesaan di jalur tersebut lumpuh. Mobilitas penduduk baru kembali normal pada Sabtu 21 Desember 2013 pagi, seiring pembersihan material longsor oleh warga.
“Semalam (jalan) terputus. Tanah-tanahnya luruh bercampur air hujan dari atas bukit. Dua dari tiga titik longsor ada di Dusun Kobar dan satunya di Glagah,” ujar Kepala Urusan (Kaur) Kesra Desa Kalijero Suparno.
Dirinya meminta pengguna jalur alternatif itu agar ekstra waspada terhadap kemungkinan longsor susulan. Dibutuhkan kesigapan pengemudi di lokasi bekas longsoran karena kondisi jalan berlumpur dan licin.
Suparno menambahkan, logistik dari BPBD dan dukungan TNI cukup membantu pemulihan jalur alternatif menuju Kecamatan Borobudur tersebut. Apabila kondisi tetap stabil, dia memerkirakan pemulihan jalur dari material longsor dapat selesai maksimal hari ini.
Sementara itu, sebagian warga yang berhunian di sepanjang Jalan Kyai Sampir memilih tetap bertahan di bidang-bidang labil kawasan Perbukitan Menoreh. Mereka mengaku paham betul kapan harus mengevakuasi diri.
“Saat hujan deras dengan melihat struktur tanah yang mulai bergerak, saat itulah kami akan menyelamatkan diri. Untuk saat ini masih relatif aman,” ujar Sulaiman (45), warga Dusun Glagah yang tinggal tepian jalur alternatif.
(san)