Garut siaga bencana
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Garut menganggarkan Rp100 juta untuk penanggulangan bencana.
Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Garut, Elka Nurhakimah, mengatakan, dana yang dianggarkan dari APBD Perubahan Garut ini dialokasikan untuk kebutuhan pangan para korban bencana yang bersifat darurat.
“Begitu APBD Perubahan disahkan kemudian dicairkan di akhir November lalu, kami langsung membelanjakannya dengan cara menyiapkan stok bahan pangan. Tujuannya agar ketika bencana terjadi, kami langsung mengirimkan stok bahan pangan itu kepada masyarakat yang menjadi korban,” kata Elka, Selasa (17/12/2013).
Menurutnya, sebagian dari stok bahan pangan yang ada saat ini telah diberikan kepada warga di sejumlah kecamatan yang terjadi bencana. Salah satu diantaranya adalah korban longsor di Kampung Pojok, Desa Sukalaksana, Kecamatan Talegong.
Di kawasan itu, sebanyak dua unit rumah warga mengalami rusak berat dan satu lainnya rusak ringan. Sementara 25 unit rumah warga dan satu mesjid terancam longsor susulan.
“Jumlah warga yang diungsikan tercatat sebanyak 28 kepala keluarga (KK). Masing-masing KK ini terdiri dari beberapa jiwa. Per jiwanya masing-masing, kami sudah siapkan bahan makanan untuk keperluan selama tujuh hari. Bila kalau telah lewat tujuh hari mereka masih memerlukan, maka akan kami beri tambahan lagi,” jelasnya.
Elka menegaskan, stok bahan pangan yang ada di dinasnya tidak hanya untuk korban bencana longsor saja, melainkan korban bencana seperti kebakaran dan lainnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Dikdik Hendrajaya mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan ratusan relawan jika bencana alam kembali terjadi.
“Di Garut total kita punya ratusan relawan. Jumlah ini terdiri dari gabungan kelompok relawan yang jumlahnya terdata sebanyak 40 gorup dan satu relawan BPBD di setiap kecamatan,” katanya.
Koordinasi pun dilakukan dengan cara melakukan kontak dan kerjasama dengan sejumlah dinas atau intansi terkait. Selain itu, Dikdik menegaskan jika staf dan pegawai BPBD Garut selalu stand by di kantor selama 24 jam penuh.
“Saya sudah menugaskan minimal tiga orang untuk stand by di kantor. Mereka bertugas untuk koordinasi dengan sejumlah kecamatan, dinas PU, dan Dinsos Garut bila bencana terjadi. Bahkan, bila perlu mereka akan terjun ke lapangan melakukan pendataan dan tugas lainnya,” paparnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Iman Alirahman, menginstruksikan agar seluruh jajaran di Pemkab Garut siap siaga menghadapi ancaman bencana longsor. Tingginya curah hujan dalam kurun waktu terakhir ini, setidaknya telah menimbulkan bencana di sejumlah wilayah Kabupaten Garut.
Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Garut, Elka Nurhakimah, mengatakan, dana yang dianggarkan dari APBD Perubahan Garut ini dialokasikan untuk kebutuhan pangan para korban bencana yang bersifat darurat.
“Begitu APBD Perubahan disahkan kemudian dicairkan di akhir November lalu, kami langsung membelanjakannya dengan cara menyiapkan stok bahan pangan. Tujuannya agar ketika bencana terjadi, kami langsung mengirimkan stok bahan pangan itu kepada masyarakat yang menjadi korban,” kata Elka, Selasa (17/12/2013).
Menurutnya, sebagian dari stok bahan pangan yang ada saat ini telah diberikan kepada warga di sejumlah kecamatan yang terjadi bencana. Salah satu diantaranya adalah korban longsor di Kampung Pojok, Desa Sukalaksana, Kecamatan Talegong.
Di kawasan itu, sebanyak dua unit rumah warga mengalami rusak berat dan satu lainnya rusak ringan. Sementara 25 unit rumah warga dan satu mesjid terancam longsor susulan.
“Jumlah warga yang diungsikan tercatat sebanyak 28 kepala keluarga (KK). Masing-masing KK ini terdiri dari beberapa jiwa. Per jiwanya masing-masing, kami sudah siapkan bahan makanan untuk keperluan selama tujuh hari. Bila kalau telah lewat tujuh hari mereka masih memerlukan, maka akan kami beri tambahan lagi,” jelasnya.
Elka menegaskan, stok bahan pangan yang ada di dinasnya tidak hanya untuk korban bencana longsor saja, melainkan korban bencana seperti kebakaran dan lainnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Dikdik Hendrajaya mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan ratusan relawan jika bencana alam kembali terjadi.
“Di Garut total kita punya ratusan relawan. Jumlah ini terdiri dari gabungan kelompok relawan yang jumlahnya terdata sebanyak 40 gorup dan satu relawan BPBD di setiap kecamatan,” katanya.
Koordinasi pun dilakukan dengan cara melakukan kontak dan kerjasama dengan sejumlah dinas atau intansi terkait. Selain itu, Dikdik menegaskan jika staf dan pegawai BPBD Garut selalu stand by di kantor selama 24 jam penuh.
“Saya sudah menugaskan minimal tiga orang untuk stand by di kantor. Mereka bertugas untuk koordinasi dengan sejumlah kecamatan, dinas PU, dan Dinsos Garut bila bencana terjadi. Bahkan, bila perlu mereka akan terjun ke lapangan melakukan pendataan dan tugas lainnya,” paparnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Iman Alirahman, menginstruksikan agar seluruh jajaran di Pemkab Garut siap siaga menghadapi ancaman bencana longsor. Tingginya curah hujan dalam kurun waktu terakhir ini, setidaknya telah menimbulkan bencana di sejumlah wilayah Kabupaten Garut.
(rsa)