Kalah berkelahi, Harimau Buluah tewas
A
A
A
Sindonews.com - Warga Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Azmi (32), menemukan seekor Harimau Buluah dengan kondisi mengenaskan.
Harimau itu tewas setelah sebelumnya berkelahi dengan binatang lain. Banyak luka yang terdapat di beberapa bagian tubuhnya.
“Kita menemukan di dekat akar buluah (bambu) dalam kondisi kritis. Dia tidak lari tapi melawan, suaranya seperti kucing berkelahi. Dugaan saya binatang ini baru berkelahi,” kata Azmi, Minggu (15/12/2013).
Meski badannya kecil, namun belangnya buluhnya mirip dengan Harimau Dahan. “Kami di sini mengatakan binatang ini Harimau Buluah, sebab dia tinggal di rumpun bambu,” ujarnya.
Dua kaki belakang Harimau Buluah luka-luka, ekor dan telinga kanannya juga lecet. Si belang akhirnya tewas. “Kalau kami pegang dia melawan dengan cara mencakar dan menggigit, jadi kami biarkan saja seperti itu hingga tak lama kemudian Harimau Buluah itu mati,” pungkasnya.
Dijelaskannya, bahasa latin binatang ini yakni pardofelis marmorata martin atau kucing batu. Populasinya banyak ditemukan di Sumatera. Ciri-ciri fisiknya telinga pendek dan bulat dengan warna hitam sampai abu-abu. Ada bercak putih di belakang masing masing telinga. Pada dagu dan bibir atas juga berwarna putih. Kepala dan tubuh berkisar panjang 45-61 cm.
“Harimau Buluah ini sudah lama kami tak melihatnya, sudah lebih 10 tahun lamanya, dulu memang banyak di sini, tiap panen padi itu berlarian keluar,” ujarnya.
Keberadaan kucing batu itu sudah langka di daerah Kuranji akibat habitatnya sudah diambil ahli manusia, memang tidak mengganggu warga. “Kebanyakan binatang ini bersarang di bawah rumpun bambu,” tuturnya.
Azmi juga mengatakan binatang ini biasanya memakan tikus, burung dan ikan di kolam, dan kalau ada sarang burung dia makan telurnya. Kucing Batu ini merupakan binatang langkah dan dilindungi oleh Undang-undang.
Harimau itu tewas setelah sebelumnya berkelahi dengan binatang lain. Banyak luka yang terdapat di beberapa bagian tubuhnya.
“Kita menemukan di dekat akar buluah (bambu) dalam kondisi kritis. Dia tidak lari tapi melawan, suaranya seperti kucing berkelahi. Dugaan saya binatang ini baru berkelahi,” kata Azmi, Minggu (15/12/2013).
Meski badannya kecil, namun belangnya buluhnya mirip dengan Harimau Dahan. “Kami di sini mengatakan binatang ini Harimau Buluah, sebab dia tinggal di rumpun bambu,” ujarnya.
Dua kaki belakang Harimau Buluah luka-luka, ekor dan telinga kanannya juga lecet. Si belang akhirnya tewas. “Kalau kami pegang dia melawan dengan cara mencakar dan menggigit, jadi kami biarkan saja seperti itu hingga tak lama kemudian Harimau Buluah itu mati,” pungkasnya.
Dijelaskannya, bahasa latin binatang ini yakni pardofelis marmorata martin atau kucing batu. Populasinya banyak ditemukan di Sumatera. Ciri-ciri fisiknya telinga pendek dan bulat dengan warna hitam sampai abu-abu. Ada bercak putih di belakang masing masing telinga. Pada dagu dan bibir atas juga berwarna putih. Kepala dan tubuh berkisar panjang 45-61 cm.
“Harimau Buluah ini sudah lama kami tak melihatnya, sudah lebih 10 tahun lamanya, dulu memang banyak di sini, tiap panen padi itu berlarian keluar,” ujarnya.
Keberadaan kucing batu itu sudah langka di daerah Kuranji akibat habitatnya sudah diambil ahli manusia, memang tidak mengganggu warga. “Kebanyakan binatang ini bersarang di bawah rumpun bambu,” tuturnya.
Azmi juga mengatakan binatang ini biasanya memakan tikus, burung dan ikan di kolam, dan kalau ada sarang burung dia makan telurnya. Kucing Batu ini merupakan binatang langkah dan dilindungi oleh Undang-undang.
(rsa)