Ospek maut, Rektor ITN dipanggil Pak Menteri
A
A
A
Sindonews.com - Kasus kematian mahasiswa Institut Teknologi Negeri (ITN) Malang, Fikri Dolasmantya Surya, yang tewas diduga karena perlakukan buruk saat ospek terus bergulir.
Kali ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memanggil Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Pemanggilan ini untuk klarifikasi kematian Fikri, 12 Oktober 2013 lalu.
Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Soeparno Djiwo, membenarkan hal ini. Melalui pesan pendeknya, Suparno mengatakan jika Mendikbud ingin mengetahui kasus meninggalnya Fikri apakah benar akibat tindakan kekerasan.
"Benar, Pak Menteri ingin mengetahui meninggalnya Fikri apakah benar karena tindakan kekerasan," ujar Suparno dalam pesan pendeknya, Kamis (12/12/2013).
Ia mengaku siap-siap memberikan klarifikasi seputar kejadian tersebut. Termasuk membawa berbagai dokumen pelaksanaan kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) di Kawasan Goa Cina, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, pada 9 - 12 Oktober lalu.
Diketahui, ia beberapa kali membantah jika kematian Fikri akibat kekerasan saat mengikuti kemah bakti desa. Selain itu, Rektor ITN juga memberhentikan Ibnu Sasongko dan Arief Setyawan dari jabatannya sebagai Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Planologi.
Sebanyak 110 panitia KBD juga disanksi mulai dari pengurangan mata kuliah, skorsing satu semester hingga skorsing dua semester.
Baca juga: 4 mahasiswa diperiksa terkait kematian Fikri
Kali ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memanggil Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Pemanggilan ini untuk klarifikasi kematian Fikri, 12 Oktober 2013 lalu.
Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Soeparno Djiwo, membenarkan hal ini. Melalui pesan pendeknya, Suparno mengatakan jika Mendikbud ingin mengetahui kasus meninggalnya Fikri apakah benar akibat tindakan kekerasan.
"Benar, Pak Menteri ingin mengetahui meninggalnya Fikri apakah benar karena tindakan kekerasan," ujar Suparno dalam pesan pendeknya, Kamis (12/12/2013).
Ia mengaku siap-siap memberikan klarifikasi seputar kejadian tersebut. Termasuk membawa berbagai dokumen pelaksanaan kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) di Kawasan Goa Cina, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, pada 9 - 12 Oktober lalu.
Diketahui, ia beberapa kali membantah jika kematian Fikri akibat kekerasan saat mengikuti kemah bakti desa. Selain itu, Rektor ITN juga memberhentikan Ibnu Sasongko dan Arief Setyawan dari jabatannya sebagai Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Planologi.
Sebanyak 110 panitia KBD juga disanksi mulai dari pengurangan mata kuliah, skorsing satu semester hingga skorsing dua semester.
Baca juga: 4 mahasiswa diperiksa terkait kematian Fikri
(rsa)