Raden Saleh layak dinobatkan Pahlawan Nasional

Rabu, 11 Desember 2013 - 18:58 WIB
Raden Saleh layak dinobatkan Pahlawan Nasional
Raden Saleh layak dinobatkan Pahlawan Nasional
A A A
Sindonews.com - Sosok seniman Raden Saleh yang hidup di zaman kolonial Belanda dinilai layak menerima penghargaan sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Meski tidak berperan secara fisik dalam membela negara, Raden Saleh melalui karya seninya juga berperan dalam perjuangan bangsa.

"Raden Saleh sangat memungkinkan diposisikan menjadi pahlawan nasional. Namun saya sendiri sebenarnya masih bertanya apa sebenarnya kriteria pahlawan nasional yang ada saat ini. Ini perlu dikemukakan pemerintah agar masyarakat juga mampu mengusulkan siapa yang berhak memperoleh gelar tersebut," ujar Dosen Fakultas Seni Rupa dan Pascasarjana ISI Yogyakarta Drs Suwarno Wisetrotomo MHum, Rabu (11/12/2013).

Suwarno menuturkan, Raden Saleh tergolong sosok yang hibrid yakni sosok yang hidup dalam percampuran budaya, dalam hal ini budaya Jawa muslim dan Eropa.

Seniman dengan kesempurnaannya aliran realisnya ini memang sempat tinggal di Belanda untuk mengasah bakat melukisnya sekaligus memenuhi undangan untuk menunjukkan kemampuannya.

"Perlu juga rasanya pengakuan terhadap sosok pahlawan yang hibrid. Karena melalui sosok Raden Saleh, kita mengenal cara perjuangan yang lain. Kritikan-kritikannya cukup 'pedas' melalui goresan kuasnya," imbuhnya.

Menurut Suwarno, Raden Saleh merupakan sosok cerdas yang multidimensi. Pengalaman hidupnya di dua dunia, Timur dan Barat, serta penguasaannya mengenai teknik lukis Barat ketika itu, pun menjadikan Raden Saleh (1807-1880) sebagai tokoh fenomenal bangsa Indonesia.

"Dan dengan mencermati dokumentasi yang ada, dari cara berpakaiannya saja menunjukkan Raden Saleh hidup dalam dua dunia. Perpaduan blangkon dengan jas dan celana zaman kolonial. Raden Saleh seperti mengambil jalan tengah agar bisa diterima di dua budaya itu," tutur Suwarno.

Salah satu karya lukisnya yang terkenal dan cukup tajam menghujat pemerintah kolonial Belanda saat itu ialah lukisan yang berjudul 'Penangkapan Pangeran Diponegoro' pada 1857.

Dalam lukisan tersebut Raden Saleh menggambarkan orang-orang Belanda dengan proporsi badan yang tidak baik seakan seperti orang cebol.

"Ia pun menyelipkan gambar wajahnya sendiri di bagian para pengikut Diponegoro dalam lukisan tersebut sebagai tanda keberpihakannya dan pandangannya terhadap kolonial. Belum lagi kritikan yang 'keras' dilakukannya dengan menghadiahkan lukisan tersebut pada Raja Willem III seakan ingin mengolok-olok perilaku tak pantas pemerintah kolonial," paparnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4151 seconds (0.1#10.140)