2.288 warga DIY derita HIV/AIDS
A
A
A
Sindonews.com - Penderita HIV/AIDS di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melonjak drastis. Data sampai saat ini, mencapai 2.288 orang, dengan rincian HIV sebanyak 1.323 orang dan AIDS 965 orang.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DIY, Riswanto, mengatakan, penderita tertinggi berada di Kota Yogyakarta yang mencapai 633 orang. Kemudian berturut-turut diikuti Sleman (513 orang), Bantul (438 orang), Kulonprogo (108 orang) dan Gunungkidul (105 orang).
Sedangkan penderita HIV/AIDS dari luar DIY sebanyak 397. Jumlah penderita HIV/AIDS ini terpantau dari 16 klinik VCT yang tersebar di DIY.
"Angka tersebut merupakan kumulatif sampai saat ini," katanya dalam keterangan pers memperingati Hari AIDS sedunia 1 Desember, Kamis (28/11/2013).
Riswanto justru senang dengan tingginya angka penderitanya HIV/AIDS yang ada di DIY. Hal itu menunjukkan sosialiasasi yang berkaitan deteksi HIV/AIDS berhasil dengan output tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi.
"Angka penderita HIVAIDS yang tinggi itu justru membanggakan, karena sosialisasi sudah mengena. Semakin tinggi angka penderita HIV/AIDS maka semakin tinggi pula kesadaran masyarakat di daerah tersebut," paparnya.
Menurut dia, pada 2013 ini, KPA hanya diberi anggaran Rp389 juta untuk kegiatan sosialisasi pencegahan dan deteksi dini HIV/AIDS. Sedangkan pada 2014 mendatang, ada tambahan anggaran menjadi Rp425 juta.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DIY, Riswanto, mengatakan, penderita tertinggi berada di Kota Yogyakarta yang mencapai 633 orang. Kemudian berturut-turut diikuti Sleman (513 orang), Bantul (438 orang), Kulonprogo (108 orang) dan Gunungkidul (105 orang).
Sedangkan penderita HIV/AIDS dari luar DIY sebanyak 397. Jumlah penderita HIV/AIDS ini terpantau dari 16 klinik VCT yang tersebar di DIY.
"Angka tersebut merupakan kumulatif sampai saat ini," katanya dalam keterangan pers memperingati Hari AIDS sedunia 1 Desember, Kamis (28/11/2013).
Riswanto justru senang dengan tingginya angka penderitanya HIV/AIDS yang ada di DIY. Hal itu menunjukkan sosialiasasi yang berkaitan deteksi HIV/AIDS berhasil dengan output tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi.
"Angka penderita HIVAIDS yang tinggi itu justru membanggakan, karena sosialisasi sudah mengena. Semakin tinggi angka penderita HIV/AIDS maka semakin tinggi pula kesadaran masyarakat di daerah tersebut," paparnya.
Menurut dia, pada 2013 ini, KPA hanya diberi anggaran Rp389 juta untuk kegiatan sosialisasi pencegahan dan deteksi dini HIV/AIDS. Sedangkan pada 2014 mendatang, ada tambahan anggaran menjadi Rp425 juta.
(rsa)