Wiranto ajak masyarakat miliki rasa kebangsaan
A
A
A
Sindonews.com - Di sela-sela kesibukannya sebagai Calon Presiden dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Jend Purn Wiranto, Kamis (21/11/2013), menyempatkan diri pulang ke kampung halamannya yang ada di Kota Solo, Jawa Tengah.
Wiranto, pulang kampung bersama Calon Wakil Presiden dari partai yang sama, yakni Hari Tanoesodibjo. Waktu yang cukup singkat tersebut dimanfaatkan oleh Wiranto dan HT untuk melakukan berbagai kegiatan di Kota Bengawan, mulai dari bakti sosial, kunjungan industri, serta melakukan berbagai aktifitas lainnya.
Setelah sibuk melakukan kegiatan sejak pagi hari, Wiranto, menyempatkan diri untuk hadir di Padepokan Gedhong Putih, yang berlokasi di Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar pada Kamis malam.
Di tempat tersebut, mantan panglima TNI tersebut melakukan dialog terbuka bersama Budayawan, Akademisi serta tokoh masyarakat yang ada di Solo dan Sekitarnya. Wiranto yang akran disapa WIN tersebut terlihat akrab berbaur dengan para tokoh masyarakat tersebut.
Bahkan dia juga tidak canggung untuk melakukan tanya jawab terhadap para tokoh masyarakat yang datang.
Dalam kesempatan tersebut Wiranto, mengajak setiap warga memiliki rasa memiliki bangsa dan negaranya. Dengan memiliki rasa tersebut, setiap orang pastinya bakal memperjuangkan bangsa dan negaranya agar menjadi baik. Bahkan setiap warga juga akan membela jika negaranya diganggu ataupun dirusak martabatnya oleh orang lain.
Lebih lanjut Wiranto juga mengatakan jika rasa memiliki itu ditanamkan oleh setiap warga, maka kasus korupsi, pencurian dan masalah lainnya tidak akan terjadi di Indonesia.
"Rasa memiliki warga itu kurang, sehingga kasus-kasus seperti ini masih terjadi di Indonesia. Padahal sejak Zaman Raja Mangkunegara yang pertama sudah diajarkan mengenai rasa memiliki bangsa dan negara," kata Wiranto.
Ia menambahkan rasa memiliki di Indonesia mulai luntur akibat paham-paham dari Negara barat yang terus masuk ke Indonesia. Padahal paham-paham tersebut banyak yang salah kaprah dan tidak perlu dipakai di Indonesia pada saat ini.
"Filosofi Mangkunegaran itu sudah jelas, harus memiliki rasa memiliki bangsa dan negara serta menjaganya bersama. Kalau sekarang ini filosofi yang digunakan malah membuat bangsa Indonesia memasuki Zaman Edan," pungkas Wiranto.
Sementara itu Budayawan Suseno Hadiparwono, mengatakan rakyat Indonesia saat ini perlu melakukan perbaikan di segala lini. Perbaikan itu dilakukan agar masyarakat Indoneisa itu kembali mengikuti ajaran leluhurnya, bukan malah mengikuti ajaran barat seperti saat ini.
Ajaran leluhur tersebut dinilai lebih baik dan lebih layak dipakai oleh masyarakat Indonesia yang memiliki budaya dan adat ketimuran.
"Kita perlu kembali ke ajaran leluhur kita agar kita bisa kembali menjadi masyarakat yang tidak salah jalur," ucapnya.
Wiranto, pulang kampung bersama Calon Wakil Presiden dari partai yang sama, yakni Hari Tanoesodibjo. Waktu yang cukup singkat tersebut dimanfaatkan oleh Wiranto dan HT untuk melakukan berbagai kegiatan di Kota Bengawan, mulai dari bakti sosial, kunjungan industri, serta melakukan berbagai aktifitas lainnya.
Setelah sibuk melakukan kegiatan sejak pagi hari, Wiranto, menyempatkan diri untuk hadir di Padepokan Gedhong Putih, yang berlokasi di Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar pada Kamis malam.
Di tempat tersebut, mantan panglima TNI tersebut melakukan dialog terbuka bersama Budayawan, Akademisi serta tokoh masyarakat yang ada di Solo dan Sekitarnya. Wiranto yang akran disapa WIN tersebut terlihat akrab berbaur dengan para tokoh masyarakat tersebut.
Bahkan dia juga tidak canggung untuk melakukan tanya jawab terhadap para tokoh masyarakat yang datang.
Dalam kesempatan tersebut Wiranto, mengajak setiap warga memiliki rasa memiliki bangsa dan negaranya. Dengan memiliki rasa tersebut, setiap orang pastinya bakal memperjuangkan bangsa dan negaranya agar menjadi baik. Bahkan setiap warga juga akan membela jika negaranya diganggu ataupun dirusak martabatnya oleh orang lain.
Lebih lanjut Wiranto juga mengatakan jika rasa memiliki itu ditanamkan oleh setiap warga, maka kasus korupsi, pencurian dan masalah lainnya tidak akan terjadi di Indonesia.
"Rasa memiliki warga itu kurang, sehingga kasus-kasus seperti ini masih terjadi di Indonesia. Padahal sejak Zaman Raja Mangkunegara yang pertama sudah diajarkan mengenai rasa memiliki bangsa dan negara," kata Wiranto.
Ia menambahkan rasa memiliki di Indonesia mulai luntur akibat paham-paham dari Negara barat yang terus masuk ke Indonesia. Padahal paham-paham tersebut banyak yang salah kaprah dan tidak perlu dipakai di Indonesia pada saat ini.
"Filosofi Mangkunegaran itu sudah jelas, harus memiliki rasa memiliki bangsa dan negara serta menjaganya bersama. Kalau sekarang ini filosofi yang digunakan malah membuat bangsa Indonesia memasuki Zaman Edan," pungkas Wiranto.
Sementara itu Budayawan Suseno Hadiparwono, mengatakan rakyat Indonesia saat ini perlu melakukan perbaikan di segala lini. Perbaikan itu dilakukan agar masyarakat Indoneisa itu kembali mengikuti ajaran leluhurnya, bukan malah mengikuti ajaran barat seperti saat ini.
Ajaran leluhur tersebut dinilai lebih baik dan lebih layak dipakai oleh masyarakat Indonesia yang memiliki budaya dan adat ketimuran.
"Kita perlu kembali ke ajaran leluhur kita agar kita bisa kembali menjadi masyarakat yang tidak salah jalur," ucapnya.
(rsa)