Perampok bercadar bacok keluarga buruh migran

Jum'at, 22 November 2013 - 00:30 WIB
Perampok bercadar bacok...
Perampok bercadar bacok keluarga buruh migran
A A A
Sindonews.com - Kawanan perampok bercadar dan bersenjatakan clurit menyatroni rumah keluarga buruh migran (TKI) di Dusun Satriyan Tegal, Desa Satriyan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Selain menguras harta, pelaku juga melukai korban.

Njohadi (53) pemilik rumah mengalami luka bacok pada bagian kepala dan terpaksa mendapat tiga jahitan. Bagian tangan kiri juga terbabat clurit, hingga jari jempolnya nyaris putus.

"Tangan kiri ini saya gunakan untuk menangkis bacokan," tutur Njohadi kepada wartawan dan aparat kepolisian, Kamis (21/11/2013).

Para pelaku masuk ke rumah korban dengan cara mengendap endap. Sekitar pukul 01.00 Wib dini hari, secara bergantian mereka menerobos melalui ventilasi dapur rumah yang berukuran 1x1 meter persegi.

Meski berada di pemukiman padat penduduk, bagian belakang rumah korban merupakan area tegal dan persawahan.

"Saya terbangun saat mendengar suara pintu penghubung dapur dan ruang makan dibuka," terang Djohadi yang karena lukanya, pagi itu juga langsung dilarikan ke rumah sakit di Kota Blitar.

Njohadi yang malam itu tidur di ruang tamu langsung mendatangi asal suara yang berada di ruang makan.

Namun baru beberapa langkah, dari arah depan muncul seseorang yang tiba-tiba menyerangnya. Sebilah senjata tajam yang sepengetahuanya adalah clurit, karena lampu ruangan dimatikan dan gelap, berkelebat ke arah kepalanya.

"Saya reflek menangkis, namun clurit tetap mengenai kepala saya. Saya pun berteriak mengaduh kesakitan," tuturnya.

Oleh pelaku, tangan Njohadi diikat. Sementara kedua matanya dilakban dan mulut disumpal gombal.

Dalam keadaan terluka parah, petani yang juga ayah dua anak itu tergeletak tak berdaya.

Sementara teriakanya membangunkan Sarinem (50) yang malam itu tidur sendiri di kamar. Dalam sehari hari, pasangan suami istri ini hidup sendirian.

Seorang anaknya telah berumah tangga dan bertempat tinggal sekitar 50 meter dari rumahnya. Sedangkan anaknya yang lain bekerja sebagai buruh migran di negara Hongkong.

Serupa dengan Njohadi, Sarinem langsung diserang. Rambutnya dijambak, didudukkan dan dipaksa untuk tidak bergerak.

"Istri saya dijambak dan didudukkan di lantai ruang tamu. Namun tidak diikat," jelas Njohadi. Begitu tuan rumah telah dilumpuhkan, perampok langsung beraksi menguras harta korban.

Diduga ketiga pelaku datang dengan diantar. Sebab, masing-masing pelaku pergi dengan mengendarai ketiga motor korban.

Yakni Honda GL Max AG 4528 ML, Yamaha Vixion AG 6050 MI dan Honda Vario AG 4130 IH. Korban baru bisa melepaskan diri dari sekapan setelah ditolong oleh tetangga sekitar.

Njohadi tidak tahu pasti apakah aksi kejahatan tersebut terkait dengan kepulangan anaknya dari Hongkong sekitar sepekan lalu atau tidak. Sebab seringkali masyarakat mengganggap kepulangan buruh migran selalu membawa uang yang besar.

"Sebab memang anak saya baru saja pulang. Dan tidak lama langsung kembali lagi. Dalam musibah ini saya mengalami kerugian sekitar Rp90 juta, " pungkas Njohadi.

Selain tiga sepeda motor, Njohadi kehilangan perhiasan emas seberat 146 gram, sertifikat rumah tanah, tiga ponsel dan uang tunai Rp500 ribu,

Sementara dari hasil olah TKP diduga para pelaku berasal dari wilayah Malang. Hal itu dengan mengacu kendaraan yang digunakan mengarah ke sana.

Selain itu, polisi juga menemukan sepeda motor Honda GL Max milik korban yang ditinggalkan di pinggir jalan raya wilayah Kecamatan Selorejo, perbatasan dengan Kabupaten Malang.

Diduga motor hasil kejahatan itu sengaja ditinggal karena kehabisan bahan bakar.

"Dalam kasus ini kita masih memperdalam penyelidikan termasuk meminta keterangan saksi," ujar Kapolsek Kanigoro AkP Imam Subechi.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1059 seconds (0.1#10.140)