Radit, korban bentrok UMI akhirnya meninggal dunia
A
A
A
Sindonews.com - Tri Saputra alias Radit (19), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar akhirnya meninggal dunia sekira pukul 10.30 Wita, Kamis (21/11/2013).
Radit menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami luka pendarahan serius di punggung bagian bawah, saat terjadi bentrokan di Kampus UMI pada Rabu (20/11) siang lalu.
Kuat dugaan, anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UMI ini meregang nyawa akibat ditikam menggunakan senjata tajam jenis badik yang beracun.
Tri Saputra meregang nyawa saat sekira 20 jam menjalani perawatan intensif di UGD RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.
"Tadi saya dapat info dari kakak korban, kalau Tri meninggal dunia akibat kehabisan darah. Kemungkinan senjata yang mengenainya itu jenis beracun," kata Rektor UMI Prof Masrurah Mochtar.
Masrurah mengaku, bentrokan dua kelompok di kampusnya diduga by-design oleh pihak-pihak tertentu. Pasalnya, insiden tersebut terjadi secara terstruktur.
Menurutnya, sejak terjadi benturan mahasiswa di Universitas Negeri Makassar (UNM) beberapa hari lalu, berkembang isu akan terjadi lagi di kampus-kampus lainnya.
"Ini yang masih kita pelajari. Selama ini kan ada dua etnis yang kerap bentrok, tetapi yang jadi korban ini bukan dari kedua etnis itu. Itu yang perlu kita dalami," sebutnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya bentrok susulan, pihaknya memilih meliburkan seluruh aktivitas mahasiswa hingga waktu yang tidak ditentukan.
Pihak rektorat pun menegaskan, jika pelaku penikaman tersebut melibatkan oknum mahasiswa UMI, Masrurah berjanji akan mengeluarkannya secara tidak hormat.
Sementara itu, sejumlah rekan dan keluarga korban, berkumpul di RSUP Wahidin Sudirohusodo untuk mengantar jenazah korban ke kampung halamannya di Polewali Mandar (Polman), Sulbar.
Radit menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami luka pendarahan serius di punggung bagian bawah, saat terjadi bentrokan di Kampus UMI pada Rabu (20/11) siang lalu.
Kuat dugaan, anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UMI ini meregang nyawa akibat ditikam menggunakan senjata tajam jenis badik yang beracun.
Tri Saputra meregang nyawa saat sekira 20 jam menjalani perawatan intensif di UGD RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.
"Tadi saya dapat info dari kakak korban, kalau Tri meninggal dunia akibat kehabisan darah. Kemungkinan senjata yang mengenainya itu jenis beracun," kata Rektor UMI Prof Masrurah Mochtar.
Masrurah mengaku, bentrokan dua kelompok di kampusnya diduga by-design oleh pihak-pihak tertentu. Pasalnya, insiden tersebut terjadi secara terstruktur.
Menurutnya, sejak terjadi benturan mahasiswa di Universitas Negeri Makassar (UNM) beberapa hari lalu, berkembang isu akan terjadi lagi di kampus-kampus lainnya.
"Ini yang masih kita pelajari. Selama ini kan ada dua etnis yang kerap bentrok, tetapi yang jadi korban ini bukan dari kedua etnis itu. Itu yang perlu kita dalami," sebutnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya bentrok susulan, pihaknya memilih meliburkan seluruh aktivitas mahasiswa hingga waktu yang tidak ditentukan.
Pihak rektorat pun menegaskan, jika pelaku penikaman tersebut melibatkan oknum mahasiswa UMI, Masrurah berjanji akan mengeluarkannya secara tidak hormat.
Sementara itu, sejumlah rekan dan keluarga korban, berkumpul di RSUP Wahidin Sudirohusodo untuk mengantar jenazah korban ke kampung halamannya di Polewali Mandar (Polman), Sulbar.
(rsa)