Kasus DBD di Karawang semakin tinggi

Selasa, 19 November 2013 - 05:12 WIB
Kasus DBD di Karawang semakin tinggi
Kasus DBD di Karawang semakin tinggi
A A A
Sindonews.com - Kasus penderita demam berdarah di Karawang semakin tinggi tercatat per bulan Januari hingga November, sebanyak 735 kasus DBD terjadi. Dari keseluruhan kasus tersebut tujuh orang diantaranya meninggal dunia.

Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Sri Sugihartati, mengatakan banyaknya kasus tersebut diakibatkan adanya siklus lima tahunan yang dilakukan nyamuk aedes aegypti.

"Memang tingginya kasus ini selalu terjadi setiap lima tahun sekali, karena nyamuk penyebab DBD melakukan perputaran perkembang biakan dengan cepat," katanya yang ditemui di ruang kerjanya, Jalan Adiarsa, Kabupaten Karawang, Senin (18/11/2013).

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kasus tahun ini merupakan kasus tertinggi. Pasalnya, tahun lalu hanya mencapai 495, dan yang meninggal empat orang. Oleh karenanya pada musim pancaroba saat ini pihaknya telah melakukan koordinasi ke seluruh puskesmas di seluruh kabupaten Karawang untuk melakukan sosialisasi dan antisipasi kepada masyrakat khususnya di daerah rawan banjir.

"Persiapan rutin pertama untuk puskesmas kewaspadaan terutama di daerah rawan banjir, dengan antispasi pasca banjir air bersih," ujarnya.

Nanti, lanjutnya, Puskesmas akan melakukan sosialisasi kepada masyrakat untuk membersihkan kebersihan saluran-saluran di sekitarnya, pasalnya saluran atau selokan tersebut selain berpotensi menyebakan banjir juga menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya nyamuk.

"Selain itu juga antisipasi pasca banjir kami sudah mempersiappkan obat-obatan seperti oralit maupun abetisasi, serta sumber daya manusianya," katanya.

Meski saat ini pihaknya tengah fokus pada pemberian obat massal pencegahan (POMP) filariasis, namun persiapan memasuki musim hujan pun telah dipersiapkannya dengan menyiapkan obat-obatan secukupnya.

Sementara itu beberapa daerah rawan DBD seperti daerah Teluk Jambe, Klari, dan Cikampek menjadi fokus abetisasi dan Fogging.

"Abetisasi dilakukan penyelidikan epidimologi, mereka (petugas Dinkes dan puskesmas) akan mencari orang yang panas, daerahnya pun akan di cek jika ada jentik di daerah tersebut, maka akan dlakukan abetisasi. Penyuluhan pun telah dilakukan di daerah-daerah. Kalo ada yang meninggal lakukan akan kita lakukan fogging. Tahun ini lebih banyak dibanding 5 tahun lalu yang hanya 600an, kalo sekarang belum satu tahun sudah 700," sesalnya.

Sementara itu salah seorang warga, neni (35), mengatakan bahwa dirinya mengkhawatirkan adanya penyakit DBD tersebut, apalagi saat ini pergantian musim. Namun begitu dirinya berusaha menyiapkn segala sesuatunya bagi keluarga dengan membersihkan lingkungan rumahnya.

"Memang di Karawang ini banyak nyamuk, saya juga khawatir, makanya persiapan sementara paling memakai obat anti nyamuk dulu, dan membersihkan lingkungan rumah," ujarnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5542 seconds (0.1#10.140)