Vandalisme di Solo meresahkan
A
A
A
Sindonews.com - Merebaknya aksi corat-coret lampu lalu lintas di Solo, Jawa Tengah dirasa mulai meresahkan. Penanda jalan dan berhenti kendaraan di persimpangan menjadi tersamarkan karena dicat dan ditempel stiker.
Penempelan stiker berupa gambar dan tulisan di traffic light di antaranya terlihat di simpang empat Jalan MT Haryono (Manahan), Jalan Yos Sudarso (Gemblekan) dan simpang empat Ngapeman (Jalan Slamet Riyadi).
Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) M Usman menyebut, sekitar 15 persen dari total traffic light di Solo jadi korban vandalisme.
“Sebenarnya tidak merusak aset tersebut. Tapi, fungsi traffic light jadi berkurang. Bisa-bisa, nyala lampu lalu lintas tidak terlihat karena tertutupi stiker-stiker itu,” sesal Usman, Minggu (17/11/2013).
Pantauan Sindonews ada beberapa macam stiker yang jadi favorit pelaku vandalism. Yakni simbol (emotikon) senyum, tulisan “GALAU”, dan gambar daun mariyuana (simbol rasta/reggae). Selain itu, pelaku juga mengecat lampu lalu lintas dengan warna gelap. Sayangnya, identitas pelaku sulit terdeteksi. Namun diduga, praktik ini dilakukan oleh kelompok bermodus iseng.
“Kesadaran berlalu lintas bukan hanya sebatas menaati aturan berkendara. Tapi juga sikap merawat infrastrukturnya,” jelasnya.
Selain mendapati vandalisme, aksi pencurian rambu lalu lintas masih saja terjadi. Empat buah rambu larangan parkir dan larangan berhenti di depan Terminal Tirtonadi di Jalan Ahmad Yani raib, belum lama setelah dipasang di area tersebut. Dalam hal ini, Usman mencurigai hal ini dilakukan oknum yang berkepentingan di area terminal.
“Mungkin pelakunya pihak yang bisa mangkal di terminal. Tapi kami tidak memiliki bukti,” kata dia.
Penempelan stiker berupa gambar dan tulisan di traffic light di antaranya terlihat di simpang empat Jalan MT Haryono (Manahan), Jalan Yos Sudarso (Gemblekan) dan simpang empat Ngapeman (Jalan Slamet Riyadi).
Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) M Usman menyebut, sekitar 15 persen dari total traffic light di Solo jadi korban vandalisme.
“Sebenarnya tidak merusak aset tersebut. Tapi, fungsi traffic light jadi berkurang. Bisa-bisa, nyala lampu lalu lintas tidak terlihat karena tertutupi stiker-stiker itu,” sesal Usman, Minggu (17/11/2013).
Pantauan Sindonews ada beberapa macam stiker yang jadi favorit pelaku vandalism. Yakni simbol (emotikon) senyum, tulisan “GALAU”, dan gambar daun mariyuana (simbol rasta/reggae). Selain itu, pelaku juga mengecat lampu lalu lintas dengan warna gelap. Sayangnya, identitas pelaku sulit terdeteksi. Namun diduga, praktik ini dilakukan oleh kelompok bermodus iseng.
“Kesadaran berlalu lintas bukan hanya sebatas menaati aturan berkendara. Tapi juga sikap merawat infrastrukturnya,” jelasnya.
Selain mendapati vandalisme, aksi pencurian rambu lalu lintas masih saja terjadi. Empat buah rambu larangan parkir dan larangan berhenti di depan Terminal Tirtonadi di Jalan Ahmad Yani raib, belum lama setelah dipasang di area tersebut. Dalam hal ini, Usman mencurigai hal ini dilakukan oknum yang berkepentingan di area terminal.
“Mungkin pelakunya pihak yang bisa mangkal di terminal. Tapi kami tidak memiliki bukti,” kata dia.
(lns)