Demo pemekaran telan korban, warga tewas tertembak

Selasa, 12 November 2013 - 18:50 WIB
Demo pemekaran telan korban, warga tewas tertembak
Demo pemekaran telan korban, warga tewas tertembak
A A A
Sindonews.com - Kapolda Sulselbar Irjen Pol Burhanuddin Andi berjanji akan mengevaluasi pola pengamanan saat terjadinya bentrokan yang terjadi antara polisi dengan warga di Kabupaten Luwu.

Dalam bentrokan yang berlangsung selama dua jam itu, satu orang warga ditemukan tewas, setelah tertembak di bagian dada kirinya.

"Kami meminta maaf atas kejadian itu. Ini bukan kesengajaan, Polri hanya ingin menjaga keamanan dan ketertiban di Luwu," katanya kepada wartawan, Selasa (12/11/2013).

Meski belum dipastikan dari mana asal usul timah panas yang menewaskan satu orang tersebut, pihaknya berjanji akan mengusutnya secara tuntas. Bahkan, Burhanuddin akan langsung menuju ke Kabupaten Luwu untuk memimpin pengamanan pascaterjadinya bentrokan dua hari berturut-turut.

"Kami tekankan, aparat dan kepolisian yang mengamankan aksi unjuk rasa pemekaran Luwu Tengah, hanya dibekali peluru karet. Olehnya itu, kita evaluasi, apakah memang ada kesalahan prosedur," pungkasnya.

Selain akan memegang langsung kendali pengamanan di Luwu, Kapolda mengaku juga akan menemui sejumlah tokoh masyarakat dan muspida, agar insiden tersebut tidak terulang kembali.

Dia juga menekankan, akan mengunjungi rumah duka korban, sebagai bentuk rasa simpati Polri atas tewasnya warga.

Mantan Kapolwiltabes Makassar ini juga mengimbau masyarakat di Luwu untuk tetap menahan diri, dan tidak terprovokasi ke arah tindakan yang lebih anarkis.

"Silahkan berunjuk rasa untuk memekarkan Kabupaten Luwu Tengah. Tetapi jangan menutup jalur Trans-Sulawesi yang mengakibatkan kemacetan sampai 10 kilometer. Banyak masyarakat yang akan jadi korban," tambahnya.

Kabid Humas Polda Kombes Pol Endi Sutendi menambahkan, untuk menyelidiki kasus tertembaknya warga, penyidik kepolisian masih menunggu hasil autopsi dari pihak kedokteran di Kota Palopo, serta hasil olah TKP di lokasi kejadian.

Menurut Endi, belum bisa dipastikan kalau peluru yang menewaskan warga saat terjadi bentrok, berasal dari aparat kepolisian. Ada dugaan, korban terkena peluru dari senjata rakitan jenis Papporo yang banyak digunakan warga saat bentrokan.

"Korban itu diketahui sudah meninggal saat akan dibawa ke Mapolsek terdekat. Makanya, kita akan selidiki siapa saja yang membawanya," beber Endi.

Endi menambahkan, tindakan represif yang diambil petugas dikarenakan warga yang menuntut pemerakaran Luteng telah memblokade jalur Trans-Sulawesi selama dua hari. Bahkan, pihak kepolisian dibantu muspida setempat, telah melakukan negosiasi, namun tak membuahkan hasil.

"Banyak anggota di lapangan yang luka terkena batu dan bom molotov dari arah warga," pungkasnya.

Hingga kini, aparat kepolisian masih bersiaga di sekitar TKP untuk mengantisipasi terjadinya benturan susulan.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6597 seconds (0.1#10.140)
pixels