Logistik pemilu di Jabar gagal lelang
A
A
A
Sindonews.com - Logistik untuk kebutuhan Pemilu 2014 di Jawa Barat gagal lelang. Ada tiga item yang dilelangkan di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa Pemprov Jawa Barat, yaitu kotak suara, bilik suara, dan sampul.
"Betul, pengadaan logistik gagal lelang," kata Ketua KPU Jawa Barat, Yayat Hidayat, di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Sabtu (9/11/2013).
Penyebabnya, barang yang dilelangkan sepi peminat hingga penutupan waktu lelang. "Hanya ada satu perusahaan yang mengajukan penawaran," ucapnya.
Sesuai aturan, lelang baru bisa dilaksanakan jika minimal ada tiga perusahaan yang mengajukan penawaran. Dari tiga perusahaan itu, nantinya akan dipilih satu pemenang untuk pengadaan barang.
Sepinya peminat lelang dikarenakan minimnya waktu yang diberikan untuk proses produksi dan distribusi. "Waktu yang diberikan hanya 15 hari mulai dari proses produksi sampai distribusi, tidak ada perusahaan (lain) yang sanggup melakukan pengadaan barang," jelas Yayat.
Lelang kemudian diputuskan dilaksanakan diulang. Harapannya agar lebih banyak perusahaan yang mengajukan penawaran.
"Kita lakukan modifikasi dengan memberikan waktu untuk produksi sampai distribusi selama 20 hari, bukan 15 hari seperti lelang yang kemarin," ujarnya.
Proses lelang pun sudah dibuka sejak kemarin. Sementara disinggung soal distribusi logistik, Yayat menegaskan tidak terganggu dengan adanya gagal lelang itu. "Tidak mengganggu karena masa persiapan pemilu masih panjang," pungkas Yayat.
Untuk pengadaan logistik pemilu, KPU Jawa Barat mengalokasikan total anggaran hingga Rp40,1 miliar. Alokasi untuk pengadaan sampul adalah Rp5,6 miliar, bilik suara Rp11 miliar, dan kotak suara Rp23,4 miliar.
Awalnya, pagu yang disiapkan hanya sekira Rp28,8 miliar. Tapi ternyata diperlukan penambahan anggaran hingga totalnya berjumlah Rp40,1 miliar.
Awalnya, pada akhir November barang-barang itu sudah bisa didistribusikan ke KPU kabupaten/kota. Karena dilelang ulang, kemungkinan distribusi baru dilakukan pada Desember.
"Betul, pengadaan logistik gagal lelang," kata Ketua KPU Jawa Barat, Yayat Hidayat, di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Sabtu (9/11/2013).
Penyebabnya, barang yang dilelangkan sepi peminat hingga penutupan waktu lelang. "Hanya ada satu perusahaan yang mengajukan penawaran," ucapnya.
Sesuai aturan, lelang baru bisa dilaksanakan jika minimal ada tiga perusahaan yang mengajukan penawaran. Dari tiga perusahaan itu, nantinya akan dipilih satu pemenang untuk pengadaan barang.
Sepinya peminat lelang dikarenakan minimnya waktu yang diberikan untuk proses produksi dan distribusi. "Waktu yang diberikan hanya 15 hari mulai dari proses produksi sampai distribusi, tidak ada perusahaan (lain) yang sanggup melakukan pengadaan barang," jelas Yayat.
Lelang kemudian diputuskan dilaksanakan diulang. Harapannya agar lebih banyak perusahaan yang mengajukan penawaran.
"Kita lakukan modifikasi dengan memberikan waktu untuk produksi sampai distribusi selama 20 hari, bukan 15 hari seperti lelang yang kemarin," ujarnya.
Proses lelang pun sudah dibuka sejak kemarin. Sementara disinggung soal distribusi logistik, Yayat menegaskan tidak terganggu dengan adanya gagal lelang itu. "Tidak mengganggu karena masa persiapan pemilu masih panjang," pungkas Yayat.
Untuk pengadaan logistik pemilu, KPU Jawa Barat mengalokasikan total anggaran hingga Rp40,1 miliar. Alokasi untuk pengadaan sampul adalah Rp5,6 miliar, bilik suara Rp11 miliar, dan kotak suara Rp23,4 miliar.
Awalnya, pagu yang disiapkan hanya sekira Rp28,8 miliar. Tapi ternyata diperlukan penambahan anggaran hingga totalnya berjumlah Rp40,1 miliar.
Awalnya, pada akhir November barang-barang itu sudah bisa didistribusikan ke KPU kabupaten/kota. Karena dilelang ulang, kemungkinan distribusi baru dilakukan pada Desember.
(rsa)