Stok buku nikah di Kudus & Jepara aman
A
A
A
Sindonews.com - Kekurangan stok buku nikah yang terjadi di sejumlah daerah, tidak dialami Kabupaten Kudus dan Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Stok buku nikah dua kabupaten yang ada di kawasan pantura timur ini, diperkirakan masih cukup hingga akhir tahun.
Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Bimas Islam Kementrian Agama, kekurangan stok buku nikah terjadi di sejumlah provinsi yang peristiwa pernikahannya tergolong tinggi, yakni berkisar 80.000-490.000 pernikahan pertahun.
Beberapa provinsi yang mengalami kekurangan buku nikah, seperti Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Praktis, beberapa pengantin yang sudah menikah di sejumlah provinsi tersebut, belum dapat mencatatkan pernikahannya secara resmi, karena tidak adanya stok buku nikah.
Terkait persoalan ini, pasangan pengantin yang sudah menikah resmi tersebut, untuk sementara waktu diberikan surat keterangan sebagai pengganti buku nikah yang berlaku selama tiga bulan. Pasangan pengantin baru tersebut, dijanjikan sudah dapat mengambil bukti otentik dokumen pernikahannya, pada Desember mendatang, tanpa dipungut biaya.
Kepala Kantor Kementrian Agama (Kakankemenag) Kudus Hambali mengatakan, stok buku nikah di Kota Kretek hingga kini masih ada sekitar 3.000 buah. Pihaknya memperkirakan, stok tersebut masih cukup hingga akhir tahun 2013. Keyakinan ini menurut Hambali beralasan.
Terlebih saat ini, sudah memasuki akhir Zulhijjah yang menjadi “bulan favorit” untuk melangsungkan pernikahan. Bulan Zulhijjah sendiri akan rampung Senin 4 Nopember 2013. Setelah itu, masuk Muharram yang berdasar pengalaman memang tidak diminati masyarakat sebagai bulan untuk melangsungkan pernikahan.
“Lagipula, pernikahan di Kudus memang tidak tinggi, berkisar antara 7.000–8.000 peristiwa dalam satu tahun. Dan saat ini memang sudah mendekati angka itu,” kata Hambali, kepada wartawan, di Kudus, Senin (4/11/2013).
Kemenag Kudus, kata Hambali, sudah melaporkan stok buku nikah yang ada ke jajaran Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah. Karena stok dinilai berlebih, pihak Kanwil malah meminta agar separo jumlah buku nikah tersebut didistribusikan ke kabupaten/kota lain yang membutuhkan.
“Jadi stok yang ada sekarang tinggal 1.500 buku nikah. Tapi kita yakin cukup hingga Desember,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Jepara Muhdi mengatakan, hingga kini pihaknya masih memiliki stok 2.500 buku nikah. Stok tersebut, diperkirakan cukup hingga akhir tahun.
“Jadi tidak ada masalah termasuk untuk wilayah yang jaraknya jauh seperti Kepulauan Karimunjawa. Kita juga sudah laporkan hal ini ke Kanwil Jateng,” tandasnya.
Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Bimas Islam Kementrian Agama, kekurangan stok buku nikah terjadi di sejumlah provinsi yang peristiwa pernikahannya tergolong tinggi, yakni berkisar 80.000-490.000 pernikahan pertahun.
Beberapa provinsi yang mengalami kekurangan buku nikah, seperti Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Praktis, beberapa pengantin yang sudah menikah di sejumlah provinsi tersebut, belum dapat mencatatkan pernikahannya secara resmi, karena tidak adanya stok buku nikah.
Terkait persoalan ini, pasangan pengantin yang sudah menikah resmi tersebut, untuk sementara waktu diberikan surat keterangan sebagai pengganti buku nikah yang berlaku selama tiga bulan. Pasangan pengantin baru tersebut, dijanjikan sudah dapat mengambil bukti otentik dokumen pernikahannya, pada Desember mendatang, tanpa dipungut biaya.
Kepala Kantor Kementrian Agama (Kakankemenag) Kudus Hambali mengatakan, stok buku nikah di Kota Kretek hingga kini masih ada sekitar 3.000 buah. Pihaknya memperkirakan, stok tersebut masih cukup hingga akhir tahun 2013. Keyakinan ini menurut Hambali beralasan.
Terlebih saat ini, sudah memasuki akhir Zulhijjah yang menjadi “bulan favorit” untuk melangsungkan pernikahan. Bulan Zulhijjah sendiri akan rampung Senin 4 Nopember 2013. Setelah itu, masuk Muharram yang berdasar pengalaman memang tidak diminati masyarakat sebagai bulan untuk melangsungkan pernikahan.
“Lagipula, pernikahan di Kudus memang tidak tinggi, berkisar antara 7.000–8.000 peristiwa dalam satu tahun. Dan saat ini memang sudah mendekati angka itu,” kata Hambali, kepada wartawan, di Kudus, Senin (4/11/2013).
Kemenag Kudus, kata Hambali, sudah melaporkan stok buku nikah yang ada ke jajaran Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah. Karena stok dinilai berlebih, pihak Kanwil malah meminta agar separo jumlah buku nikah tersebut didistribusikan ke kabupaten/kota lain yang membutuhkan.
“Jadi stok yang ada sekarang tinggal 1.500 buku nikah. Tapi kita yakin cukup hingga Desember,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Jepara Muhdi mengatakan, hingga kini pihaknya masih memiliki stok 2.500 buku nikah. Stok tersebut, diperkirakan cukup hingga akhir tahun.
“Jadi tidak ada masalah termasuk untuk wilayah yang jaraknya jauh seperti Kepulauan Karimunjawa. Kita juga sudah laporkan hal ini ke Kanwil Jateng,” tandasnya.
(san)