Tagih hutang, mahasiswi dipukul martil
A
A
A
Sindonews.com - Haerani (28), ibu rumah tangga (IRT) tiga orang anak, nyaris tewas setelah dianiaya menggunakan martil di Perumahan Hartako, Daya, Biringkanaya.
Bahkan, saat tidak sadarkan diri, warga Jalan Tala Salapang Kec Rappocini, ini nyaris dibuang ke sungai di Perumahan BTP Tamalanrea.
Beruntung, saat dibonceng oleh pelaku, korban sempat terjatuh, dan meminta tolong kepada warga. Sementara itu, pelaku berhasil melarikan diri. Kasus tersebut, terjadi pada 19 Oktober 2013 dan telah dilaporkan ke Polsekta Biringkanaya.
Pelaku diketahui sepasang suami istri bernama Asdar dan Linda. Akibat penganiayaan itu, korban yang juga kuliah di perguruan tinggi di Makassar itu sempat menjalani perawatan, selama sepekan di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar.
"Saya dipukuli martil beberapa kali dan dianiaya di sekujur tubuh. Saya juga sempat tidak sadar, lalu mereka mau buang saya di sungai," akunya, kepada wartawan, Jumat (1/11/2013).
Menurutnya, kasus tersebut bermula saat Asdar meminjam uang tunai sebesar Rp2 juta kepada korban, beberapa waktu lalu. Namun saat akan ditagih, Asdar menghindar, hingga akhirnya korban mendatangi rumahnya di Perumahan Hartako Daya.
"Kami minta para pelaku segera ditangkap pak," ujar korban yang didampingi ibunya Hj Nur.
Pelaku juga dilaporkan kerap mengaku sebagai anggota Polda Sulselbar berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP). Kapolsekta Biringkanaya Kompol Akbar Setiawan mengaku, telah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
"Memang ada laporannya masuk. Tapi sampai sekarang masih kita lakukan pemeriksaan," ujarnya.
Bahkan, saat tidak sadarkan diri, warga Jalan Tala Salapang Kec Rappocini, ini nyaris dibuang ke sungai di Perumahan BTP Tamalanrea.
Beruntung, saat dibonceng oleh pelaku, korban sempat terjatuh, dan meminta tolong kepada warga. Sementara itu, pelaku berhasil melarikan diri. Kasus tersebut, terjadi pada 19 Oktober 2013 dan telah dilaporkan ke Polsekta Biringkanaya.
Pelaku diketahui sepasang suami istri bernama Asdar dan Linda. Akibat penganiayaan itu, korban yang juga kuliah di perguruan tinggi di Makassar itu sempat menjalani perawatan, selama sepekan di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar.
"Saya dipukuli martil beberapa kali dan dianiaya di sekujur tubuh. Saya juga sempat tidak sadar, lalu mereka mau buang saya di sungai," akunya, kepada wartawan, Jumat (1/11/2013).
Menurutnya, kasus tersebut bermula saat Asdar meminjam uang tunai sebesar Rp2 juta kepada korban, beberapa waktu lalu. Namun saat akan ditagih, Asdar menghindar, hingga akhirnya korban mendatangi rumahnya di Perumahan Hartako Daya.
"Kami minta para pelaku segera ditangkap pak," ujar korban yang didampingi ibunya Hj Nur.
Pelaku juga dilaporkan kerap mengaku sebagai anggota Polda Sulselbar berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP). Kapolsekta Biringkanaya Kompol Akbar Setiawan mengaku, telah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
"Memang ada laporannya masuk. Tapi sampai sekarang masih kita lakukan pemeriksaan," ujarnya.
(san)