Mogok nasional di Makassar aman
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulselbar Irjen Pol Burhanuddin Andi mengklaim, aksi mogok nasional yang dilaksanakan buruh di Makassar, Sulawesi Selatan, berjalan aman.
Dalam puncak aksi unjuk rasa dua hari terakhir ini, Burhanuddin mengaku berjalan sesuai yang direncanakan, tanpa adanya aksi anarkistis seperti yang diprediksi sebelumnya.
"Alhamdulillah, puncak aksi buruh selama dua hari ini berjalan aman dan damai. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh elemen buruh, demi terjaganya situasi di kota kita ini," ujarnya, kepada wartawan, Jumat (1/11/2013).
Menurutnya, sepanjang dua hari ini, tidak ada kejadian yang menonjol seperti bentrok, tutup jalan, pengrusakan, penyanderaan, serta sweeping dari ribuan buruh. Tentunya, hal tersebut menjadi sesuatu yang sangat berharga dan berdampak positif bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
"Dengan demikian, masyarakat akan merasakan ketenangan dan kenyamanan, bebas dari rasa takut, bebas dari kekhawatiran, serta bebas dari gangguan," pungkasnya.
Sementara itu, sebanyak 500-an buruh kembali melakukan aksi unjuk rasa di Pintu II Kawasan Industri Makassar (KIMA) Jalan Perintis Kemerdekaan, Biringkanaya. Dalam orasinya, massa yang tergabung dalam Front Samurai ini menuntut kenaikan upah minimum 50 persen pada 2014 mendatang.
Dia pun menentang keras keputusan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang menetapkan upah minimum Sulsel tahun depan senilai Rp1,8 juta.
Sekitar pukul 15.00 Wita, ratusan buruh ini kemudian bergerak ke Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, untuk melakukan pemblokiran hingga tuntutannya dikabulkan. Namun, hal tersebut berhasil digagalkan aparat gabungan yang dipimpin langsung Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wisnu Sanjaya.
Massa sempat menduduki simpang lima Bandara Hasanuddin di Jalan Perintis Kemerdekaan-Tol Ir Sutami. Namun setelah dilakukan negosiasi, buruh akhirnya bersedia mundur dan kembali ke KIMA.
"Alhamdulillah tidak ada pemblokiran di bandara. Kita beri pengertian, hal itu bisa merugikan banyak pihak. Kami salut atas pengertian dari teman-teman buruh," aku Kapolrestabes.
Dalam puncak aksi unjuk rasa dua hari terakhir ini, Burhanuddin mengaku berjalan sesuai yang direncanakan, tanpa adanya aksi anarkistis seperti yang diprediksi sebelumnya.
"Alhamdulillah, puncak aksi buruh selama dua hari ini berjalan aman dan damai. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh elemen buruh, demi terjaganya situasi di kota kita ini," ujarnya, kepada wartawan, Jumat (1/11/2013).
Menurutnya, sepanjang dua hari ini, tidak ada kejadian yang menonjol seperti bentrok, tutup jalan, pengrusakan, penyanderaan, serta sweeping dari ribuan buruh. Tentunya, hal tersebut menjadi sesuatu yang sangat berharga dan berdampak positif bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
"Dengan demikian, masyarakat akan merasakan ketenangan dan kenyamanan, bebas dari rasa takut, bebas dari kekhawatiran, serta bebas dari gangguan," pungkasnya.
Sementara itu, sebanyak 500-an buruh kembali melakukan aksi unjuk rasa di Pintu II Kawasan Industri Makassar (KIMA) Jalan Perintis Kemerdekaan, Biringkanaya. Dalam orasinya, massa yang tergabung dalam Front Samurai ini menuntut kenaikan upah minimum 50 persen pada 2014 mendatang.
Dia pun menentang keras keputusan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang menetapkan upah minimum Sulsel tahun depan senilai Rp1,8 juta.
Sekitar pukul 15.00 Wita, ratusan buruh ini kemudian bergerak ke Bandara Internasional Hasanuddin Makassar, untuk melakukan pemblokiran hingga tuntutannya dikabulkan. Namun, hal tersebut berhasil digagalkan aparat gabungan yang dipimpin langsung Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wisnu Sanjaya.
Massa sempat menduduki simpang lima Bandara Hasanuddin di Jalan Perintis Kemerdekaan-Tol Ir Sutami. Namun setelah dilakukan negosiasi, buruh akhirnya bersedia mundur dan kembali ke KIMA.
"Alhamdulillah tidak ada pemblokiran di bandara. Kita beri pengertian, hal itu bisa merugikan banyak pihak. Kami salut atas pengertian dari teman-teman buruh," aku Kapolrestabes.
(san)