Kaltim buku lowongan pramuwisata, siapa mau?
A
A
A
Sindonews.com - Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Namun sayang, belum banyak tenaga pemandu wisata atau pramuwisata profesional di kawasan ini. Sehingga, banyak turis yang datang kebingungan.
"Pemprov Kaltim berencana menggalakkan pelatihan pramuwisata profesional untuk mendukung pariwisata di Kaltim. Saat ini pramuwisata atau pemandu tur dituntut untuk profesional," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kaltim Aswin, kepada wartawan, Rabu (30/10/2013).
Dia menambahkan, sudah ada pelatihan pramuwisata profesional yang dilakukan. Pesertanya, banyak diambil dari seluruh kabupaten dan kota se-Kaltim. Keterampilan yang diberiksan saat pelatihan, adalah Bahasa Inggris, bahasa daerah, adat istiadat setempat, kuliner lokal, berbagai kesenian, dan kearifan lokal.
"Banyak kearifan lokal yang dapat disampaikan kepada wisatawan, misalnya sekali minum air sungai Mahakam, pasti akan kembali lagi ke Samarinda, atau pemeo yang menyebutkan belum ke Kaltim jika belum mengunjungi Museum Mulawarman yang merupakan peninggalan kerajaan tertua di Indonesia," terangnya.
Ditambahkan dia, itu merupakan contoh-contoh kearifan lokal yang dimiliki, agar wisatawan merasa senang dan tertanam dalam pikiran mereka untuk mengunjungi berbagai obyek wisata lainnya di Kalimantan.
Dengan begitu, kebutuhan pramuwisata dibutuhkan seiring dengan makin tingginya wisatawan yang datang ke wilayah itu. Untuk itu, Bidang Usaha Jasa dan Sarana Disbudpar Kaltim terus mendorong kabupaten dan kota untuk mencetak tenaga-tenaga pramuwisata pemula untuk dilatih menjadi madya di tingkat provinsi.
“Jumlah pramuwisata kita masih sangat minim jika dibanding dengan jumlah obyek wisata, sehingga peluang untuk menjadi pramuwisata atau pemandu tur masih sangat terbuka, sebagai profesi menjanjikan,” ujarnya.
"Pemprov Kaltim berencana menggalakkan pelatihan pramuwisata profesional untuk mendukung pariwisata di Kaltim. Saat ini pramuwisata atau pemandu tur dituntut untuk profesional," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kaltim Aswin, kepada wartawan, Rabu (30/10/2013).
Dia menambahkan, sudah ada pelatihan pramuwisata profesional yang dilakukan. Pesertanya, banyak diambil dari seluruh kabupaten dan kota se-Kaltim. Keterampilan yang diberiksan saat pelatihan, adalah Bahasa Inggris, bahasa daerah, adat istiadat setempat, kuliner lokal, berbagai kesenian, dan kearifan lokal.
"Banyak kearifan lokal yang dapat disampaikan kepada wisatawan, misalnya sekali minum air sungai Mahakam, pasti akan kembali lagi ke Samarinda, atau pemeo yang menyebutkan belum ke Kaltim jika belum mengunjungi Museum Mulawarman yang merupakan peninggalan kerajaan tertua di Indonesia," terangnya.
Ditambahkan dia, itu merupakan contoh-contoh kearifan lokal yang dimiliki, agar wisatawan merasa senang dan tertanam dalam pikiran mereka untuk mengunjungi berbagai obyek wisata lainnya di Kalimantan.
Dengan begitu, kebutuhan pramuwisata dibutuhkan seiring dengan makin tingginya wisatawan yang datang ke wilayah itu. Untuk itu, Bidang Usaha Jasa dan Sarana Disbudpar Kaltim terus mendorong kabupaten dan kota untuk mencetak tenaga-tenaga pramuwisata pemula untuk dilatih menjadi madya di tingkat provinsi.
“Jumlah pramuwisata kita masih sangat minim jika dibanding dengan jumlah obyek wisata, sehingga peluang untuk menjadi pramuwisata atau pemandu tur masih sangat terbuka, sebagai profesi menjanjikan,” ujarnya.
(san)