Longsor tutup akses ke empat desa di Magelang
A
A
A
Sindonews.com - Tebing setinggi 25 meter di Dusun Jamusan, Desa Gumelan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang mengalami longsor. Peristiwa tersebut mengakibatkan akses menuju empat desa tertutup.
Akses empat desa yang tertutup, meliputi Desa Gumelan, Muneng, warangan, Jambewangi, dan Gondangsari. Namun, akses tersebut mulai dapat kembali pulih, kemarin sore setelah sejumlah warga, Tim SAR, dan TNI bergotong-royong membersihkan longsoran yang menutup jalan.
Kepala Seksi (Kasi) Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Pakis, Supriyono, mengatakan longsor yang terjadi diduga dipicu oleh intensitas hujan dan saluran pipa air bersih yang putus. Sehingga, air mendorong tanah tebing yang gembur dan menyebabkan longsor di ruas Jalan Gumelem-Jambewangi.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, akses utama jalan di empat desa seperti Desa Gumelem, Muneng Warangan, Jambewangi dan Gondangsari, sempat terputus. Warga pun akhirnya terpaksa harus memutar lewat jalan alternatif Kajangkoso sepanjang 10 kilometer. Empar desa tersebut berpenduduk sekitar 12.000 warga,” katanya, Rabu (30/10/2013).
Tertutupnya akses jalan tersebut juga berdampak pada pengelolaan pertanian, kegiatan sekolah, serta aktifitas ekonomi warga. Sementara itu, akibat putusnya pipa saluran air bersih, juga sempat mengganggu warga Desa Gumelem, yang memanfaatkannya.
“Namun, sudah bisa diatasi dengan gotong royong para warga. Akses jalan, juga sudah dibuka sore ini,” jelasnya.
Kepala BPBD Kabupaten Magelang, Sudjadi menjelaskan, akibat tebing longsor tersebut, jalan akses desa sepanjang 15 meter menjadi terganggu. Dia mengatakan tebal longsoran tanah yang menutup jalan mencapai ketinggian 1,5 hingga 2 meter.
“Sejak pagi sudah mulai dibuka aksesnya oleh masyarakat dengan kerja bakti. Namun, karena tebalnya timbunan tanah, kami membuka akses dengan menggunakan alat berat. Kalau tidak pakai alat berat, mungkin bisa dua hari baru bisa dibersihkan,” paparnya.
Sejauh ini, pihaknya mengaku telah memberikan bantuan logistik berupa mie instan, air mineral, beras, dan makanan ringan, untuk keperluan kerja bakti warga.
“Tanah longsor ini, bencana pertama kalinya memasuki musim penghujan. Sejauh ini, BPBD terus melakukan antisipasi penyelamatan jiwa sebagai bentuk Pengurangan Resiko Bencana (PRB),” ucapnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo, menambahkan sesuai pendataan BPBD, tanah longsor banyak terjadi di wilayah perbukitan Menoreh, Sumbing, dan Merbabu. Di perbukitan Menoreh, seperti di Kecamatan Salaman dan Borobudur.
"Untuk potensi bencana tanah longsor tertinggi ada di empat Kecamatan, yakni Kecamatan Bandongan dan Windusari, Salaman dan Borobudur," tandasnya.
Akses empat desa yang tertutup, meliputi Desa Gumelan, Muneng, warangan, Jambewangi, dan Gondangsari. Namun, akses tersebut mulai dapat kembali pulih, kemarin sore setelah sejumlah warga, Tim SAR, dan TNI bergotong-royong membersihkan longsoran yang menutup jalan.
Kepala Seksi (Kasi) Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Pakis, Supriyono, mengatakan longsor yang terjadi diduga dipicu oleh intensitas hujan dan saluran pipa air bersih yang putus. Sehingga, air mendorong tanah tebing yang gembur dan menyebabkan longsor di ruas Jalan Gumelem-Jambewangi.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, akses utama jalan di empat desa seperti Desa Gumelem, Muneng Warangan, Jambewangi dan Gondangsari, sempat terputus. Warga pun akhirnya terpaksa harus memutar lewat jalan alternatif Kajangkoso sepanjang 10 kilometer. Empar desa tersebut berpenduduk sekitar 12.000 warga,” katanya, Rabu (30/10/2013).
Tertutupnya akses jalan tersebut juga berdampak pada pengelolaan pertanian, kegiatan sekolah, serta aktifitas ekonomi warga. Sementara itu, akibat putusnya pipa saluran air bersih, juga sempat mengganggu warga Desa Gumelem, yang memanfaatkannya.
“Namun, sudah bisa diatasi dengan gotong royong para warga. Akses jalan, juga sudah dibuka sore ini,” jelasnya.
Kepala BPBD Kabupaten Magelang, Sudjadi menjelaskan, akibat tebing longsor tersebut, jalan akses desa sepanjang 15 meter menjadi terganggu. Dia mengatakan tebal longsoran tanah yang menutup jalan mencapai ketinggian 1,5 hingga 2 meter.
“Sejak pagi sudah mulai dibuka aksesnya oleh masyarakat dengan kerja bakti. Namun, karena tebalnya timbunan tanah, kami membuka akses dengan menggunakan alat berat. Kalau tidak pakai alat berat, mungkin bisa dua hari baru bisa dibersihkan,” paparnya.
Sejauh ini, pihaknya mengaku telah memberikan bantuan logistik berupa mie instan, air mineral, beras, dan makanan ringan, untuk keperluan kerja bakti warga.
“Tanah longsor ini, bencana pertama kalinya memasuki musim penghujan. Sejauh ini, BPBD terus melakukan antisipasi penyelamatan jiwa sebagai bentuk Pengurangan Resiko Bencana (PRB),” ucapnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo, menambahkan sesuai pendataan BPBD, tanah longsor banyak terjadi di wilayah perbukitan Menoreh, Sumbing, dan Merbabu. Di perbukitan Menoreh, seperti di Kecamatan Salaman dan Borobudur.
"Untuk potensi bencana tanah longsor tertinggi ada di empat Kecamatan, yakni Kecamatan Bandongan dan Windusari, Salaman dan Borobudur," tandasnya.
(rsa)