Baru setahun dibangun talut Jembatan Banar rusak
A
A
A
Sindonews.com – Talut jembatan Banar yang berada di ruas jalur alternatif Solo-Selo-Borobudur rusak. Kerusakan talut tersebut mengakibatkan erosi pada sebagian badan jalan beraspal.
Kerusakan diduga karena faktor hujan yang beberapa hari terakhir mengguyur di wilayah tersebut. Kendati demikian, pembangunan talut jembatan Banar belum genap berusia satu tahun.
Suketi (43), salah seorang warga setempat mengatakan, kerusakan talut tersebut terjadi, Rabu (30/10) sekitar pukul 05.00 WIB. Saat itu, di wilayahnya sedang diguyur hujan lebat.
“Habis subuh, mungkin karena hujan sangat lebat terus taludnya tidak kuat menahan air,” katanya.
Dia juga menjelaskan, talut yang rusak berada di sisi timur berdekatan dengan tiang pancang. Lebar kerusakan mencapai lebih dari tiga meter dengan kedalaman dua meter.
Sejauh ini kejadian tersebut tidak mengganggu arus lalu lintas. Namun, sejumlah pekerja terlihat sedang melakukan perbaikan. Selain itu, di sekeliling lokasi, diberi rambu pembatas.
“Tidak terlalu membahayakan, tapi cukup menghambat perjalanan dan membuat khawatir jika kerusakan merambat,” lanjutnya.
Terpisah, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Magelang, Syamsul Huda menengarai kerusakan tersebut tidak semata-mata diakibatkan faktor hujan.
“Jika konstruksinya baik tentu tidak akan ambrol seperti ini meskipun terkena hujan,” ujarnya.
Dia juga menilai sejak awal proses pembangunan jembatan senilai Rp12 miliar tersebut tidak direncanakan dengan baik. Sebelum selesai, jembatan tersebut sempat ambles hanya karena kesalahan pengukuran yang membuat badan jembatan tidak rata.
”Kita berharap dinas (DPU dan ESDM) tidak hanya melakukan perbaikan. Tapi juga mengkontrol seluruh bagian jembatan ini supaya tidak terjadi kerusakan lagi,” pintanya.
Sementara Sekrtaris Dinas Pekerjaan Umum Energi dan Sumberdaya Mineral (DPU dan ESDM), Heriyanto mengatakan, pihaknya sudah melakukan perbaikan talut jembatan. Menurutnya, kerusakan tersebut terjadi karena faktor alam.
“Kerusakan yang terjadi karena hujan deras,” jelasnya.
Diketahui, Pembangunan jembatan Banar memakan dana APBD 2012 senilai Rp12 miliar. Panjang 70 meter dan lebar 12 meter. Jembatan tersebut memiliki posisi amat strategis.
Sebab, sekaligus juga dirancang untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas di jalur pariwisata Solo-Selo-Borobudur. Selain itu, bisa difungsikan untuk memecah dan mengalihkan arus lalu lintas, utamanya pada saat liburan Idul Fitri serta perayaan Waisak.
Kerusakan diduga karena faktor hujan yang beberapa hari terakhir mengguyur di wilayah tersebut. Kendati demikian, pembangunan talut jembatan Banar belum genap berusia satu tahun.
Suketi (43), salah seorang warga setempat mengatakan, kerusakan talut tersebut terjadi, Rabu (30/10) sekitar pukul 05.00 WIB. Saat itu, di wilayahnya sedang diguyur hujan lebat.
“Habis subuh, mungkin karena hujan sangat lebat terus taludnya tidak kuat menahan air,” katanya.
Dia juga menjelaskan, talut yang rusak berada di sisi timur berdekatan dengan tiang pancang. Lebar kerusakan mencapai lebih dari tiga meter dengan kedalaman dua meter.
Sejauh ini kejadian tersebut tidak mengganggu arus lalu lintas. Namun, sejumlah pekerja terlihat sedang melakukan perbaikan. Selain itu, di sekeliling lokasi, diberi rambu pembatas.
“Tidak terlalu membahayakan, tapi cukup menghambat perjalanan dan membuat khawatir jika kerusakan merambat,” lanjutnya.
Terpisah, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Magelang, Syamsul Huda menengarai kerusakan tersebut tidak semata-mata diakibatkan faktor hujan.
“Jika konstruksinya baik tentu tidak akan ambrol seperti ini meskipun terkena hujan,” ujarnya.
Dia juga menilai sejak awal proses pembangunan jembatan senilai Rp12 miliar tersebut tidak direncanakan dengan baik. Sebelum selesai, jembatan tersebut sempat ambles hanya karena kesalahan pengukuran yang membuat badan jembatan tidak rata.
”Kita berharap dinas (DPU dan ESDM) tidak hanya melakukan perbaikan. Tapi juga mengkontrol seluruh bagian jembatan ini supaya tidak terjadi kerusakan lagi,” pintanya.
Sementara Sekrtaris Dinas Pekerjaan Umum Energi dan Sumberdaya Mineral (DPU dan ESDM), Heriyanto mengatakan, pihaknya sudah melakukan perbaikan talut jembatan. Menurutnya, kerusakan tersebut terjadi karena faktor alam.
“Kerusakan yang terjadi karena hujan deras,” jelasnya.
Diketahui, Pembangunan jembatan Banar memakan dana APBD 2012 senilai Rp12 miliar. Panjang 70 meter dan lebar 12 meter. Jembatan tersebut memiliki posisi amat strategis.
Sebab, sekaligus juga dirancang untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas di jalur pariwisata Solo-Selo-Borobudur. Selain itu, bisa difungsikan untuk memecah dan mengalihkan arus lalu lintas, utamanya pada saat liburan Idul Fitri serta perayaan Waisak.
(lns)