Satu jemaah haji Sleman meninggal
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah jemaah haji asal Sleman yang meninggal dunia pada penyelenggaraan haji tahun ini lebih sedikit jika dibandingkan tahun lalu. Data kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sleman hingga Senin (28/1), hanya tercatat satu jemaah yang meninggal dunia.
Yaitu atas nama Muhammad Sagimun (70), warga Kalasan. Ia meninggal karena sakit asma dan ginjal, di rumah sakit Mekah pukul 17.00 waktu setempat, Kamis (24/10). Muhmammad Sagimun tercatat sebagai jamaah haji kelompok terbang (kloter) 23.
Kepala kantor Kemenag Sleman, Muhammad Lutfi Hamid, menjelaskan jika data ini tidak berubah, berarti jamaah haji yang meninggal penurun dari tahun lalu. Hanya saja untuk data tahun lalu dirinya tidak tahu perish. Namun yang jelas, tahun lalu jemaah yang meninggal lebih dari satu.
“Setelah menerima kabar ada jemaah asal Sleman yang meninggal, kami langsung menghubungi keluarganya dan mereka sudah ikhlas. Ini kami sampaikan, sebab jamaah haji yang meninggal tidak bisa dibawa pulang, sehingga jazadnya dikuburkan disana,” ungkap Lutfi di ruang kerjanya, Senin (28/10).
Kantor Kemenag Sleman juga mencatat pada tahun ini ada dua jamaah haji kloter Sleman yang menjalani perawatan di tanah suci karena sakit. Yaitu atas nama Beno Siswanto, warga Mlati; dan Ronjilah, warga Piyungan, namun ikut kolter Sleman.
Untuk Beno Siswanto menderita sakit paru-paru akut dan diabetes militus (DM), sedangkan Ronjilah sakit karena jatuh sebelum wukuf.
“Beno Siswanto harus menjalani perawaran di RS Dzakir Medinah. Untuk Ronjilah di RS Syisyah, Medinah,” terangnya.
Yaitu atas nama Muhammad Sagimun (70), warga Kalasan. Ia meninggal karena sakit asma dan ginjal, di rumah sakit Mekah pukul 17.00 waktu setempat, Kamis (24/10). Muhmammad Sagimun tercatat sebagai jamaah haji kelompok terbang (kloter) 23.
Kepala kantor Kemenag Sleman, Muhammad Lutfi Hamid, menjelaskan jika data ini tidak berubah, berarti jamaah haji yang meninggal penurun dari tahun lalu. Hanya saja untuk data tahun lalu dirinya tidak tahu perish. Namun yang jelas, tahun lalu jemaah yang meninggal lebih dari satu.
“Setelah menerima kabar ada jemaah asal Sleman yang meninggal, kami langsung menghubungi keluarganya dan mereka sudah ikhlas. Ini kami sampaikan, sebab jamaah haji yang meninggal tidak bisa dibawa pulang, sehingga jazadnya dikuburkan disana,” ungkap Lutfi di ruang kerjanya, Senin (28/10).
Kantor Kemenag Sleman juga mencatat pada tahun ini ada dua jamaah haji kloter Sleman yang menjalani perawatan di tanah suci karena sakit. Yaitu atas nama Beno Siswanto, warga Mlati; dan Ronjilah, warga Piyungan, namun ikut kolter Sleman.
Untuk Beno Siswanto menderita sakit paru-paru akut dan diabetes militus (DM), sedangkan Ronjilah sakit karena jatuh sebelum wukuf.
“Beno Siswanto harus menjalani perawaran di RS Dzakir Medinah. Untuk Ronjilah di RS Syisyah, Medinah,” terangnya.
(rsa)