Ngunduh mantu besan Sultan Yogya digelar sederhana
A
A
A
Sindonews.com - Kemeriahan pernikahan agung (royal wedding) antara KPH Notonegoro–GKR Hayu di Yogyakarta beberapa hari lalu tak tampak saat acara ngunduh mantu pihak keluarga Kolonel Kav (purn) Sigim Machmoed yang digelar di Ballroom Hotel Griptha, Kudus.
Selain tanpa prosesi, acara ngunduh mantu itupun juga tidak diselingi dengan hiburan apapun. KPH Notonegoro–GKR Hayu keluar dari kamar hotel yang ada di sisi timur ballroom sekitar pukul 10.00 WIB.
Beberapa menit kemudian, disusul Sigim Machmoed dan istri Raden Ayu Nusye Retnowati. Jarak satu langkah di belakangnya menyusul Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas dan para kerabat Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat.
Beberapa diantaranya seperti GKR Pembayun, KPH Wiranegara, GKR Condrokirono, GKR Bendoro, KPH Yudonegoro, KGPH Hadiwinoto, GBPH Hadisuryo, GBPH Prabukusomo, GBPH Yudaningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH Suryodiningrat, GBPH Condrodiningrat, GB R.Ay Riyo Kusumo, B.R.Ay Hadikusumo dan lain sebagainya.
Saat rombongan sampai di lokasi resepsi yang hanya berjarak sekitar 50 meter, KPH Notonegoro–GKR Hayu sudah duduk di kursi pelaminan yang latar belakangnya gebyok Kudus lengkap dengan berbagai ornamennya.
KPH Notonegoro mengenakan baju beskap Kudusan warna biru muda. Sedang GKR Hayu mengenakan kebaya brokat warna kuning keemasan dengan kain dalaman warna biru. Sedang kedua orang tua masing-masing mempelai mengenakan busana beskap Kudusan dengan warna biru tua.
Setelah itu, satu persatu tamu pun langsung memberi ucapan selamat. Kali pertama para tamu menyalami Sultan Hamengkubuwono–GKR Hemas yang duduk di sisi sebelah barat berdekatan dengan tangga menuju tempat pelaminan. Setelah itu, para tamu menyalami KPH–Notonegoro dan GKR Hayu. Dan terakhir giliran Sigim Machmoed–Raden Ayu Nusye Retnowati.
Diiringi tetabuhan gending jawa berikut suara sinden perempuan, para tamu langsung mencicipi berbagai hidangan yang disajikan. Sejumlah makanan khas Kudus seperti soto kerbau, garang asem, tahu telor menjadi beberapa menu yang santap oleh para tamu.
Beberapa tamu terlihat berusaha mengabadikan moment ini dengan memfoto suasana pelaminan. Dan di penghujung acara, beberapa diantaranya meminta berfoto bersama baik dengan KPH Notonegoro–GKR Hayu maupun dengan orang tua masing-masing mempelai.
Rutinitas ini berlangsung hingga acara ngunduh mantu berakhir pukul 14.00 WIB. Praktis, tidak ada hiburan khas Kudus seperti Tari Kretek yang ditampilkan untuk menghibur para tamu.
Ditemui usai acara ngunduh mantu, KPH Notonegoro dan GKR Hayu mengatakan, dirinya merasa lega karena berbagai acara terkait pernikahannya yang digelar selama beberapa hari sudah rampung dan berjalan lancar. Mereka juga berharap pernikahannya bahagia dan langgeng.
Ditanya rencana ke depan, GKR Hayu mengatakan, lusa akan langsung berangkat ke Amerika Serikat bersama KPH Notonegoro. Maklum saja, pekan depan suaminya sudah langsung disibukkan dengan pekerjaannya sebagai Management Specialist UNDP di New York, USA. “Nanti sekalian bulan madu di sana,” jelas GKR Hayu, Sabtu (26/10/2013).
Soal momongan, KPH Notonegoro maupun GKR Hayu tak ingin buru-buru. Maklum saja, awal tahun depan GKR Hayu rencananya akan meneruskan studi S2-nya di Fordham University, New York. Putri Sultan Yogya ini akan mengambil jurusan Master of Bisnis Administration.
“Jadi kuliah dulu yang dipentingkan. Nanti sekalian menetap di New York karena saya masih bekerja hingga tiga tahun di sana,” ucap KPH Notonegoro.
Ditanya apakah akan menetap di Yogyakarta, kedua mempelai ini mengatakan memang ada rencana soal itu. Hanya saja keduanya tidak bisa memastikan waktunya. “GKR Hayu memang mempunyai kewajiban untuk melestarikan budaya Jawa atau khususnya Yogyakarta, tapi soal menetap itu nanti,” tandasnya.
Selain tanpa prosesi, acara ngunduh mantu itupun juga tidak diselingi dengan hiburan apapun. KPH Notonegoro–GKR Hayu keluar dari kamar hotel yang ada di sisi timur ballroom sekitar pukul 10.00 WIB.
Beberapa menit kemudian, disusul Sigim Machmoed dan istri Raden Ayu Nusye Retnowati. Jarak satu langkah di belakangnya menyusul Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas dan para kerabat Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat.
Beberapa diantaranya seperti GKR Pembayun, KPH Wiranegara, GKR Condrokirono, GKR Bendoro, KPH Yudonegoro, KGPH Hadiwinoto, GBPH Hadisuryo, GBPH Prabukusomo, GBPH Yudaningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH Suryodiningrat, GBPH Condrodiningrat, GB R.Ay Riyo Kusumo, B.R.Ay Hadikusumo dan lain sebagainya.
Saat rombongan sampai di lokasi resepsi yang hanya berjarak sekitar 50 meter, KPH Notonegoro–GKR Hayu sudah duduk di kursi pelaminan yang latar belakangnya gebyok Kudus lengkap dengan berbagai ornamennya.
KPH Notonegoro mengenakan baju beskap Kudusan warna biru muda. Sedang GKR Hayu mengenakan kebaya brokat warna kuning keemasan dengan kain dalaman warna biru. Sedang kedua orang tua masing-masing mempelai mengenakan busana beskap Kudusan dengan warna biru tua.
Setelah itu, satu persatu tamu pun langsung memberi ucapan selamat. Kali pertama para tamu menyalami Sultan Hamengkubuwono–GKR Hemas yang duduk di sisi sebelah barat berdekatan dengan tangga menuju tempat pelaminan. Setelah itu, para tamu menyalami KPH–Notonegoro dan GKR Hayu. Dan terakhir giliran Sigim Machmoed–Raden Ayu Nusye Retnowati.
Diiringi tetabuhan gending jawa berikut suara sinden perempuan, para tamu langsung mencicipi berbagai hidangan yang disajikan. Sejumlah makanan khas Kudus seperti soto kerbau, garang asem, tahu telor menjadi beberapa menu yang santap oleh para tamu.
Beberapa tamu terlihat berusaha mengabadikan moment ini dengan memfoto suasana pelaminan. Dan di penghujung acara, beberapa diantaranya meminta berfoto bersama baik dengan KPH Notonegoro–GKR Hayu maupun dengan orang tua masing-masing mempelai.
Rutinitas ini berlangsung hingga acara ngunduh mantu berakhir pukul 14.00 WIB. Praktis, tidak ada hiburan khas Kudus seperti Tari Kretek yang ditampilkan untuk menghibur para tamu.
Ditemui usai acara ngunduh mantu, KPH Notonegoro dan GKR Hayu mengatakan, dirinya merasa lega karena berbagai acara terkait pernikahannya yang digelar selama beberapa hari sudah rampung dan berjalan lancar. Mereka juga berharap pernikahannya bahagia dan langgeng.
Ditanya rencana ke depan, GKR Hayu mengatakan, lusa akan langsung berangkat ke Amerika Serikat bersama KPH Notonegoro. Maklum saja, pekan depan suaminya sudah langsung disibukkan dengan pekerjaannya sebagai Management Specialist UNDP di New York, USA. “Nanti sekalian bulan madu di sana,” jelas GKR Hayu, Sabtu (26/10/2013).
Soal momongan, KPH Notonegoro maupun GKR Hayu tak ingin buru-buru. Maklum saja, awal tahun depan GKR Hayu rencananya akan meneruskan studi S2-nya di Fordham University, New York. Putri Sultan Yogya ini akan mengambil jurusan Master of Bisnis Administration.
“Jadi kuliah dulu yang dipentingkan. Nanti sekalian menetap di New York karena saya masih bekerja hingga tiga tahun di sana,” ucap KPH Notonegoro.
Ditanya apakah akan menetap di Yogyakarta, kedua mempelai ini mengatakan memang ada rencana soal itu. Hanya saja keduanya tidak bisa memastikan waktunya. “GKR Hayu memang mempunyai kewajiban untuk melestarikan budaya Jawa atau khususnya Yogyakarta, tapi soal menetap itu nanti,” tandasnya.
(san)