Terobos barisan buruh, sopir bus nyaris diamuk
A
A
A
Sindonews.com - Demo ratusan buruh di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, nyaris ricuh. Buruh nyaris mengamuk kepada seorang pengemudi bus yang hampir menabrak rombongan konvoi mereka, dari pabrik menuju Pemkab Jombang.
Iring-iringan konvoi ratusan buruh yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) nyaris ditabrak bus di Jalan Raya Jombang-Surabaya, tepatnya di Jalan Wahid Hasyim Kota Jombang.
Ketiga beberapa buruh nyaris mengamuk kepada pengemudi bus, dihalang-halangi rekan mereka yang lain. Buruh kesal, karena sopir bus ugal-ugalan dan memaksa melaju meski ada rombongan konvoi buruh yang menyebrang jalan.
Ratusan buruh yang emosi kemudian malah berhenti dan memblokir jalan raya hingga membuat arus lalu lintas Jombang-Surabaya macet total. Oleh petugas, lebih dari 500 orang buruh tersebut kemudian digiring dan diarahkan bergerak ke kantor Pemkab Jombang.
Dalam aksinya, para buruh ini menuntut pemerintah menaikkan upah minimum Kabupaten Jombang pada tahun 2014 mendatang, menjadi Rp1.730.200 rupiah.
Menurut mereka, kenaikan upah buruh awal tahun 2013 lalu tidak berarti sama sekali, karena harga berbagai bahan kebutuhan pokok ternyata juga ikut naik. Akibatnya, para buruh tetap kesulitan menyesuaikan pendapatan dengan biaya hidup yang semakin mahal.
Selama aksi buruh berlangsung, Jalan Raya Wahid Hasyim ditutup total sehingga arus lalu lintas yang hendak melalui jalan ini terpaksa dialihkan ke jalur lain.
Jika upah minimum kabupaten tidak segera dinaikkan, para buruh mengancam akan kembali menggelar aksi unjuk rasa dengan massa yang lebih banyak lagi.
Iring-iringan konvoi ratusan buruh yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) nyaris ditabrak bus di Jalan Raya Jombang-Surabaya, tepatnya di Jalan Wahid Hasyim Kota Jombang.
Ketiga beberapa buruh nyaris mengamuk kepada pengemudi bus, dihalang-halangi rekan mereka yang lain. Buruh kesal, karena sopir bus ugal-ugalan dan memaksa melaju meski ada rombongan konvoi buruh yang menyebrang jalan.
Ratusan buruh yang emosi kemudian malah berhenti dan memblokir jalan raya hingga membuat arus lalu lintas Jombang-Surabaya macet total. Oleh petugas, lebih dari 500 orang buruh tersebut kemudian digiring dan diarahkan bergerak ke kantor Pemkab Jombang.
Dalam aksinya, para buruh ini menuntut pemerintah menaikkan upah minimum Kabupaten Jombang pada tahun 2014 mendatang, menjadi Rp1.730.200 rupiah.
Menurut mereka, kenaikan upah buruh awal tahun 2013 lalu tidak berarti sama sekali, karena harga berbagai bahan kebutuhan pokok ternyata juga ikut naik. Akibatnya, para buruh tetap kesulitan menyesuaikan pendapatan dengan biaya hidup yang semakin mahal.
Selama aksi buruh berlangsung, Jalan Raya Wahid Hasyim ditutup total sehingga arus lalu lintas yang hendak melalui jalan ini terpaksa dialihkan ke jalur lain.
Jika upah minimum kabupaten tidak segera dinaikkan, para buruh mengancam akan kembali menggelar aksi unjuk rasa dengan massa yang lebih banyak lagi.
(san)