200 siswa SD terlibat kampanye anak

Rabu, 23 Oktober 2013 - 15:00 WIB
200 siswa SD terlibat...
200 siswa SD terlibat kampanye anak
A A A
Sindonews.com - Sedikitnya 200 siswa dari empat sekolah di tingkat SD/MI Kabupaten Magelang mengikuti kegiatan Race for Survival yang diselenggarakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Save The Children.

Kegiatan yang berlangsung di Komplek Candi Borobudur tersebut berbentuk lomba lari estafet.

Empat sekolah tersebut adalah yang terletak di Lereng Gunung Merapi. Yakni SDN 1 Ngablak Kecamatan Srumbung, MI 1 Ngablak Kecamatan Srumbung, serta SDN 1 dan 2 Wonolelo Kecamatan Sawangan.

Tiap sekolah mengirim 50 siswa untuk berkompetisi dalam lomba lari estafet dengan jarak 42 kilometer.

Humas LSM Save The Children, Patricia Norimarna mengatakan, kegiatan tersebut secara serentak diikuti sekitar 50.000 anak dilaksanakan di 67 negara.

Tiga kota di antaranya dilaksanakan di Indonesia yakni Belu (Nusa Tenggara Timur), Bandung (Jawa Barat), dan Magelang (Jawa Tengah).

“Di Indonesia ada sekitar 600 anak yang ikut kegiatan ini. Untuk di Magelang kami menggandeng anak-anak yang dekat dengan dampak erupsi Merapi,” ujarnya.

Menurutnya, Gunung Merapi selain menjadi penyedia sumber penghidupan, juga mengeluarkan ancaman primer dan sekunder bagi masyarakat di sekelilingnya. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan sebagai solusi dalam menghadapinya.

“Lomba lari estafet ini juga bisa dikatakan kegiatan lanjutan pelatihan upaya resiko bencana dan tanggap bencana yang kami lakukan beberapa waktu lalu. Terpenting adalah mengenalkan kesiapsiagaan dan kesadaran terhadap ancaman Merapi sejak usia dini,” lanjutnya.

Kegiatan yang juga melibatkan sekitar 40 peserta kehormatan ini juga sebagai kampanye global mengenai pentingnya menjaga keberlangsungan hidup anak.

Dalam laporan LSM Save The Children terbaru Live on the Line menyebutkan bahwa anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan hampir 60 persen lebih besar kemungkinan meninggal sebelum usia lima tahun ketimbang anak-anak yang tinggal di perkotaan.

“Kegiatan ini sebagai wujud bahwa setiap anak berhak untuk diselamatkan khsusnya dalam situasi khusus, dalam hal ini adalah bencana. Suara anak sudah semestinya menjadi perhatian bagi orang dewasa. Lari estafet memberikan pelajaran saling tolong-menolong dan kerjasama,” tegas Patricia.

Salah seorang siswa MI 2 Ngablak Kecamatan Srumbung, Nurul Aini mengaku senang bisa mengikuti lomba lari estafet tersebut. Sebab, selama kegiatan dia mendapatkan teman baru.

“Rasanya senang sekali, karena banyak teman baru,” katanya.

Bocah yang duduk di bangku kelas lima ini berharap kegiatan tersebut dapat kembali dilakukan. Selain mendapat teman, juga memberikan pelajaran non formal.

“Memang capek, tapi mengasyikkan. Semoga kapan-kapan diadakan lagi,” tandasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7914 seconds (0.1#10.140)