Hery nekat merampok karena sakit hati
A
A
A
Sindonews.com - Hery Winarno, security PT Vinoli sekaligus otak dari perampokan gudang minyak goreng mengaku terpaksa merampok lantaran sakit hati.
Menurut Hery, meski telah bekerja selama enam tahun sebagai satpam, namun keinginan warga Desa Batujamus, Kerjo, Karanganyar untuk mengajukan pinjaman uang kepada perusahaan sebesar Rp5 juta ditolak.
"Saya sakit hati. Soalnya pinjaman saya ke perusahaan di tolak mentah-mentah. Karena ditolak, ya saya ambil paksa," papar Hery, saat menjalani pemeriksaan di Mapolres Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (22/10/2013).
Saat itu, lanjut Hery, dirinya benar-benar butuh uang untuk membayar hutang di bank sebesar Rp3 juta.
Namun karena ditolak, maka Hery pun berniat balas dendam dengan cara merampok uang dalam brankas milik perusahaan.
Lalu, Hery mengaku mendatangi Tri Nuryanto temannya untuk berkonsultasi. Keduanya mengajak Aryadi yang berprofesi sebagai tukang las untuk bersama-sama merampok.
Agar perampokan tersebut terlihat dilakukan oleh pihak luar, maka mereka menyewa mobil rental. Termasuk saat kejadian perampokan, Hery mengaku rela untuk diikat, termasuk dipukuli oleh kawanan.
"Agar terlihat rapi, saya rela diikat dan dipukuli. Dan saya juga mengarang cerita bila yang melakukan perampokan tersebut berlogat Jakarta. Tapi kalau dibilang saya ada masalah sama pihak perusahaan, saya sendiri tidak tahu apa masalahnya," papar Hery.
Setelah berhasil mengambil uang, Hery mengaku kebingungan mau diapakan uang tersebut. Belum sempat hasil rampokannya tersebut dibagi-bagi, polisi keburu membekuk ketiganya terlebih dahulu.
Menurut Hery, meski telah bekerja selama enam tahun sebagai satpam, namun keinginan warga Desa Batujamus, Kerjo, Karanganyar untuk mengajukan pinjaman uang kepada perusahaan sebesar Rp5 juta ditolak.
"Saya sakit hati. Soalnya pinjaman saya ke perusahaan di tolak mentah-mentah. Karena ditolak, ya saya ambil paksa," papar Hery, saat menjalani pemeriksaan di Mapolres Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (22/10/2013).
Saat itu, lanjut Hery, dirinya benar-benar butuh uang untuk membayar hutang di bank sebesar Rp3 juta.
Namun karena ditolak, maka Hery pun berniat balas dendam dengan cara merampok uang dalam brankas milik perusahaan.
Lalu, Hery mengaku mendatangi Tri Nuryanto temannya untuk berkonsultasi. Keduanya mengajak Aryadi yang berprofesi sebagai tukang las untuk bersama-sama merampok.
Agar perampokan tersebut terlihat dilakukan oleh pihak luar, maka mereka menyewa mobil rental. Termasuk saat kejadian perampokan, Hery mengaku rela untuk diikat, termasuk dipukuli oleh kawanan.
"Agar terlihat rapi, saya rela diikat dan dipukuli. Dan saya juga mengarang cerita bila yang melakukan perampokan tersebut berlogat Jakarta. Tapi kalau dibilang saya ada masalah sama pihak perusahaan, saya sendiri tidak tahu apa masalahnya," papar Hery.
Setelah berhasil mengambil uang, Hery mengaku kebingungan mau diapakan uang tersebut. Belum sempat hasil rampokannya tersebut dibagi-bagi, polisi keburu membekuk ketiganya terlebih dahulu.
(lns)