Saksikan prosesi ijab, warga manfaatkan videotron
A
A
A
Sindonews.com – Prosesi ijab kabul dan prosesi panggih GKR Hayu dan KPH Notonegoro dalam Pernikahan Agung Keraton Yogyakarta menarik antusiasme masyarakat. Tak hanya mendatangi keraton, warga juga memanfaatkan videotron di simpang empat pos besar.
Videotron yang berada di atas pos polisi itu menyiarkan langsung prosesi pernikahan agung terakhir keraton Yogyakarta. Warga rela berpanasan di bawah terik matahari demi menyaksikan prosesi berlangsung.
Supriyati, (72) warga Yudanegaran, Yogyakarta mengaku senang bisa menyaksikan prosesi itu. Menurutnya tayangan langsung melalui videotron itu cukup membantunya. “Pokoknya saya senang sekali,” kata Supriyati, Selasa (22/10/2013).
Pada pernikahan agung sebelumnya, Supriyati mengaku juga menyaksikan langsung. Dan Rabu besok, dia juga akan langsung menghadiri pawai pengantin sebelum resepsi menuju kepatihan. Tapi dia tidak tahu apakah besok bisa datang lebih awal atau tidak.
“Yang dulu, saya kebagian paling belakang. Maunya besok di depan, tapi tidak tahu juga besok bisa datang pagi-pagi sekali atau tidak. Mudah-mudahan tidak kesiangan,” katanya.
Romadon (43), warga asal Sleman tak mau ketinggalan. Dia menyaksikan prosesi hingga panggih selesai dilakukan. Menurutnya, pernikahan agung tahun ini terlihat lebih maksimal mengingat ini juga yang terakhir digelar Keraton Yogyakarta.
Dia sendiri mengaku akan terlibat menjadi pagar betis untuk pengamanan prosesi pawai Rabu pagi. Dia tidak sendirian, karena akan bergabung dengan 6.000 anggota komunitas masyarakat lainnya. “Tadinya 4.000-an tapi ternyata bertabah jadi 6.000,” katanya.
Dia menambahkan, para event serupa dua tahun lalu, dia tidak sempat ambil bagian. Namun ternyata, pengamanan dari masyarakat dirasa masih sangat kurang.
“Jadi tahun ini dimaksimalkan. Saya senang bisa ambil bagian dalam kegiatan ini, karena ini juga bagian dari pelestarian budaya,” katanya.
Videotron yang berada di atas pos polisi itu menyiarkan langsung prosesi pernikahan agung terakhir keraton Yogyakarta. Warga rela berpanasan di bawah terik matahari demi menyaksikan prosesi berlangsung.
Supriyati, (72) warga Yudanegaran, Yogyakarta mengaku senang bisa menyaksikan prosesi itu. Menurutnya tayangan langsung melalui videotron itu cukup membantunya. “Pokoknya saya senang sekali,” kata Supriyati, Selasa (22/10/2013).
Pada pernikahan agung sebelumnya, Supriyati mengaku juga menyaksikan langsung. Dan Rabu besok, dia juga akan langsung menghadiri pawai pengantin sebelum resepsi menuju kepatihan. Tapi dia tidak tahu apakah besok bisa datang lebih awal atau tidak.
“Yang dulu, saya kebagian paling belakang. Maunya besok di depan, tapi tidak tahu juga besok bisa datang pagi-pagi sekali atau tidak. Mudah-mudahan tidak kesiangan,” katanya.
Romadon (43), warga asal Sleman tak mau ketinggalan. Dia menyaksikan prosesi hingga panggih selesai dilakukan. Menurutnya, pernikahan agung tahun ini terlihat lebih maksimal mengingat ini juga yang terakhir digelar Keraton Yogyakarta.
Dia sendiri mengaku akan terlibat menjadi pagar betis untuk pengamanan prosesi pawai Rabu pagi. Dia tidak sendirian, karena akan bergabung dengan 6.000 anggota komunitas masyarakat lainnya. “Tadinya 4.000-an tapi ternyata bertabah jadi 6.000,” katanya.
Dia menambahkan, para event serupa dua tahun lalu, dia tidak sempat ambil bagian. Namun ternyata, pengamanan dari masyarakat dirasa masih sangat kurang.
“Jadi tahun ini dimaksimalkan. Saya senang bisa ambil bagian dalam kegiatan ini, karena ini juga bagian dari pelestarian budaya,” katanya.
(lns)