Bubarkan lokakarya buruh, polisi berlebihan

Senin, 21 Oktober 2013 - 06:01 WIB
Bubarkan lokakarya buruh, polisi berlebihan
Bubarkan lokakarya buruh, polisi berlebihan
A A A
Sindonews.com – Tindakan aparat kepolisian membubarkan lokakarya buruh di Hotel Pandanaran pada Jumat (18/10) malam dinilai berlebihan. Sebab, kegiatan tersebut tidak menimbulkan ancaman berarti bagi ketertiban masyarakat.

“Kegiatan itu hanya seminar kaum buruh, jadi sangat berlebihan ketika petugas harus membubarkan kegiatan itu. Itu bentuk aroganitas petugas kepolisian dan tidak menunjukkan semangat reformasi,” ujar Ketua Central Java Police Watch (CJPW) Jateng, Aris Sunarto saat dikonfirmasi KORAN SINDO, kemarin.

Aris menambahkan, peristiwa itu seharusnya tidak terjadi bagi institusi kepolisian. Sebagai pengayom masyarakat, tugas polisi hanya menjaga agar ketertiban dan keamanan masyarkat dapat terwujud.

“Jadi sangat tidak pas ketika polisi ikut mengurusi hal semacam itu karena kegiatan itu saya yakin tidak mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat. Seharusnya polisi lebih focus dalam menyelesaikan berbagai kasus yang lain seperti pembunuhan, curanmor, narkoba dan kasus-kasus yang meresahkan masyarakat lainnya,” imbuh dia.

Lebih lanjut Aris mendukung upaya buruh untuk melaporkan kejadian itu kepada Komnas HAM, Mabes Polri dan Kompolnas. Dengan begitu diharapkan peristiwa serupa tidak akan terjadi lagi.

“Bagus itu, memang harus dilaporkan agar tidak terjadi lagi arogansi di kemudian hari,” pungkasnya.

Hal senada juga dilontarkan Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurrahman. Menurut Hamidah, tindakan kepolisian membubarkan lokakarya buruh tersebut seharusnya tidak terjadi.

“Seharusnya polisi tidak masuk ke wilayah seperti itu, sebab tidak ada ancaman kejahatan di sana,” kata dia.

Hamidah menambahkan, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat memang menjadi tugas kepolisian. Jika polisi menduga lokakarya itu dapat mengancam keamanan, ia membenarkan dilakukan pengamanan.

“Namun itu hanya sebatas pengamanan di luar, tidak mesti membubarkan. Polisi harus lebih hati-hati dan jangan mengambil inisiasi mengenai suatu hal, apalagi sampai melakukan tindakan represif membubarkan pertemuan itu. Jelas itu tidak dapat dibenarkan,” imbuh dia.

Lebih lanjut Hamidah berharap peristiwa itu tidak terulang lagi di kemudian hari. Ia berpesan kepada anggota Polri agar terus mengupayakan pendekatan humanis kepada masyarakat dalam setiap langkahnya.

“Harus lebih humanis dan hati-hati. Jangan sampai represif jika memang tidak ada ancaman,” pungkasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4832 seconds (0.1#10.140)