Densus 88 tembak Suardi tepat di bagian dada
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabidokkes) Polda Sulselbar, Kombes Pol Umar Shahab, menyebutkan terduga teroris Suardi alias Pak Guru (50), tertembus timah panas Densus 88 Mabes Polri tepat di area dadanya.
Meski demikian, perwira menengah Polri ini enggan menjelaskan secara detil mengenai luka tembak ataupun luka lain di tubuh eks pengajar di salah satu sekolah di Bone ini.
"Satu tembakan di bagian dadanya. Hanya itu yang bisa kami sebutkan," ujarnya, Jumat (18/10/2013).
Menurutnya, setelah diidentifikasi oleh Tim Desister Victim Identification (DVI), dinyatakan ciri-ciri jenazah dan data dari keluarga, cocok dengan ciri-ciri buruan Densus.
"Sudah cocok KTP dan identifikasi yang kita lakukan. Yang jelas, kami hanya pinjamkan tempat dan proses identifikasi. Selanjutnya penyidik menyerahkan jenazah ke keluarganya," kata pria berkumis tebal ini.
Jenazah Suardi tiba di RS Bhayangkara sejak Kamis (17/10) pukul 19.00 Wita malam lalu. Selain pemeriksaan forensik, juga dilakukan radiologi, yang ditangani oleh tim identifikasi Balistik Labfor Mabes Polri Cabang Makassar, dan Tim Inafis Polda Sulselbar.
Terpisah, Kabid Humas Polda Kombes Pol Endi Sutendi enggan memberikan penjelasan kepada wartawan. "Kami tidak bisa berkomentar Dek. Silakan konfirmasi ke Mabes Polri untuk kasus ini," kelit Endi.
Sementara itu, sekira pukul 14.00 Wita, aparat kepolisian menyerahkan jenazah Suardi alias Pak Guru kepada pihak keluarganya.
Proses penyerahan tersebut berlangsung di RS Bhayangkara Makassar, dan mendapatkan pengawalanan ketat petugas Brimob Polda bersenjata lengkap.
Selanjutnya, jenazah bapak dari empat anak ini dibawa ke kampung halamannya di Dusun Cebba Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, untuk dimakamkan.
Sejumlah keluarga Suardi kesulitan diwawancarai puluhan wartawan yang telah menungguinya di RS Bhayangkara sejak pagi tadi. Sejumlah petugas tak mengizinkan keluarganya muncul atau pun disorot oleh kamera sejumlah jurnalis.
Baca juga: Anaknya tewas, orang tua teroris Bone angkat bicara
Meski demikian, perwira menengah Polri ini enggan menjelaskan secara detil mengenai luka tembak ataupun luka lain di tubuh eks pengajar di salah satu sekolah di Bone ini.
"Satu tembakan di bagian dadanya. Hanya itu yang bisa kami sebutkan," ujarnya, Jumat (18/10/2013).
Menurutnya, setelah diidentifikasi oleh Tim Desister Victim Identification (DVI), dinyatakan ciri-ciri jenazah dan data dari keluarga, cocok dengan ciri-ciri buruan Densus.
"Sudah cocok KTP dan identifikasi yang kita lakukan. Yang jelas, kami hanya pinjamkan tempat dan proses identifikasi. Selanjutnya penyidik menyerahkan jenazah ke keluarganya," kata pria berkumis tebal ini.
Jenazah Suardi tiba di RS Bhayangkara sejak Kamis (17/10) pukul 19.00 Wita malam lalu. Selain pemeriksaan forensik, juga dilakukan radiologi, yang ditangani oleh tim identifikasi Balistik Labfor Mabes Polri Cabang Makassar, dan Tim Inafis Polda Sulselbar.
Terpisah, Kabid Humas Polda Kombes Pol Endi Sutendi enggan memberikan penjelasan kepada wartawan. "Kami tidak bisa berkomentar Dek. Silakan konfirmasi ke Mabes Polri untuk kasus ini," kelit Endi.
Sementara itu, sekira pukul 14.00 Wita, aparat kepolisian menyerahkan jenazah Suardi alias Pak Guru kepada pihak keluarganya.
Proses penyerahan tersebut berlangsung di RS Bhayangkara Makassar, dan mendapatkan pengawalanan ketat petugas Brimob Polda bersenjata lengkap.
Selanjutnya, jenazah bapak dari empat anak ini dibawa ke kampung halamannya di Dusun Cebba Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, untuk dimakamkan.
Sejumlah keluarga Suardi kesulitan diwawancarai puluhan wartawan yang telah menungguinya di RS Bhayangkara sejak pagi tadi. Sejumlah petugas tak mengizinkan keluarganya muncul atau pun disorot oleh kamera sejumlah jurnalis.
Baca juga: Anaknya tewas, orang tua teroris Bone angkat bicara
(rsa)