Sapi dari tukang becak diarak keliling kampung
A
A
A
Sindonews.com - Raut wajah Bambang tak pernah berhenti memancarkan kegirangan. Tukang becak yang mendermakan tabungannya untuk berkurban seekor sapi itu seolah menjadi pusat perhatian warga kampung Pucangan, Kelurahan Purworejo Kota Pasuruan.
Seusai melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Al Ikhlas, seekor sapi yang dibeli Bambang itu diarak keliling kampung. Puluhan remaja masjid Al Ikhlas mengiringinya dengan salawat dan terbang ishari.
Arak-arakan hewan ternak sapi dan kambing ini, merupakan tradisi dan syiar Islam atas perayaan hari raya kurban. Syiar ini diharapkan juga sebagai contoh dan motivasi kepada warga yang mampu untuk mendermakan sebagian hartanya untuk sesamanya yang kurang beruntung secara ekonomi.
Dengan mengenakan baju koko dan kopyah haji, Bambang seolah tak ingin jauh dari sapi yang dibelinya dari hasil menabung uang recehan selama bertahun-tahun. Ia baru melepaskan tali ikatan sapi, setelah takmir masjid bersiap-siap menyembelih hewan kurban yang diserahkannya.
"Saya sangat senang bisa melaksanakan kurban. Ini sudah menjadi cita-cita saya sejak lama. Alhamdulillah," kata Bambang.
Niat tulus dan ikhlas penarik becak biasa mangkal di selatan Alun-alun Kota Pasuruan itupun memantik perhatian Wakil Walikota Pasuruan, Setiyono. Bahkan seusai melaksanakan salat ied di Masjid Jami' Al Anwar, Wawali Setiyono menyempatkan untuk hadir dan menyaksikan kegembiraan warganya.
"Saya begitu trenyuh mendengar ada seorang tukang becak berkurban seekor sapi. Padahal sebagai penarik becak, ia juga kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya," kata Wawali Setiyono.
Menurut Setiyono, berkurban sebenarnya dianjurkan kepada orang yang mampu secara ekonomi. Namun apa yang dilakukan dan ditunjukkan Bambang diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi masyarakat yang berkecukupan untuk melakukan hal yang sama di masa mendatang.
"Berkurban yang dilakukan orang-orang seperti Pak Bambang ini lebih bagus dibanding orang yang mampu secara ekonomi. Insyaallah, segala sesuatu yang dilakukan iklas, Allah akan diberikan imbalan yang baik pula,” tandasnya.
Seusai melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Al Ikhlas, seekor sapi yang dibeli Bambang itu diarak keliling kampung. Puluhan remaja masjid Al Ikhlas mengiringinya dengan salawat dan terbang ishari.
Arak-arakan hewan ternak sapi dan kambing ini, merupakan tradisi dan syiar Islam atas perayaan hari raya kurban. Syiar ini diharapkan juga sebagai contoh dan motivasi kepada warga yang mampu untuk mendermakan sebagian hartanya untuk sesamanya yang kurang beruntung secara ekonomi.
Dengan mengenakan baju koko dan kopyah haji, Bambang seolah tak ingin jauh dari sapi yang dibelinya dari hasil menabung uang recehan selama bertahun-tahun. Ia baru melepaskan tali ikatan sapi, setelah takmir masjid bersiap-siap menyembelih hewan kurban yang diserahkannya.
"Saya sangat senang bisa melaksanakan kurban. Ini sudah menjadi cita-cita saya sejak lama. Alhamdulillah," kata Bambang.
Niat tulus dan ikhlas penarik becak biasa mangkal di selatan Alun-alun Kota Pasuruan itupun memantik perhatian Wakil Walikota Pasuruan, Setiyono. Bahkan seusai melaksanakan salat ied di Masjid Jami' Al Anwar, Wawali Setiyono menyempatkan untuk hadir dan menyaksikan kegembiraan warganya.
"Saya begitu trenyuh mendengar ada seorang tukang becak berkurban seekor sapi. Padahal sebagai penarik becak, ia juga kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya," kata Wawali Setiyono.
Menurut Setiyono, berkurban sebenarnya dianjurkan kepada orang yang mampu secara ekonomi. Namun apa yang dilakukan dan ditunjukkan Bambang diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi masyarakat yang berkecukupan untuk melakukan hal yang sama di masa mendatang.
"Berkurban yang dilakukan orang-orang seperti Pak Bambang ini lebih bagus dibanding orang yang mampu secara ekonomi. Insyaallah, segala sesuatu yang dilakukan iklas, Allah akan diberikan imbalan yang baik pula,” tandasnya.
(lns)