Alami pendangkalan, kanal di Makassar darurat sampah
A
A
A
Sindonews.com - Kebersihan kanal di Kota Makassar sangat memprihatinkan. Nyaris seluruh permukaan kanal tertutup dengan sampah plastik maupun tumbuhan liar seperti eceng gondok.
Dari sekitar 30 kilometer (km) panjang delapan ruas kanal yang ada di Makassar, tak satupun bebas dari sampah. Paling parah Kanal Sinrijala, Pannampu, dan Jongaya yang sudah menjadi tempat pembuangan sampah sebagian masyarakat yang tinggal di bantara kanal.
Berdasarkan pantauan wartawan, sampah plastik nyaris penutup permukaan Kanal Sinrijala. Kanal yang membentang 2.366 meter dari Jalan Sungai Saddang tembus belakang Universitas 45 ini sudah tidak kelihatan airnya akibat tertutup sampah.
Bahkan, sampah dalam kanal Sinrijala sudah menggunung sehingga tidak bisa lagi terbawa arus seperti yang terlihat di sekitar Jalan Sungai Saddang dan Kelurahan Karuwisi, Panakukang sebelah barat Jalan AP Pettarani.
Tumpukan sampah pada Kanal Pannampu terjadi di samping Pasar Terong dan Jalan Sungai Saddang Baru. Sementara titik tumpukan sampah di kanal Jongaya dijumpai di sekitar Jalan Tanggul Pattompo, samping pasar Pabaeng-baeng.
"Kami sudah dua pekan turun melakukan pembersihan, khususnya pada titik-titik yang dilewati tim penilai Adipura. Seperti di bawah Jembatan Bawakaraeng, Pampang, Sungai Saddang Baru. Sudah ada lebih dari 10 truk yang kita angkut," ujar Kepala Seksi Bangunan Air dan Pemeliharaan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar Darmawagus, Jumat (11/10/2013).
Ditambahkan dia, pihaknya kewalahan dengan tumpukan sampah dalam kanal yang diperkirakan lebih dari 100 truk. Dia mengemukakan selain jorok, kanal juga dalam darurat pendangkalan.
Menurut dia, Bidang Bangunan Air PU setiap hari hanya bermodalkan dua truk untuk pembersihan kanal. Tiga truk lain yang dimiliki dimanfaatkan untuk mengangkut sampah dan sedimentasi drainase sekunder dan tersier sepanjang 3.000 km.
Darmawagus mengemukakan, pemeliharaan kanal adalah tanggungjawab Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang. Dinas PU Makassar sendiri, sudah mengusulkan ke pusat untuk anggaran pembersihan kanal sebesar Rp40 miliar pada APBN 2013, namun tidak direspon pusat.
Demikian juga dengan kondisi kanal lima ruas kanal barat Makassar yang dipenuhi eceng godok pemeriliharaannya disebut tanggungjawab balai besar. "Apalagi kalau eceng gondok lebih berat pembersihannya, juga berat diangkut," ucapnya.
Darmawagus meminta kesadaran masyarakat yang hidup dibantaran tidak membuang sampahnya kedalam kanal. Camat dan lurah juga diharapkan mengawasi wilayahnya masing-masing agar terbebas dari sampah.
Dari sekitar 30 kilometer (km) panjang delapan ruas kanal yang ada di Makassar, tak satupun bebas dari sampah. Paling parah Kanal Sinrijala, Pannampu, dan Jongaya yang sudah menjadi tempat pembuangan sampah sebagian masyarakat yang tinggal di bantara kanal.
Berdasarkan pantauan wartawan, sampah plastik nyaris penutup permukaan Kanal Sinrijala. Kanal yang membentang 2.366 meter dari Jalan Sungai Saddang tembus belakang Universitas 45 ini sudah tidak kelihatan airnya akibat tertutup sampah.
Bahkan, sampah dalam kanal Sinrijala sudah menggunung sehingga tidak bisa lagi terbawa arus seperti yang terlihat di sekitar Jalan Sungai Saddang dan Kelurahan Karuwisi, Panakukang sebelah barat Jalan AP Pettarani.
Tumpukan sampah pada Kanal Pannampu terjadi di samping Pasar Terong dan Jalan Sungai Saddang Baru. Sementara titik tumpukan sampah di kanal Jongaya dijumpai di sekitar Jalan Tanggul Pattompo, samping pasar Pabaeng-baeng.
"Kami sudah dua pekan turun melakukan pembersihan, khususnya pada titik-titik yang dilewati tim penilai Adipura. Seperti di bawah Jembatan Bawakaraeng, Pampang, Sungai Saddang Baru. Sudah ada lebih dari 10 truk yang kita angkut," ujar Kepala Seksi Bangunan Air dan Pemeliharaan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar Darmawagus, Jumat (11/10/2013).
Ditambahkan dia, pihaknya kewalahan dengan tumpukan sampah dalam kanal yang diperkirakan lebih dari 100 truk. Dia mengemukakan selain jorok, kanal juga dalam darurat pendangkalan.
Menurut dia, Bidang Bangunan Air PU setiap hari hanya bermodalkan dua truk untuk pembersihan kanal. Tiga truk lain yang dimiliki dimanfaatkan untuk mengangkut sampah dan sedimentasi drainase sekunder dan tersier sepanjang 3.000 km.
Darmawagus mengemukakan, pemeliharaan kanal adalah tanggungjawab Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang. Dinas PU Makassar sendiri, sudah mengusulkan ke pusat untuk anggaran pembersihan kanal sebesar Rp40 miliar pada APBN 2013, namun tidak direspon pusat.
Demikian juga dengan kondisi kanal lima ruas kanal barat Makassar yang dipenuhi eceng godok pemeriliharaannya disebut tanggungjawab balai besar. "Apalagi kalau eceng gondok lebih berat pembersihannya, juga berat diangkut," ucapnya.
Darmawagus meminta kesadaran masyarakat yang hidup dibantaran tidak membuang sampahnya kedalam kanal. Camat dan lurah juga diharapkan mengawasi wilayahnya masing-masing agar terbebas dari sampah.
(san)