Ada yang coba hilangkan jejak Kerajaan Majapahit?
A
A
A
Sindonews.com - Ada yang mencoba ingin menghilangkan jejak kebesaran Kerajaan Majapahit. Hal itu tampak dari pengrusakan dan pendirian pabrik baja PT Manunggal Sentral Baja, persis di wilayah yang dijadikan sebagai ibu kota Majapahit, di Jalan Raya Mojokerto–Jombang, Trowulan.
Seperti diketahui, Trowulan merupakan situs kota yang dahulu merupakan pusat kerajaan Majapahit. Seperti tercantum dalam kakawin nagarakretagama oleh Prapanca, dan mulai mendapat perhatian luas sejak tercatat dalam karya Thomas Stamford Raffles, The History of Java.
“Sejak dilaksanakannya Temu Pusaka Indonesia 2012, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI/Indonesian Heritage Trust) secara konsisten melakukan upaya pelestarian di kawasan yang merupakan ibu kota Kerajaan Majapahit ini,” kata Ketua Dewan Pimpinan BPPI Luluk Sumiarso, dalam pesan elektroniknya, Kamis (10/10/2013).
Sebagai tindak lanjut dari tindakan pelestarian itu, BPPI akan mendampingi mitra–mitra pelestari di Trowulan dan menyelenggarakan puncak peringatan Hari Pusaka Dunia (World Heritage Day) 2013 di sana.
“Kegiatan ini menunjukkan upaya kita bersama untuk mendorong sinergi para pemangku kepentingan dalam upaya penetapan Trowulan sebagai Kawasan Cagar Budaya sesuai Undang–undang Cagar Budaya XI/2010,” sambung Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo Catrini P.Kubontubuh.
Menguatnya jejaring diantara para pemangku pelestarian pusaka, mendorong pula penolakan pendirian pabrik baja di kawasan ini. Selain aksi–aksi kultural yang dilakukan warga setempat, BPPI dan Jaringan Pelestarian Majapahit menginisiasi pembuatan petisi online di change.org untuk menggalang dukungan masyarakat di seluruh dunia.
“Setelah BPPI mempresentasikan kawasan pusaka Trowulan dalam the 15th International Conference of National Trustsdi Uganda-Afrika Timur, maka telah terkumpul hampir 10.000 dukungan dalam bentuk tandatangan,” jelasnya lebih lanjut.
Ditambahkan dia, selain dari Tanah Air, pelestarian kawasan itu juga mendapatkan dukungan internasional. Terlebih setelah dilakukan seleksi ketat oleh World Monuments Fund (WMF).
"Setelah melakukan seleksi ketat dari 248 nominasi di 130 negara, Trowulan dinyatakan oleh World Monuments Fund (WMF) sebagai World Endangered Site atau situs pusaka yang terancam kehancurannya. Perhatian internasional dalam bentuk advokasi pelestarian pusaka akan diberikan kepada Trowulan," tambah Dewan Penyantun BPPI Prof. Dorodjatun Kuntjoro Yakti.
Ditambahkan dia, sejak diluncurkan tahun 1996, program World Monuments Watch ini telah membantu 740 situs pusaka di 133 negara dan 5 benua untuk mewujudkan perubahan positif dalam menghadapi ancaman pengrusakan yang ada.
"Oleh karena itu, dengan dimasukkannya situs Trowulan ke dalam program ini, tentu saja menjadi dukungan yang luar biasa bagi seluruh pegiat pelestarian pusaka dalam menyelamatkan Trowulan,” tukasnya.
Seperti diketahui, Trowulan merupakan situs kota yang dahulu merupakan pusat kerajaan Majapahit. Seperti tercantum dalam kakawin nagarakretagama oleh Prapanca, dan mulai mendapat perhatian luas sejak tercatat dalam karya Thomas Stamford Raffles, The History of Java.
“Sejak dilaksanakannya Temu Pusaka Indonesia 2012, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI/Indonesian Heritage Trust) secara konsisten melakukan upaya pelestarian di kawasan yang merupakan ibu kota Kerajaan Majapahit ini,” kata Ketua Dewan Pimpinan BPPI Luluk Sumiarso, dalam pesan elektroniknya, Kamis (10/10/2013).
Sebagai tindak lanjut dari tindakan pelestarian itu, BPPI akan mendampingi mitra–mitra pelestari di Trowulan dan menyelenggarakan puncak peringatan Hari Pusaka Dunia (World Heritage Day) 2013 di sana.
“Kegiatan ini menunjukkan upaya kita bersama untuk mendorong sinergi para pemangku kepentingan dalam upaya penetapan Trowulan sebagai Kawasan Cagar Budaya sesuai Undang–undang Cagar Budaya XI/2010,” sambung Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo Catrini P.Kubontubuh.
Menguatnya jejaring diantara para pemangku pelestarian pusaka, mendorong pula penolakan pendirian pabrik baja di kawasan ini. Selain aksi–aksi kultural yang dilakukan warga setempat, BPPI dan Jaringan Pelestarian Majapahit menginisiasi pembuatan petisi online di change.org untuk menggalang dukungan masyarakat di seluruh dunia.
“Setelah BPPI mempresentasikan kawasan pusaka Trowulan dalam the 15th International Conference of National Trustsdi Uganda-Afrika Timur, maka telah terkumpul hampir 10.000 dukungan dalam bentuk tandatangan,” jelasnya lebih lanjut.
Ditambahkan dia, selain dari Tanah Air, pelestarian kawasan itu juga mendapatkan dukungan internasional. Terlebih setelah dilakukan seleksi ketat oleh World Monuments Fund (WMF).
"Setelah melakukan seleksi ketat dari 248 nominasi di 130 negara, Trowulan dinyatakan oleh World Monuments Fund (WMF) sebagai World Endangered Site atau situs pusaka yang terancam kehancurannya. Perhatian internasional dalam bentuk advokasi pelestarian pusaka akan diberikan kepada Trowulan," tambah Dewan Penyantun BPPI Prof. Dorodjatun Kuntjoro Yakti.
Ditambahkan dia, sejak diluncurkan tahun 1996, program World Monuments Watch ini telah membantu 740 situs pusaka di 133 negara dan 5 benua untuk mewujudkan perubahan positif dalam menghadapi ancaman pengrusakan yang ada.
"Oleh karena itu, dengan dimasukkannya situs Trowulan ke dalam program ini, tentu saja menjadi dukungan yang luar biasa bagi seluruh pegiat pelestarian pusaka dalam menyelamatkan Trowulan,” tukasnya.
(san)