Idul Adha, Makassar potong 10.000 sapi
A
A
A
Sindonews.com - Warga Kota Makassar diperkirakan akan melakukan kurban sekitar 10.000 ekor sapi pada Lebaran Idul Adha 2013. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah sapi yang dikurbankan pada Idul Adha 2012.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan, Pertanian, dan Peternakan (DKP3) Makassar Abd Rahman Bando mengemukakan, stok hewan kurban Makassar saat ini sudah ada 4.000 ekor sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Tamangapa. Ribuannya lainnya diperjual-belikan di pinggir jalan-jalan protokol.
“Kita perkirakan 10.000 ekor sapi yang akan dikurban warga Makassar, mulai pada hari Llebaran sampai H+3 (tiga hari). Kami sudah melakukan pemeriksaan untuk 4.000 ekor sapi di RPH,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Makassar, Selasa (8/10/2013).
Menurut dia, konsumsi daging sapi di Makassar selalu meningkat berkali-kali lipat setiap Lebaran Idul Adha. Pada hari-hari biasa, konsumsi sapi di Makassar hanya rata-rata 150 ton perhari. RPH Tamangapa hanya memenuhi 5-6 ton. Selebihnya mengandalkan daging impor dan pasokan dari luar provinsi dan kabupaten lain di Sulsel.
“Selain karena pasokan memang berkurang, kita menduga ada tempat penyembelian hewan secara ilegal di Makassar. Karena itu kita meminta kepada warga Makassar membeli daging di RPH karena selain dijamin kesehatannya juga terjamin kehalalannya,” jelasnya.
Rahman mengemukakan, tempat resmi penjualan sapi di Makassar hanya satu yakni RPH Tamangapa. Namun untuk H-7 sampai H+3 Lebaran disiapkan dua titik yang boleh menjual ternak kurban sapi maupun kambing. Dua tempat tersebut yakni, eks Terminal Toddopuli Kecamatan Panakukang dan samping Masjid Al Markas Kecamatan Bontoala.
Di luar dari tiga titik tersebut, pemkot melarang keras apalagi di jalan-jalan protokol. Pemkot mengancam tidak akan memeriksa kesehatan hewan kurban di luar dari tiga titik tersebut.
“Karena kita sudah tetapkan tiga titiknya. Jangan lagi di jalan-jalan protokol, karena itu mengganggu arus lalu lintas dan merusak estetika kota,” jelas Rahman.
Pemkot Makassar telah mengeluarkan surat edaran diseluruh titik-titik terlarang agar menggiring ternak mereka ke tiga tempat yang disiapkan.
Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin memerintahkan kepada seluruh perangkat daerah termasuk DKP3, Satuan Polisi Pamong Praja, camat dan lurah merelokasi sapi yang dijual dipinggir jalan ke titik-titik yang sudah disiapkan.
Penanganan hewan kurban di Makassar juga dibicarakan saat Ilham menerima kunjungan kerja Komisi B DPRD Sulsel diruang kerja wali kota, kemarin. Komisi B juga meminta agar Pemkot Makassar menentukan tempat khusus penjualan hewan ternak untuk kurban.
Ilham berharap, pemprov Sulsel meminta pemprov Sulsel menjamin seluruh hewan ternak yang masuk ke Makassar sudah menjalani tes pemeriksaan di masing-masing kabupaten/kota.
“Saya harap ada laboratorium pemeriksaan hewan di seluruh kabupaten/kota agar meringankan beban pemerintah kota,” katanya.
Sebaliknya, Ketua Komisi B DPRD Sulsel Aerin Nizar mengemukakan, Pemprov Sulsel sedang merancang regulasi pendistribusian hewan ternak dan daging lintas daerah. Regulasi tersebut diharapkan menjadi jaminan ternak dan gading yang masuk ke Makassar termasin kesehatannya.
Aerin mengemukakan, sudah ada laboratorium hewan milik Pemprov Sulsel di Biringkanaya Makassar, namun perlu dibenahi fasilitasnya. Mengingat Makassar menjadi pasar empuk ternak lintas provinsi dan daerah.
Meski demikian, Aerin menyebut Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel menjamin kesehatan hewan yang masuk di Makassar.
“Karena dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemprov menjamin hewan yang masuk di Makassar sehat. Semua sudah memiliki surat keterangan sehat,” ujar politikus Partai Demokrat ini.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan, Pertanian, dan Peternakan (DKP3) Makassar Abd Rahman Bando mengemukakan, stok hewan kurban Makassar saat ini sudah ada 4.000 ekor sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Tamangapa. Ribuannya lainnya diperjual-belikan di pinggir jalan-jalan protokol.
“Kita perkirakan 10.000 ekor sapi yang akan dikurban warga Makassar, mulai pada hari Llebaran sampai H+3 (tiga hari). Kami sudah melakukan pemeriksaan untuk 4.000 ekor sapi di RPH,” katanya kepada wartawan di Balai Kota Makassar, Selasa (8/10/2013).
Menurut dia, konsumsi daging sapi di Makassar selalu meningkat berkali-kali lipat setiap Lebaran Idul Adha. Pada hari-hari biasa, konsumsi sapi di Makassar hanya rata-rata 150 ton perhari. RPH Tamangapa hanya memenuhi 5-6 ton. Selebihnya mengandalkan daging impor dan pasokan dari luar provinsi dan kabupaten lain di Sulsel.
“Selain karena pasokan memang berkurang, kita menduga ada tempat penyembelian hewan secara ilegal di Makassar. Karena itu kita meminta kepada warga Makassar membeli daging di RPH karena selain dijamin kesehatannya juga terjamin kehalalannya,” jelasnya.
Rahman mengemukakan, tempat resmi penjualan sapi di Makassar hanya satu yakni RPH Tamangapa. Namun untuk H-7 sampai H+3 Lebaran disiapkan dua titik yang boleh menjual ternak kurban sapi maupun kambing. Dua tempat tersebut yakni, eks Terminal Toddopuli Kecamatan Panakukang dan samping Masjid Al Markas Kecamatan Bontoala.
Di luar dari tiga titik tersebut, pemkot melarang keras apalagi di jalan-jalan protokol. Pemkot mengancam tidak akan memeriksa kesehatan hewan kurban di luar dari tiga titik tersebut.
“Karena kita sudah tetapkan tiga titiknya. Jangan lagi di jalan-jalan protokol, karena itu mengganggu arus lalu lintas dan merusak estetika kota,” jelas Rahman.
Pemkot Makassar telah mengeluarkan surat edaran diseluruh titik-titik terlarang agar menggiring ternak mereka ke tiga tempat yang disiapkan.
Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin memerintahkan kepada seluruh perangkat daerah termasuk DKP3, Satuan Polisi Pamong Praja, camat dan lurah merelokasi sapi yang dijual dipinggir jalan ke titik-titik yang sudah disiapkan.
Penanganan hewan kurban di Makassar juga dibicarakan saat Ilham menerima kunjungan kerja Komisi B DPRD Sulsel diruang kerja wali kota, kemarin. Komisi B juga meminta agar Pemkot Makassar menentukan tempat khusus penjualan hewan ternak untuk kurban.
Ilham berharap, pemprov Sulsel meminta pemprov Sulsel menjamin seluruh hewan ternak yang masuk ke Makassar sudah menjalani tes pemeriksaan di masing-masing kabupaten/kota.
“Saya harap ada laboratorium pemeriksaan hewan di seluruh kabupaten/kota agar meringankan beban pemerintah kota,” katanya.
Sebaliknya, Ketua Komisi B DPRD Sulsel Aerin Nizar mengemukakan, Pemprov Sulsel sedang merancang regulasi pendistribusian hewan ternak dan daging lintas daerah. Regulasi tersebut diharapkan menjadi jaminan ternak dan gading yang masuk ke Makassar termasin kesehatannya.
Aerin mengemukakan, sudah ada laboratorium hewan milik Pemprov Sulsel di Biringkanaya Makassar, namun perlu dibenahi fasilitasnya. Mengingat Makassar menjadi pasar empuk ternak lintas provinsi dan daerah.
Meski demikian, Aerin menyebut Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel menjamin kesehatan hewan yang masuk di Makassar.
“Karena dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemprov menjamin hewan yang masuk di Makassar sehat. Semua sudah memiliki surat keterangan sehat,” ujar politikus Partai Demokrat ini.
(san)