Nikah massal, darah mempelai pria jadi mas kawin
A
A
A
Sindonews.com - Kabutuhan darah di DIY cukup tinggi. Dalam satu tahun, daerah ini setidaknya membutuhkan 70 ribu kantong darah untuk mencukupi berbagai keperluan. Namun sejauh ini, angkanya baru mendekati angka 60 ribu kantong.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) DIY, Herry Zudianto, mengatakan jumlah 70 ribu kantong darah merupakan angka aman untuk kebutuhan darah di DIY. Namun dia mengakui tidak mudah untuk mencapai angka tersebut.
“Beberapa waktu lalu baru mencapai 40 ribuan, dan sampai akhir tahun ini diperkirakan bisa mendekati 60 ribu kantong. Tahun depan, mudah-mudahan bisa mencapai 70 ribu agar stok darah kita aman,” kata Herry, Minggu (6/10/2013).
Dia mengatakan, untuk mencapapai target tersebut pihaknya terus mendukung berbagai kegiatan yang menyertakan aksi donor darah. Salah satunya adalah nikah massal di titik nol kilometer pada 10 Oktober mendatang.
Bahkan, dia meminta darah yang didonorkan mempelai pria dijadikan maskawin untuk kemudian disodakohkan bagi mereka yang membutuhkaan melalui PMI. Dia menilai langkah itu cukup menarik untuk mendorong masyarakat secara rutin mendonorkan darahnya.
Di samping itu, bagi mempelai donor darah sekaligus menjadi semacam skrining. Sebab, dalam setiap donor sekaligus menjadi ajang tes hepatitis, penyakit kotor hingga HIV.
“Sehingga nanti pasangannya juga tahu seberapa sehat calon suaminya,” kata dia.
PMI, lanjut HZ, berharap gerakan donor darah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. “Dimulai dari calon pengantin, maka ke depan diharapkan juga terus menurun pada generasi berikutnya,” katanya.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) DIY, Herry Zudianto, mengatakan jumlah 70 ribu kantong darah merupakan angka aman untuk kebutuhan darah di DIY. Namun dia mengakui tidak mudah untuk mencapai angka tersebut.
“Beberapa waktu lalu baru mencapai 40 ribuan, dan sampai akhir tahun ini diperkirakan bisa mendekati 60 ribu kantong. Tahun depan, mudah-mudahan bisa mencapai 70 ribu agar stok darah kita aman,” kata Herry, Minggu (6/10/2013).
Dia mengatakan, untuk mencapapai target tersebut pihaknya terus mendukung berbagai kegiatan yang menyertakan aksi donor darah. Salah satunya adalah nikah massal di titik nol kilometer pada 10 Oktober mendatang.
Bahkan, dia meminta darah yang didonorkan mempelai pria dijadikan maskawin untuk kemudian disodakohkan bagi mereka yang membutuhkaan melalui PMI. Dia menilai langkah itu cukup menarik untuk mendorong masyarakat secara rutin mendonorkan darahnya.
Di samping itu, bagi mempelai donor darah sekaligus menjadi semacam skrining. Sebab, dalam setiap donor sekaligus menjadi ajang tes hepatitis, penyakit kotor hingga HIV.
“Sehingga nanti pasangannya juga tahu seberapa sehat calon suaminya,” kata dia.
PMI, lanjut HZ, berharap gerakan donor darah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. “Dimulai dari calon pengantin, maka ke depan diharapkan juga terus menurun pada generasi berikutnya,” katanya.
(rsa)