Kemarau panjang, petani semangka merugi
A
A
A
Sindonews.com - Kemarau panjang mengakibatkan petani buah semangka di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bangkrut. Buah semangka berusia muda yang ditanam petani mengalami mati, dan daunnya kering akibat terjemur cahaya matahari yang terlalu panas.
Rusaknya tanaman buah semangka akibat musim kemarau yang berkepanjangan, membuat pusing para petani di Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sejak sepekan terakhir, tanaman buah semangka mendadak mati dan daunnya mengering. Padahal, usianya baru satu setengah bulan dan banyak buah semangka yang masih kecil-kecil.
Untuk mengurangi kerugian, sejumlah petani langsung melakukan panen dini dengan memilih buah semangka yang masih bagus dan kondisinya lebih segar.
Agus prawoto, salah satu petani mengaku, dalam kondisi normal petani dapat memanen sekitar lima sampai enam ton buah semangka tiap seperempat hektare. Namun dengan kondisi seperti sekarang, mereka hanya dapat memanen sekitar 1,5 ton saja.
Tak hanya kuantitas hasil panennya yang menurun, harga jual dengan kualitasnya yang buruk seperti sekarang juga menurun.
Jika kondisinya bagus, petani dapat menjual buah semangkanya seharga Rp1.500 rupiah perkilo. Namun jika kondisinya jelek seperti sekarang, tengkulak hanya mau membeli seharga Rp1.200 rupiah perkilo.
Petani mengaku rugi menanam buah semangka tahun ini, karena mereka telah mengeluarkan biaya rata-rata Rp3 juta per-seperempat hektarnya. Namun setelah dipanen, modalnya tak bisa kembali.
Rusaknya tanaman buah semangka akibat musim kemarau yang berkepanjangan, membuat pusing para petani di Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sejak sepekan terakhir, tanaman buah semangka mendadak mati dan daunnya mengering. Padahal, usianya baru satu setengah bulan dan banyak buah semangka yang masih kecil-kecil.
Untuk mengurangi kerugian, sejumlah petani langsung melakukan panen dini dengan memilih buah semangka yang masih bagus dan kondisinya lebih segar.
Agus prawoto, salah satu petani mengaku, dalam kondisi normal petani dapat memanen sekitar lima sampai enam ton buah semangka tiap seperempat hektare. Namun dengan kondisi seperti sekarang, mereka hanya dapat memanen sekitar 1,5 ton saja.
Tak hanya kuantitas hasil panennya yang menurun, harga jual dengan kualitasnya yang buruk seperti sekarang juga menurun.
Jika kondisinya bagus, petani dapat menjual buah semangkanya seharga Rp1.500 rupiah perkilo. Namun jika kondisinya jelek seperti sekarang, tengkulak hanya mau membeli seharga Rp1.200 rupiah perkilo.
Petani mengaku rugi menanam buah semangka tahun ini, karena mereka telah mengeluarkan biaya rata-rata Rp3 juta per-seperempat hektarnya. Namun setelah dipanen, modalnya tak bisa kembali.
(san)