Penyebab kemacetan di Bandung adalah political will
A
A
A
Sindonews.com - Banyak yang mengatakan jika kemacetan di Kota Bandung terjadi karena sikap para pengendaranya yang tidak sabar. Ternyata tidak demikian.
Kelompok riset bernama Riset Indie menyebutkan jika faktor terbesar kemacetan di Kota Bandung adalah political will dan political action. Maksudnya kebijakan politik kurang mendukung sarana dan prasarana jalan.
Menurut Koordinator Riset Indie, Seterhen Akbar, hasil tersebut bukan berdasarkan opini masyarakat. Melainkan para ahli yang memiliki keterkaitan dengan urusan jalan. Beberapa diantaranya yakni Dinas Perhubungan Kota Bandung dan dosen.
"Sistem yang dipakai yakni Expert Opinion Polling, jadi hanya mengambil opini dari para ahli. Asumsi kami, opini mereka mewakili opini masyarakat Kota Bandung dengan keilmuannya," tutur dia.
Hasil tersebut tidak dilakukan sekali. Untuk memantapkan hasil, dilakukan pengajuan kuesioner selama beberapa kali. "Setelah satu kali, kita coba lagi sampai tiga dan hasilnya seperti itu," katanya.
Tingginya angka pertambahan penduduk tidak dibarengi dengan peningkatan infrastruktur jalan. Dalam riset tersebut terdapat 10 faktor yang menyebabkan kemacetan.
Yakni tata guna lahan, kendaraan pribadi, pengakan hukum, gangguan samping berupa permukaan jalan dan persimpangan, kondisi manajemen infrastruktur, kondisi jaringan, psikologi masyarakat, komuter dan kegiatan pariwisata.
Kelompok riset bernama Riset Indie menyebutkan jika faktor terbesar kemacetan di Kota Bandung adalah political will dan political action. Maksudnya kebijakan politik kurang mendukung sarana dan prasarana jalan.
Menurut Koordinator Riset Indie, Seterhen Akbar, hasil tersebut bukan berdasarkan opini masyarakat. Melainkan para ahli yang memiliki keterkaitan dengan urusan jalan. Beberapa diantaranya yakni Dinas Perhubungan Kota Bandung dan dosen.
"Sistem yang dipakai yakni Expert Opinion Polling, jadi hanya mengambil opini dari para ahli. Asumsi kami, opini mereka mewakili opini masyarakat Kota Bandung dengan keilmuannya," tutur dia.
Hasil tersebut tidak dilakukan sekali. Untuk memantapkan hasil, dilakukan pengajuan kuesioner selama beberapa kali. "Setelah satu kali, kita coba lagi sampai tiga dan hasilnya seperti itu," katanya.
Tingginya angka pertambahan penduduk tidak dibarengi dengan peningkatan infrastruktur jalan. Dalam riset tersebut terdapat 10 faktor yang menyebabkan kemacetan.
Yakni tata guna lahan, kendaraan pribadi, pengakan hukum, gangguan samping berupa permukaan jalan dan persimpangan, kondisi manajemen infrastruktur, kondisi jaringan, psikologi masyarakat, komuter dan kegiatan pariwisata.
(rsa)