Mahasiswa UGM kembangkan kursi roda otomatis
A
A
A
Sindonews.com - Manfaat kursi roda sebagai alat bantu penyandang sudah umum dikenal. Namun, jika kursi roda mampu bergerak secara otomatis tanpa didorong maupun pedal penggerak tentu menjadi inovasi baru.
Inilah yang dikembangkan oleh enam mahasiswa program studi (prodi) Elektronika dan Instrumentasi (Elins) Fakultas MIPA (FMIPA) UGM.
Mereka adalah Rangga Kurniawan, Praja Sapta Ardiantara, Hafizh Adi Nugroho, M. Maftuhul Haq, Rosenna Karisma Rasul dan Ahmad Muzakky. Dengan nama alat Gadjah Muda Kursi Roda Otomatis (Gamakuda) mereka mengembangkan teknologi kursi roda otomatis yang ada di pasaran.
"Alat ini dapat membantu pasien yang fisik tidak bisa apa-apa tetapi pikiran masih lancar. Alat ini dapat bekerja secara otomatis hanya dengan gerakan gelombang otak dan mimik wajah penggunanya," ujar Rangga Kurniawan, Minggu (29/9/2013).
Dikatakan Rangga, Gamakuda bukanlah proyek pertama yang ia kerjakan. Berkat sang ayah yang berprofesi sebagai dokter, ia selalu memiliki inspirasi menciptakan alat serba guna. Dan pada suatu saat bersama anggota tim yang lain, muncul keinginan membantu pasien yang lemah secara fisik.
"Untuk menjadi Gamakuda, sebuah kursi roda biasa kami lengkapi dengan perangkat lainnya yakni laptop, alat pendeteksi gelombang otak, motor listrik penggerak dengan power supplay 400 watt, sensor elektroda yang digunakan dengan metode pengambilan data electroencephalography (EEG), mikrokontroler dan sejumlah alat lain," jelasnya.
Diterangkan Praja Sapta Ardiantara, cara kerja Gamakuda dimulai saat pengguna menggunakan alat pendeteksi gelombang otak di kepala. Setiap gerakan wajah akan direkam dan diteruskan dengan wireless yang digerakan bluetooth menuju gelombang otak di ranah beta. Gelombang tersebut akan diproses laptop yang tersedia dan menjadi sumber perintah pengendali gerakan kursi roda.
"Contohnya, saat pengguna memperlihatkan ekspresi tersenyum, alat secara otomatis akan memberikan perintah bagi Gamakuda bergerak mundur sementara ketika mata kanan atau kiri berkedip, kursi roda akan membelok ke kanan atau ke kiri, alis yang terangkat merupakan petunjuk bagi alat untuk berjalan maju dan menahan gigi adalah amanat untuk berhenti," paparnya.
Menurut Praja, inti dari kinerja alat tersebut adalah kemandirian. Gamakuda yang dapat dioperasikan secara mandiri, sehingga akan membantu orang berkebutuhan khusus untuk hidup mandiri. Pengguna kursi roda juga tidak akan kelelahan karena sistem berjalan secara otomatis.
Inilah yang dikembangkan oleh enam mahasiswa program studi (prodi) Elektronika dan Instrumentasi (Elins) Fakultas MIPA (FMIPA) UGM.
Mereka adalah Rangga Kurniawan, Praja Sapta Ardiantara, Hafizh Adi Nugroho, M. Maftuhul Haq, Rosenna Karisma Rasul dan Ahmad Muzakky. Dengan nama alat Gadjah Muda Kursi Roda Otomatis (Gamakuda) mereka mengembangkan teknologi kursi roda otomatis yang ada di pasaran.
"Alat ini dapat membantu pasien yang fisik tidak bisa apa-apa tetapi pikiran masih lancar. Alat ini dapat bekerja secara otomatis hanya dengan gerakan gelombang otak dan mimik wajah penggunanya," ujar Rangga Kurniawan, Minggu (29/9/2013).
Dikatakan Rangga, Gamakuda bukanlah proyek pertama yang ia kerjakan. Berkat sang ayah yang berprofesi sebagai dokter, ia selalu memiliki inspirasi menciptakan alat serba guna. Dan pada suatu saat bersama anggota tim yang lain, muncul keinginan membantu pasien yang lemah secara fisik.
"Untuk menjadi Gamakuda, sebuah kursi roda biasa kami lengkapi dengan perangkat lainnya yakni laptop, alat pendeteksi gelombang otak, motor listrik penggerak dengan power supplay 400 watt, sensor elektroda yang digunakan dengan metode pengambilan data electroencephalography (EEG), mikrokontroler dan sejumlah alat lain," jelasnya.
Diterangkan Praja Sapta Ardiantara, cara kerja Gamakuda dimulai saat pengguna menggunakan alat pendeteksi gelombang otak di kepala. Setiap gerakan wajah akan direkam dan diteruskan dengan wireless yang digerakan bluetooth menuju gelombang otak di ranah beta. Gelombang tersebut akan diproses laptop yang tersedia dan menjadi sumber perintah pengendali gerakan kursi roda.
"Contohnya, saat pengguna memperlihatkan ekspresi tersenyum, alat secara otomatis akan memberikan perintah bagi Gamakuda bergerak mundur sementara ketika mata kanan atau kiri berkedip, kursi roda akan membelok ke kanan atau ke kiri, alis yang terangkat merupakan petunjuk bagi alat untuk berjalan maju dan menahan gigi adalah amanat untuk berhenti," paparnya.
Menurut Praja, inti dari kinerja alat tersebut adalah kemandirian. Gamakuda yang dapat dioperasikan secara mandiri, sehingga akan membantu orang berkebutuhan khusus untuk hidup mandiri. Pengguna kursi roda juga tidak akan kelelahan karena sistem berjalan secara otomatis.
(rsa)