Nelayan Tambak Lorok gelar pesta rakyat
A
A
A
Sindonews.com - Ribuan warga kampung nelayan Tambak Lorok, Kecamatan Tanjung Mas, Kota Semarang, tumpah ruah dalam acara gebyar pesta rakyat, Minggu (29/9/2013). Dengan antusias, mereka mengikuti berbagai acara yang diselenggarakan di tempat itu.
Pantauan SINDO, kegiatan pesta rakyat tersebut dimulai dengan festival perahu hias. Dengan menggunakan perahu yang dihias sedemikian rupa, ratusan warga secara bersama-sama menuju tengah laut untuk melakukan ritual Apitan.
“Ritual Apitan itu ritual yang dilakukan dengan menggelar doa dan makan bersama di tengah laut. Harapannya setelah ritual dilaksanakan, tangkapan ikan semakin meningkat dan berlimpah di musim depan,” ujar Solikin, ketua kelompok nelayan Tambak Lorok Kota Semarang disela kegiatan.
Solikin menambahkan, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari sedekah laut yang dilakukan beberapa pekan lalu. Menurutnya, kegiatan tersebut adalah agenda rutin yang dilakukan setiap tahun oleh masyarakat nelayan Tambak Lorok sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rejeki berupa ikan yang berlimpah.
“Ini bentuk syukur kami atas nikmat yang Tuhan berikan, untuk itu kami ingin berbagi kebahagiaan bersama seluruh masyarakat nelayan dengan menggelar pesta rakyat ini,” imbuh dia.
Kegiatan pesta rakyat tersebut ujar Solikin terselenggara atas kerjasama masyarakat nelayan Tambak Lorok dan Paguyuban Putra Daerah (Papda) Kota Semarang. Selain ritual Apitan, juga dilakukan kegiatan lain seperti festival perahu hias, lomba joget berhadiah dan juga pentas musik dangdut.
“Banyak kegiatan yang kami gelar hari ini (kemarin), intinya kami ingin memeriahkan pesta rakyat bagi nelayan di kampung ini,” pungkas Solikin.
Sementara itu Pembimbing Papda Kota Semarang, Arif Tri Laksono mengatakan, keikutsertaannya mendukung acara didasari kepedulian terhadap kampung nelayan. Pihaknya mengaku ingin mencoba memfasilitasi masyarakat untuk melaksanakan tradisi Apitan di Kampung nelayan.
"Kegiatan ini mengandung muatan kebudayaan lokal Indonesia yang dapat menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal. Dengan tetap menjaga nilai-nilai itu, maka persatuan dan keutuhan bangsa akan terus terjaga,” kata dia.
Sementara itu, gebyar pesta rakyat yang berlangsung kemarin menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat, terutama pentas dangdut dan lomba joget. Meski terik matahari begitu menyengat, ribuan masyarakat tetap antusias menyaksikan pertunjukan itu.
“Kalau kepanasan sudah biasa sehari-hari, tapi saya tidak terganggu karena sudah lama tidak ada hiburan di sini. Meskipun panas, saya tetap menyaksikan pertunjukan ini,” kata Istiana (45), salah satu warga Tambak Lorok, Kota Semarang.
Hal senada juga diungkapkan Dwiyati (29), warga lainnya. Meskipun panas, ia tetap semangat mengikuti acara-acara yang digelar, termasuk lomba joget Cesar. Usahanya itu tidak sia-sia, berkat kegigihannya Dwiyati berhasil menjadi juara satu dalam lomba tersebut.
“Seneng sekali, selain ramai saya juga dapat hadiah. Uang ini akan saya belikan solar untuk keperluan melaut suami,” kata dia sambil tersenyum.
Pantauan SINDO, kegiatan pesta rakyat tersebut dimulai dengan festival perahu hias. Dengan menggunakan perahu yang dihias sedemikian rupa, ratusan warga secara bersama-sama menuju tengah laut untuk melakukan ritual Apitan.
“Ritual Apitan itu ritual yang dilakukan dengan menggelar doa dan makan bersama di tengah laut. Harapannya setelah ritual dilaksanakan, tangkapan ikan semakin meningkat dan berlimpah di musim depan,” ujar Solikin, ketua kelompok nelayan Tambak Lorok Kota Semarang disela kegiatan.
Solikin menambahkan, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari sedekah laut yang dilakukan beberapa pekan lalu. Menurutnya, kegiatan tersebut adalah agenda rutin yang dilakukan setiap tahun oleh masyarakat nelayan Tambak Lorok sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rejeki berupa ikan yang berlimpah.
“Ini bentuk syukur kami atas nikmat yang Tuhan berikan, untuk itu kami ingin berbagi kebahagiaan bersama seluruh masyarakat nelayan dengan menggelar pesta rakyat ini,” imbuh dia.
Kegiatan pesta rakyat tersebut ujar Solikin terselenggara atas kerjasama masyarakat nelayan Tambak Lorok dan Paguyuban Putra Daerah (Papda) Kota Semarang. Selain ritual Apitan, juga dilakukan kegiatan lain seperti festival perahu hias, lomba joget berhadiah dan juga pentas musik dangdut.
“Banyak kegiatan yang kami gelar hari ini (kemarin), intinya kami ingin memeriahkan pesta rakyat bagi nelayan di kampung ini,” pungkas Solikin.
Sementara itu Pembimbing Papda Kota Semarang, Arif Tri Laksono mengatakan, keikutsertaannya mendukung acara didasari kepedulian terhadap kampung nelayan. Pihaknya mengaku ingin mencoba memfasilitasi masyarakat untuk melaksanakan tradisi Apitan di Kampung nelayan.
"Kegiatan ini mengandung muatan kebudayaan lokal Indonesia yang dapat menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal. Dengan tetap menjaga nilai-nilai itu, maka persatuan dan keutuhan bangsa akan terus terjaga,” kata dia.
Sementara itu, gebyar pesta rakyat yang berlangsung kemarin menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat, terutama pentas dangdut dan lomba joget. Meski terik matahari begitu menyengat, ribuan masyarakat tetap antusias menyaksikan pertunjukan itu.
“Kalau kepanasan sudah biasa sehari-hari, tapi saya tidak terganggu karena sudah lama tidak ada hiburan di sini. Meskipun panas, saya tetap menyaksikan pertunjukan ini,” kata Istiana (45), salah satu warga Tambak Lorok, Kota Semarang.
Hal senada juga diungkapkan Dwiyati (29), warga lainnya. Meskipun panas, ia tetap semangat mengikuti acara-acara yang digelar, termasuk lomba joget Cesar. Usahanya itu tidak sia-sia, berkat kegigihannya Dwiyati berhasil menjadi juara satu dalam lomba tersebut.
“Seneng sekali, selain ramai saya juga dapat hadiah. Uang ini akan saya belikan solar untuk keperluan melaut suami,” kata dia sambil tersenyum.
(rsa)