Kader Hanura launching Jendela Pendidikan Nusantara
A
A
A
Sindonews.com - Kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) tidak hanya berkutat pada politik pragmatis, namun juga konsen pada bidang lainnya. Satu di antaranya dalam bidang pendidikan, terutama dalam hal pendidikan karakter bagi generasi muda.
Sebagai implementasinya salah kader Hanura Julia Putri Noor melaunching Jendela Pendidikan Nusantara (JPN) DIY di UIN Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta.
Selain ditandai dengan pemasangan PIN JPN kepada pejabat teras UIN Suka, launching JPN DIY juga diisi dengan seminar pendidikan karakter di aula UIN setempat dan gerakan wakaf buku sebanyak 1928.
Julia Putri Noor yang distruktural DPP Hanura menjabat Ketua Perlindungan dan Kesejahteraan Anak Korda DIY mengatakan, selain untuk membekali ilmu bagi para generasi muda, JPN ini juga untuk memberdayakan perempuan.
“Karena itu, untuk pengurus JPN yang ada di DIY kebanyakan diisi oleh para ibu-ibu,” ungkap Julia saat launching JPN DIY, Rabu (25/9/2013).
Menurut Julia masalah kepemimpinan yang berkarakter bagi generasi muda ini penting. Sebab kondisi sekarang untuk jiwa kepemimpinan para pemangku jabatan sudah bias. Sehingga dengan adanya bekal ini, diharapkan dapat menjadikan dan menumbuhkan jiwa leadership bagi generasi muda.
“Untuk menunjang itu, kami bekerja sama dengan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar seminar pendidikan karaketer untuk generasi muda ini,” katanya.
Selain itu, bersamaan dengan kegiatan tersebut, juga melakukan gerakan wakaf buku 1928. Gerakan wakaf buku 1928 juga dimaksudkan untuk mengembalikan jiwa semangat pemuda, yaitu tekat pemuda Indonesia yang bersatu padu berjuangan untuk kemajuan bangsa dan negara.
Bukan jiwa yang terpecah belah, namun jiwa yang memiliki visi dan misi yang sama.
“Kerjasama dengan kampus ini juga baru yang pertama kali dan akan kami kembangkan lagi di tempat-tempat lain,” jelasnya.
Rektor UIN Suka Yogyakarta Musa Asy’arie mengatakan menyambut baik dengan adanya launching JPN dan gerakan wakaf buku 1928 tersebut.
Apalagi pendidikan merupakan modal utama pembangunan manusia, bangsa dan negara. Sebab terjadinya krisis pembangunan, berawal dari pondasi pembangunan yang salah, yaitu pembangunan dengan ekonomi, bukan dengan pendidikan.
“Selain itu, untuk pendidikan di Indonesia juga lebih mengutamakan pendidikan logika, tidak dikombinasikan dengan etika dan estetika. Karena itu, untuk keluar dari krisis, bukan hanya dengan menghapus ketidakadilan dan kesejahteraan yang menyentuh lapisan bawah, namun juga pembentukan karekter,” tandasnya.
Sebagai implementasinya salah kader Hanura Julia Putri Noor melaunching Jendela Pendidikan Nusantara (JPN) DIY di UIN Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta.
Selain ditandai dengan pemasangan PIN JPN kepada pejabat teras UIN Suka, launching JPN DIY juga diisi dengan seminar pendidikan karakter di aula UIN setempat dan gerakan wakaf buku sebanyak 1928.
Julia Putri Noor yang distruktural DPP Hanura menjabat Ketua Perlindungan dan Kesejahteraan Anak Korda DIY mengatakan, selain untuk membekali ilmu bagi para generasi muda, JPN ini juga untuk memberdayakan perempuan.
“Karena itu, untuk pengurus JPN yang ada di DIY kebanyakan diisi oleh para ibu-ibu,” ungkap Julia saat launching JPN DIY, Rabu (25/9/2013).
Menurut Julia masalah kepemimpinan yang berkarakter bagi generasi muda ini penting. Sebab kondisi sekarang untuk jiwa kepemimpinan para pemangku jabatan sudah bias. Sehingga dengan adanya bekal ini, diharapkan dapat menjadikan dan menumbuhkan jiwa leadership bagi generasi muda.
“Untuk menunjang itu, kami bekerja sama dengan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar seminar pendidikan karaketer untuk generasi muda ini,” katanya.
Selain itu, bersamaan dengan kegiatan tersebut, juga melakukan gerakan wakaf buku 1928. Gerakan wakaf buku 1928 juga dimaksudkan untuk mengembalikan jiwa semangat pemuda, yaitu tekat pemuda Indonesia yang bersatu padu berjuangan untuk kemajuan bangsa dan negara.
Bukan jiwa yang terpecah belah, namun jiwa yang memiliki visi dan misi yang sama.
“Kerjasama dengan kampus ini juga baru yang pertama kali dan akan kami kembangkan lagi di tempat-tempat lain,” jelasnya.
Rektor UIN Suka Yogyakarta Musa Asy’arie mengatakan menyambut baik dengan adanya launching JPN dan gerakan wakaf buku 1928 tersebut.
Apalagi pendidikan merupakan modal utama pembangunan manusia, bangsa dan negara. Sebab terjadinya krisis pembangunan, berawal dari pondasi pembangunan yang salah, yaitu pembangunan dengan ekonomi, bukan dengan pendidikan.
“Selain itu, untuk pendidikan di Indonesia juga lebih mengutamakan pendidikan logika, tidak dikombinasikan dengan etika dan estetika. Karena itu, untuk keluar dari krisis, bukan hanya dengan menghapus ketidakadilan dan kesejahteraan yang menyentuh lapisan bawah, namun juga pembentukan karekter,” tandasnya.
(lns)