Lagi, limbah perusahaan dikeluhkan warga
A
A
A
Sindonews.com - Limbah perusahaan yang bergerak di bidang pemotongan ternak PT Ciomas Adisatwa naungan PT Japfa yang berlokasi di Desa Bontotallasa, Kecamatan Simbang sangat meresahkan masyarakat. Pasalnya limbah dari perusahaan itu diduga mencemari lingkungan.
Menurut pengakuan salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, perusahaan yang telah beroperasi selama setahun ini sangat merugikan masyarakat.
Apa lagi pembuangan akhir limbahnya langsung ke sungai. Padahal aroma yang ditimbulkan sangat menyengat. Sebelum beroperasi pihak perusahaan telah berjanji tidak akan melakukan pencemaran lingkungan.
"Pada saat perusahaan akan dibangun ada perjanjian dengan warga sekitar bahwa perusahaan ini tidak akan menimbulkan pencemaran. Sementara saat ini pencemaran udara sudah sangat meresahkan. Belum lagi limbah yang dikeluarkan dari pabrik yang juga ada dibuang ke sungai," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (25/9/2013).
Dari pantauan, pada pembuangan limbah bagian belakang perusahaan terdapat tiga tabung penampungan besar yang masing-masing dihubungkan dengan pipa yang berukuran 20 inci. Dan ada juga pipa yang langsung ke sungai.
Menurut warga berinisial S, kegiatan pembuangan limbah biasanya dilakukan pada tengah malam. Sebenarnya, tiga tabung itu untuk menyaring limbah sehingga, pada pembuangan terakhir, limbah tidak berbahaya.
Namun, saat pembuangan dilakukan di malam hari, tak lagi melalui tabung-tabung itu, tetap langsung ke sungai.
Sementara itu Kepala HRD PT Ciomas Adisatwa Usman Fanay menampik adanya pembuangan limbah yang langsung ke sungai. Menurutnya, limbah dari perusahaan itu sebelum dibuang melalui tahap penyaringan sebanyak tujuh kali.
"Limbah perusahaan kami buang setelah melakukan penyaringan tujuh kali. Setelah itu dimasukan ke dalam kolam ikan sebagai bukti bahwa tidak berbahaya baru kemudian di alirkan ke sungai. Jadi tidak betul kalau kami membuang limbah murni," tampiknya.
Usman menjelaskan, untuk pengolaan limbah pihak perusahaan memiliki Ipal. Untuk pengolahnya menggunakan zat kimia terdiri bakteri, Anaerob dan aerob.
"Kalau bicara pencemaran udara, itu penilaiannya relatif. Karena memang itu soal udara itu tergantung dimana kita berada dan arah angin," ungkapnya.
Menurut pengakuan salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, perusahaan yang telah beroperasi selama setahun ini sangat merugikan masyarakat.
Apa lagi pembuangan akhir limbahnya langsung ke sungai. Padahal aroma yang ditimbulkan sangat menyengat. Sebelum beroperasi pihak perusahaan telah berjanji tidak akan melakukan pencemaran lingkungan.
"Pada saat perusahaan akan dibangun ada perjanjian dengan warga sekitar bahwa perusahaan ini tidak akan menimbulkan pencemaran. Sementara saat ini pencemaran udara sudah sangat meresahkan. Belum lagi limbah yang dikeluarkan dari pabrik yang juga ada dibuang ke sungai," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (25/9/2013).
Dari pantauan, pada pembuangan limbah bagian belakang perusahaan terdapat tiga tabung penampungan besar yang masing-masing dihubungkan dengan pipa yang berukuran 20 inci. Dan ada juga pipa yang langsung ke sungai.
Menurut warga berinisial S, kegiatan pembuangan limbah biasanya dilakukan pada tengah malam. Sebenarnya, tiga tabung itu untuk menyaring limbah sehingga, pada pembuangan terakhir, limbah tidak berbahaya.
Namun, saat pembuangan dilakukan di malam hari, tak lagi melalui tabung-tabung itu, tetap langsung ke sungai.
Sementara itu Kepala HRD PT Ciomas Adisatwa Usman Fanay menampik adanya pembuangan limbah yang langsung ke sungai. Menurutnya, limbah dari perusahaan itu sebelum dibuang melalui tahap penyaringan sebanyak tujuh kali.
"Limbah perusahaan kami buang setelah melakukan penyaringan tujuh kali. Setelah itu dimasukan ke dalam kolam ikan sebagai bukti bahwa tidak berbahaya baru kemudian di alirkan ke sungai. Jadi tidak betul kalau kami membuang limbah murni," tampiknya.
Usman menjelaskan, untuk pengolaan limbah pihak perusahaan memiliki Ipal. Untuk pengolahnya menggunakan zat kimia terdiri bakteri, Anaerob dan aerob.
"Kalau bicara pencemaran udara, itu penilaiannya relatif. Karena memang itu soal udara itu tergantung dimana kita berada dan arah angin," ungkapnya.
(lns)